4 - Berangkat bareng

20 6 0
                                    

Happy reading ....🤗

Pukul 07.00 WIB

Seorang gadis masih terlelap, ia setia menutupi tubuhnya dengan selimut tanpa ada niat untuk membuka matanya sedikit pun.

Tok-tok-tok!

Suara pintu yang diketuk terus-menerus membuat tidur gadis itu terganggu dan menggeliat. Ia mengucek matanya sambil menguap.

"Siapa?!" teriak gadis itu setengah sadar.

"Non! Non Tavisha sudah siap-siap? Ini sudah jam tujuh, Non," ucap Bi Ningrum setengah berteriak di luar kamar.

Sontak. Gadis itu membuka matanya kemudian melirik ke samping melihat alarm di atas nakas dan benar saja, Tavisha kesiangan. Dengan cepat, ia berlari menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Tavisha sudah keluar dari kamar mandi. Gadis itu tidak mandi dan hanya mencuci muka dengan gosok gigi saja karena memang waktunya tidak cukup untuk mandi.

Dengan tergesa-gesa ia bersiap-siap, berharap semoga tidak ada barang yang tertinggal. Setelah siap dengan seragam juga tasnya, Tavisha segera turun ke bawah.

Tavisha memakai sepatunya di ruang tamu, gadis itu berteriak kepada Bi Ningrum menanyakan apakah bekalnya sudah siap atau belum? Akan tetapi, Bi Ningrum mengatakan jika bekal itu belum sempat dibuatkan. Ia menyuruh Tavisha untuk menunggunya sebentar.

Gadis itu melirik arloji di tangannya, sudah pukul 07.15 WIB. Ia benar-benar akan terlambat jika tidak berangkat sekarang. Tavisha, langsung saja berlari tanpa peduli dengan bekalnya itu.

Tavisha berlari secepat mungkin menuju jalan raya. Setelah tiba di sana, ia menunggu angkot ataupun bus yang lewat, tetapi sayang tidak ada satu pun kendaraan umum yang lewat. Gadis itu membuang napasnya kasar, ia semakin panik.

Tiba-tiba ada mobil sport berwarna merah berhenti tepat di hadapannya. Gadis itu mengernyit, bertanya dalam hati. "Siapa?"

Pintu mobil itu terbuka dan keluarlah seorang laki-laki bertubuh tinggi yang memakai seragam mirip seperti Tavisha. Itu artinya, laki-laki itu bersekolah di sekolah yang sama dengannya juga.

Laki-laki itu berjalan menghampiri Tavisha yang terdiam di tempatnya.

"Lo!" Kaget Tavisha saat laki-laki itu tepat di depannya. Orang itu adalah Atlas Mahatma Archard. Laki-laki yang tadi malam baru saja menjadikannya pacar tanpa mendapat persetujuan darinya.

"Naik!" suruhnya tanpa basa-basi sambil membukakan pintu mobil untuk Tavisha.

Tavisha ingin berlari. Namun, ia kalah cepat dengan Atlas yang sudah menahan tangannya. Gadis itu memberontak meminta dilepaskan, tetapi malah didorong paksa hingga dirinya sudah berada di mobil tersebut.

"Lo kenapa, sih? Suka banget maksa orang yang gak mau," dumel Tavisha saat laki-laki itu berada di sampingnya.

"Pake seat belt lo!" suruh Atlas, tanpa memedulikan ocehan Tavisha.

Dengan wajah ditekuk, gadis itu menuruti apa yang disuruh Atlas. Ia juga tidak ingin jika berlama-lama bersama laki-laki pemaksa yang sangat menyebalkan.

Setelah selesai, Atlas pun menyalakan mesinnya dan mulai menancap gas membelah jalanan kota yang ramai.

Hening, tidak ada percakapan di antara mereka, Atlas yang tidak tahu harus membicarakan apa dan Tavisha yang lelah bicara karena Atlas tidak pernah menanggapinya.

Sampai akhirnya mobil Atlas sudah terparkir di SMA Gemintang. Tadinya Tavisha mengira, mereka tidak akan diizinkan masuk karena gerbang sudah dikunci. Namun, ternyata Atlas sudah kenal dekat dengan satpamnya.

Gadis itu turun dari mobil, kemudian membanting pintunya hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Ia melenggang pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih kepada Atlas.

Dia berjalan menelusuri koridor yang sudah sepi, mungkin karena kegiatan belajar mengajar sudah dimulai. Tavisha tiba di depan kelasnya kemudian menarik napasnya panjang berdoa semoga belum ada guru yang mengajar. Perlahan, ia membuka pintu kelasnya dan mengucapkan salam.

Gadis itu sangat beruntung karena guru mata pelajarannya hari ini sedang izin tidak masuk. Itu artinya Tavisha tidak akan kena hukuman karena terlambat. Ia berjalan menuju tempat duduknya yang sudah ada Sasa di sana.

"Tumben telat," ucap Sasa. Saat Tavisha duduk di sampingnya.

Tavisha menjawab seadanya jika ia terlambat bangun hari ini. Mereka pun lanjut mengobrol dari yang penting sampai tidak penting mereka bicarakan.

Kring!

Bel istirahat berbunyi, dua orang sahabat yang sedang asyik mengobrol seketika menghentikan obrolannya.

Mereka berdua pun pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Apalagi, tadi pagi Tavisha tidak sarapan bawa bekal pun tidak. Setelah tiba di kantin Sasa langsung memesan makanan untuk mereka, sementara Tavisha duduk menunggu di tempat biasa.

Tidak butuh waktu lama, makanan pun datang. Tavisha langsung melahap makanan tersebut seperti orang yang tidak pernah makan.

"Pelan-pelan, Tav itu baksonya masih panas," tegur Sasa, tetapi tidak digubris oleh gadis itu.

Tiba-tiba Atlas dan sahabatnya yang bernama lengkap Giandra Virgoniel datang menghampiri mereka.

"Selamat makan, pacar!" ucap Atlas lalu duduk di hadapan Tavisha yang sibuk memakan baksonya.

"Pacar?!" pekik Sasa membuat semua orang yang berada di kantin menoleh ke arah mereka tak terkecuali juga Claruna dan Zeline.

"Gak usah didengerin, Sa! dia orang gila!" ucap Tavisha melirik sinis ke arah Atlas.

Atlas tidak marah dikatakan seperti itu oleh Tavisha, ia malah tersenyum sambil menumpu dagunya dan memerhatikan gadis itu secara intens. Perempuan-perempuan yang lewat histeris melihat dirinya yang tersenyum bahkan ada yang langsung memotretnya seperti baru saja melihat fenomena alam yang jarang sekali terjadi. Atlas memang tidak pernah menampakkan senyumnya di depan semua orang bahkan Atlas dijuluki laki-laki penggaris karena ekspresinya yang selalu datar.

"Demi apa? Atlas senyum woi!"

"Ganteng banget, tolong!"

"Mimpi apa gue semalem bisa liat senyuman Atlas yang manis?"

Begitulah kira-kira omongan perempuan-perempuan penggemar Atlas yang selama ini mengagumi laki-laki itu. Untuk pertama kalinya Atlas memberikan senyumannya di depan semua orang dan itu karena Tavisha.

Tavisha memutar bola matanya malas, menurutnya penggemar Atlas terlalu berlebihan. Mungkin, mereka tidak tahu kelakuan laki-laki itu yang sebenarnya seperti apa. Baginya Atlas adalah orang yang paling menyebalkan di dunia dan selalu memaksa meskipun orang tersebut tidak mau mengikuti kemauannya.

Jangan lupa vote and coment guys:*
Thank you and see you next part...

❤️❤️❤️❤️❤️

I am Hurt [TELAH TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin