Kenyataan atau Mimpi?

612 138 23
                                    

Rara POV

Seorang pelayan mempersilahkan aku untuk masuk ke sebuah kamar bernuansa pink.

Begitu aku masuk, dua orang pelayan lainnya membungkuk. Salah satu dari mereka tengah menyiapkan piyama tidur di atas kasur, sedangkan yang satunya mempersilahkan aku untuk masuk ke kamar mandi.

Perlahan aku berjalan menuju kamar mandi, lalu melihat kamar mandi mewah yang tak pernah aku lihat sebelumnya.

Bathtub yang telah diisi air hangat dan ditaburi kelopak mawar mewar. Berbagai peralatan mandi yang tertata rapi di meja samping bathtub. Juga sebuah cermin besar yang menempel di dinding.

Begitu pelayan tadi meninggalkanku dan menutup pintu, aku melepas seluruh pakaian dan berendam di air hangat bertaburkan kelopak mawar dalam bathtub.

Aku terdiam.
Sambil terus terpikir Apa maksud semua kejadian aneh nan tiba-tiba ini? Kenapa aku mendadak bertemu seorang wanita paruh baya dan dibawanya ke rumah megah ini?

Begitu keluar dari kamar, beberapa orang pelayan membantuku memakai piyama sutra yang tak pernah sekalipun aku pakai selama ini.

Aku lihat di atas meja dalam kamar telah tertata berbagai macam hidangan.

"Selamat makan, nona." Ucap salah satu pelayan sambil membungkuk,

Aku mengangguk kebingungan.
Walau langsung melahap hidangan-hidangan di atas meja karena lapar.

Setelah makan, tiga orang pelayan tadi membawaku menuju salah satu kamar lain yang letaknya tak jauh dari kamarku. Masih di lantai dua.

Tok tok tok!

"Tuan muda, saya membawa gadis yang tadi dibawa nyonya ke sini." Ucap salah satu pelayan sambil membuka pintu kamar perlahan,

Tapi baru juga pintu terbuka sedikit ... "Pergi. Saya gak mau ketemu siapapun."

Ucap laki-laki yang dipanggil Tuan Muda dalam kamar itu dengan dinginnya.

Sekilas, aku melihat wajahnya.
Wanita paruh baya tadi berbohong lagi, dia bilang putranya tidak tampan kan? Sebuah kebohongan besar! Putranya tampan. Wajahnya seperti pangeran.

Tapi aku rasa ... Ada satu dari beberapa kalimat yang diucapkan wanita paruh baya tadi yang bukan kebohongan.

Yaitu putra tunggalnya divonis mengalami kebutaan seumur hidup. Iya, si laki-laki tampan dalam kamar itu buta.

"Anda bisa bertemu tuan muda besok. Sekarang silahkan beristihat nona." Ucap pelayan tadi setelah mengantarku kembali ke kamar,

Dia dan dua pelayan lainnya membungkuk dan langsung pergi meninggalkanku sendirian di kamar megah bernuansa pink ini.

Aku merebahkan diri di atas kasur yang terasa empuk sekali. Dan menutupi ujung kakiku sampai dada dengan selimut tebal yang terasa hangat bukan main.

Lagi-lagi aku terpikir, Apa maksud semua kejadian ini? Kenapa aku mendadak dibawa ke rumah megah ini, diperlakukan layaknya seorang putri bahkan dipertemukan dengan laki-laki tampan layaknya pangeran? Kehilangan penglihatan sama sekali tak mengubur fakta bahwa parasnya memang tampan.

Setelah puluhan menit terpikir semua itu, aku tersenyum. Aku tau jawabannya.

Mau tau apa jawabannya?

Ini semua hanyalah mimpi.
Bunga tidur.

Pasti setelah terbangun nanti, aku masih terbaring di atas kardus yang selalu aku jadikan alas untuk tidur di jalanan dengan Chichu si kucing malang dalam dekapanku. Seperti biasanya.

Jadi sekarang, boleh kan aku tidur dengan bahagia di atas kasur empuk ini sebagai tanda menikmati mimpi indah yang jauh berbeda dari realita hidupku ini?



























Cerita ini kayanya tiap chapter gak akan terlalu panjang isinya:)
Lanjut gak?
Vote dan komen yaa😉

The Fairy And The Witch || Lee Midam✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ