Pangeran Tampan Yang Kehilangan Senyumnya

541 128 20
                                    

Rara POV

Aku terbangun di pagi hari.
Masih dalam kamar megah yang aku masuki kemarin.

Apa ini?
Jadi semuanya bukan mimpi?

"Selamat pagi nona, apa anda tidur nyenyak semalam?" Tanya salah satu pelayan kemarin,

Aku mengangguk, dengan bingung.
Dia tersenyum sambil berjalan ke arah kamar mandi yang ada dalam kamar. Membukakan pintunya dan mempersilahkan aku masuk.

Begitu aku beranjak dari kasur, salah satu pelayan lainnya bergegas merapikan tempat tidurku. Sedangkan satu pelayan lainnya membuka lemari untuk mengambil beberapa helai pakaian.

.

Aku berkaca.
Menatap pantulan diriku yang telah mengenakan gaun pink selutut berlengan panjang di cermin. Rambut panjangku telah disisir rapi.

Kini aku terasa seperti bukan aku.
Tak ada lagi diriku yang dekil, kotor, berantakan dan bau.

"Mari nona, saya antar bertemu nyonya dan tuan muda." Ucap salah satu pelayan tadi,

Aku mengangguk dan bergegas ikut dengannya menuju lantai satu.

Kulihat wanita paruh baya kemarin tengah duduk di sofa dengan si pangeran tampan.

"Selamat pagi Rara ..."

Wanita paruh baya itu menyapaku. Dengan senyum hangatnya yang mengembang sama seperti kemarin. Tapi penampilannya jauh berbeda dari kemarin.

Kemarin dia hanya mengenakan pakaian sederhana. Tapi hari ini ... Dari pakaiannya aku bisa langsung tau, bahwa dia memang seseorang yang kelasnya jauh di atasku.

"Selamat pagi." Balasku yang tak tau harus memanggilnya dengan sebutan apa,

Tiga orang pelayan di belakangku bergegas pergi.

"Perkenalkan, ini putra saya ... Lee Midam." Ucap wanita itu sambil memegang bahu si pangeran tampan,

Aku langsung membungkuk, "Saya ... Rara." Ucapku kikuk,

Si pangeran tampan itu hanya terdiam dengan raut wajah dingin.

Kesedihan terpancar jelas dari kedua matanya yang telah kehilangan fungsi untuk melihat itu.

"Midam, dia Rara. Gadis yang telah mama cari keberadaannya selama ini."

Kedua mataku membelalak.
Beliau mencari keberadaanku selama ini?

Apa maksudnya?
Apa beliau mengenalku?

"Kalian akan menikah besok dan Rara akan tinggal di sini selamanya sebagai pedamping kamu. Jadi kamu gak perlu merasa takut lagi kalau besok mama pergi, karena sekarang ada Rara di samping kamu."

Pangeran tampan itu masih tak memasang ekspresi apapun mendengar perkataan mamanya.

Beliau beralih menatapku, "Rara sayang, mungkin hidup saya tak akan lama lagi karena kanker yang saya derita. Jadi saya minta, kamu harus selalu ada di samping putra saya, untuk menjaga dan merawatnya setelah saya pergi."

Kali ini aku bingung harus bereaksi seperti apa. Disaat beliau lagi-lagi mengucapkan perkataan yang membuatku kaget bukan main.

.

Setelahnya, aku bicara 4 mata dengan beliau di kamarku.

"Setelah menjadi pendamping putra saya, kamu bisa sekolah dan melakukan kegiatan apapun yang kamu inginkan."

"Dari banyaknya gadis di dunia ini, kenapa saya?" Tanyaku bingung,

Dia tersenyum begitu hangat, lalu memberiku selembar foto. Yaitu foto dua pasang suami istri beserta seorang anak laki-laki dan perempuan. Aku benar-benar terkejut, aku tau anak perempuan dalam foto yang merupakan diriku sendiri, mungkin umurku baru 5 tahun waktu itu.

Sepasang suami istri yang berdiri di belakangku adalah orang tua kandungku yang telah wafat, sementara wanita paruh baya yang dalam foto terlihat masih begitu muda berdiri di samping seorang laki-laki tampan yang kuyakini adalah suaminya. Dan anak laki-laki yang berdiri di sampingku ... Aku bisa langsung mengenalinya, dia adalah si Pangeran Tampan.

"Kamu pasti tak ingat sewaktu keluarga kita mengambil foto ini. Saya adalah teman lama mendiang orang tua kamu. Saya, juga mendiang suami saya begitu mengenal mendiang orang tua kamu dengan baik. Setelah mereka wafat, saya berusaha keras mencari kamu, walau butuh waktu lama, saya bersyukur akhirnya bisa menemukan kamu, Rara." Ucap beliau seraya memelukku begitu erat.

Aku seolah membeku, rasanya masih tak menyangka dengan apa yang terjadi.

"Bisa kamu janji satu hal?" Tanyanya,

"Apa?"

"Jangan pernah tinggalkan putra saya. Hiduplah di sisi dia selama masa hidupnya. Walau dia dingin bukan main, walau mungkin akan sulit bagi dia untuk menerima kehadiran kamu di sini. Saya harap, kamu tak akan pernah pergi dari sisinya."

Aku lihat kedua matanya mulai berkaca-kaca. Beliau masih menatapku dengan senyum hangatnya yang mengembang.

"Setelah pernikahan kalian besok, saya akan pergi ke Jerman untuk menjalani pengobatan, tapi mungkin ... Kesempatan saya untuk sembuh sama sekali tidak ada."

~

Keesokan harinya ...
Aku dan si pangeran tampan bernama Lee Midam itu benar-benar menikah. Membuatku resmi menjadi pendamping hidupnya, di usiaku yang baru 17 tahun ini.

Dan di hari ini juga, mama kak Midam yang biasa dipanggil nyonya Lee itu pergi ke Jerman untuk menjalani pengobatan.

Sebelum pergi, beliau mengijinkanku untuk memanggilnya dengan sebutan Mama.

Aku memanggil mama kak Midam dengan sebutan Mama. Air mata ku tak terbendung lagi begitu memanggilnya mama.

Beliau memelukku dengan hangat.
Pastinya beliau mengerti, bahwa aku si gadis malang ini benar-benar merindukan sosok mama yang telah pergi dari hidupku dua tahun lalu.








































Lanjut gak?
Vote dan komen yaa😉

The Fairy And The Witch || Lee Midam✔Where stories live. Discover now