Part 10 - Jawaban

25 5 0
                                    

Enjoy reading!

Code mixing alert!

Tandain ya kalo ada typo.

"Lo tau nggak, apa yang sebenernya gue pengenin?"

Lelaki itu mengunci tatapannya pada gadis di hadapannya. Membiarkan dirinya tenggelam di dalam mata gelap yang sering memancarkan luka tanpa disadari pemiliknya itu.

"Apa?" Kyra bertanya dengan suara tercekat. Tenggorokannya terasa kering, jantungnya terasa menghentak dadanya dengan keras karena tatapan dalam yang diberikan oleh lelaki itu.

"Lo, Ra."

****


Kyra menjilat bibirnya yang terasa kering. Sepertinya, ia tahu kemana arah pembicaraan ini. Gadis itu menghela napasnya.

"Gue tau."

"Lo, udah tau soal perasaan gue ke lo?" Arya bertanya dengan hati-hati.

"Yeah, gue tau. I mean, everyone keeps telling me about that."

Gadis itu menjeda ucapannya.

"But, I haven't really understood yet. Think I need more time to get used to the new situation between us. Ini bener-bener hal baru buat gue. Gue butuh waktu buat memahami diri gue, perasaan lo, dan hal-hal lainnya."

Arya mengangguk mengerti. Ia paham dengan maksud Kyra. Gadis itu tak pernah berurusan dengan hal-hal berbau asmara sebelumnya, sampai Arya datang dan memaksa gadis itu untuk mengerti.

Selama ini Arya selalu membagi banyak perhatian pada gadis itu, dengan maksud memberi kode tentang perasaannya. Namun harapan lelaki itu seperti harus ia telan kembali, saat Kyra tak kunjung menyadari bahwa Ia menaruh hati pada gadis itu.

"Sebenernya ini bukan hal baru buat gue. Yang lo denger dari anak-anak itu bener, gue bahkan udah ada rasa sama lo sejak awal kita deket." Arya diam, menunggu reaksi Kyra.

Ia pikir ini adalah pilihan yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya pada gadis itu.

Kyra memejamkan kedua matanya sejenak.

"Why didn't you tell me?"

"Karna gue nggak mau lo ngejauhin gue, Ra. Gue nggak masalah kalo lo cuman anggep gue sahabat lo."

"Tapi semakin kita deket, lo pasti tanpa sadar berharap kita bisa jadi lebih dari sekedar sahabat, kan?" Kyra tak memberi jeda pada ucapan Arya.

Lelaki itu tampak menghela napas dengan berat.

"Unfortunately, yes." Jawabnya terdengar lemah.

"Dan gue minta maaf, kalo permintaan gue tempo hari malah bikin lo semakin berharap."

Kyra menundukkan kepala hingga keningnya menyentuh meja.

"Hei, you alright?" Arya tampak khawatir. Kedua tangannya bergerak membingkai kepala gadis itu, lalu mengangkatnya.

"Gue bingung, Arya." Kedua netra gadis itu tampak berkaca-kaca.

"Kata orang gue nggak peka. Tapi gue nggak bermaksud gitu. Gue beneran nggak tau soal perasaan lo."

"Lo nggak salah Kyra. Ini salah gue, karna gue nggak jujur sama lo sejak awal."

"Dan sekarang, gue takut lo bakal ngejauh karna gue udah dengan lancang ngelanggar border line lo."

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang