Part 2 - Kyra

78 27 6
                                    

Arya's POV

Aku tersenyum memperhatikan gadis yang berjalan mendahului ku beberapa langkah itu. Sepertinya ia kesal karna perdebatan kecil kami tentang film yang kami tonton kali ini. Padahal ia sendiri yang mengusulkan untuk suit, tapi ia sendiri yang kesal karna kalah. Lucu sekali memang.

Lihatlah tingkahnya, ia sama sekali tak menoleh ke arahku. Bahkan sampai kami berada di depan loket pembelian tiket. Ingin rasanya kucubit pipinya yang sudah pasti menggembung karena marah. Haha

"Frozen kan?" Tanyaku padanya.

Matanya yang sejak tadi enggan menatapku itu seketika berbinar.

"Iya! Frozen aja." Jawabnya sedikit merajuk.

Ya Tuhan, kenapa dia menggemaskan sekali saat merajuk seperti itu. Jantungku bahkan sampai berdebar dibuatnya.

"Iya, untuk Kyra tersayang apa sih yang nggak." Balasku sengaja menggodanya. Dan berhasil, gadis itu memicingkan matanya kearah ku yang seketika membuatku tergelak.

"Jijik lo." Balasnya dengan tangan yang ikut serta menepuk kencang lenganku.

"Tuh, bar bar banget jadi cewek emang. Padahal katanya gadis jawa itu lemah lembut, nah lo malah nggak ada lembut lembutnya." Protesku dengan ekspresi sakit yang sengaja kubuat-buat.

"Udah diem!" Ketusnya.

Kyra lalu merogoh-rogoh tas slempang kecil favoritnya.

"Nih, daripada ngedumel mulu. Pusing gue dengernya."

Aku tak menjawab karna mulutku telah dijejali sebuah bubble gum rasa strawberry yang berasal dari sling bag nya tadi. Sebagai balasan aku hanya memutar bola mataku malas.

Kami memilih untuk duduk di tempat yang tak begitu ramai sembari menunggu jadwal tayang film Frozen 2 yang sebenarnya sudah pernah kutonton sebelumnya.

Selalu saja begitu. Aku bahkan tak pernah bisa menolak permintaannya. Meskipun kami harus berdebat dan berujung dengan Kyra yang kesal padaku, tapi aku selalu menuruti keinginannya. Senyumnya yang muncul saat ia tahu aku tak pernah menang darinya, selalu membuatku ketagihan dan ingin mengulangnya lagi dan lagi.

Aku menatap gadis di sebelahku yang tengah menyandarkan punggungnya dengan malas. Sesekali jarinya bergerak memasukkan pop corn caramel yang dipangkunya.

"Kenapa bengong aja?" Tanyaku.

Kyra mengerjap, lalu menoleh ke arahku.

"Lagi mikir aja." Jawabnya tanpa menatapku.

"Mikirin apa? Gue disini. Nggak usah dipikirin segitunya." Ujarku penuh percaya diri yang kuyakini akan berakhir dengan cibiran gadis itu.

"Iya, gue lagi mikirin lo." Jawabnya yang membuatku seperti tersengat listrik.

Ada perasaan geli yang menelusup ke perut lalu membuncah di dada mendengar pengakuannya yang tengah memikirkanku.

"Lah? Tumben. Kenapa emang?" Tanyaku sebisa mungkin menahan ekspresi bahagiaku.

"Kalo lo punya pacar, nanti gue jalan sama siapa ya?" Matanya yang tiba-tiba menyorot kedalam mataku itu memancarkan ekspresi kekhawatiran, dan itu jujur membuatku gugup.

Ekspresi apa itu. Kyra khawatir jika aku meninggalkannya? Atau apa?

Aku tertawa. Mencoba menutupi rasa gugupku.

"Kenapa tiba-tiba mikir gitu coba. Random amat jadi orang." Kilahku.

"Yakan lo udah dewasa. Udah saatnya lo punya pasangan."

HealerWhere stories live. Discover now