"SELAMAT PAGI" teriak Naya seraya menuruni tangga.

"Jangan teriak-teriak, kan Mama udah sering bilang sama kamu" nasehat Audrey.

"Maaf Ma, sengaja" ucap Naya cengengesan.

Naya menarik kursinya, ia duduk di sebelah Devan yang sedang memainkan ponselnya. Lalu disusul Elang yang duduk di seberang Naya, sorot matanya tidak lepas dari Naya yang tampak risih.

"Ngapain kamu liat anak saya begitu?" ucap Alvaro dingin.

Elang mengalihkan pandangannya pada Alvaro. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ternyata sedari tadi Alvaro memperhatikannya.

"Calon istri saya cantik" celetuk Elang membuat Naya yang sedang memakan roti jadi tersedak. Devano yang berada di samping Naya pun menyodorkan segelas air, lalu ia menatap tajam ke arah Elang.

"Ga akan saya restuin" ucap Alvaro ketus.

"Setuju" sahut Devin.

"Devan juga"

"Naya malahan setuju banget" ucap Naya menggebu-gebu.

Elang yang mendengarnya pun mencebikkan bibir kesal. Ia tidak menyangka bahwa calon mertuanya dan Kakak iparnya sangat menyebalkan. Lain halnya dengan Audrey, ia terkekeh geli melihat tingkah laku Elang.

"Assalamualaikum"

Sontak mereka mengalihkan pandangannya ke arah pintu, disana berdiri seorang laki-laki yang mengenakan ripped jeans hitam dipadukan dengan hoodie army.

"Waalaikumsallam" jawab mereka bersamaan.

"Hai Satria, jadi kita ke toko bukunya?" tanya Naya yang sudah berada di hadapan Satria.

"Jadi dong, udah sarapan?" tanya Satria.

"Udah kok. Kalo gitu lo duduk di sofa dulu ya, gue ganti baju bentar" ucap Naya diangguki Satria.

Elang sedari tadi yang melihat interaksi mereka pun mengepalkan tangannya. Ingin rasanya mencabik-cabik wajah Satria yang menurutnya sok-kegantengan, padahal faktanya Satria memang ganteng.

"Hareudang hareudang hareudang, panas panas panas" ucap Alvaro memanas-manasi Elang.

Tidak lama pun Naya turun dari tangga. Ia terlihat cantik dengan celana jeans hitam dan kaos putih seraya menenteng sling bag ditangannya. Penjepit rambut yang Naya gunakan menambah kesan imut pada Naya.

"Ma, Pa Naya pamit ke toko buku sama Satria ya"

Sontak Elang berdiri dari duduknya, "Elang ikut!"

"Ap-" baru saja Naya akan protes, Audrey terlebih dahulu memotong ucapan anaknya.

"Udah ikut aja, kasian loh Elang pagi-pagi sekali kerumah cuma buat ajak kamu main"

Elang tersenyum mengejek pada Naya yang tampak kesal. Ia sangat berterimakasih karena Audrey yang sudah membelanya.

"Kalo gitu Naya pamit"

"Hati-hati dijalan ya" nasehat Audrey seraya mengelus rambut anaknya.

Naya dan Elang pun mengangguk. Mereka menghampiri Satria yang masih duduk di sofa.

"Ayo Sa, kita berangkat" ucap Naya lalu menarik tangan Satria begitu saja meninggalkan Elang.

"Untung sayang" gumam Elang lalu ikut menyusul mereka.

Elang mencekal tangan Naya yang akan memakai helm. Ia mengambil helm tersebut lalu menyerahkan kembali pada Satria.

"Naya sama gue, lo berangkat sendiri" ucap Elang datar.

"Apaan sih lo, gue berangkat sama Satria!" protes Naya.

"Mendingan naik mobil aku sayang, adem ada AC nya"

"Yaudah Satria juga ikut"

"Tapi-"

"Kalo ga mau juga gapapa, gue berangkat bareng Satria"

Elang menghela nafasnya kasar, "iya!"

Naya tersenyum senang. Ia pun menarik tangan Satria memasuki mobil Elang, menghiraukan tatapan tajam Elang.

Elang masuk ke dalam mobil, "pindah duduk di depan Nay"

"Enakan duduk di belakang sama Satria" jawab Naya.

Elang mengeram kesal. Ia benar-benar terlihat seperti supir. Dengan kesal ia melajukan mobilnya seperti orang kesetanan, masa bodo dengan Naya dan Satria yang ada dibelakangnya. Sekali-kali mereka harus diberi pelajaran.

TBC

Hallo readers

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hallo readers...
Jangan lupa untuk vote dan coment sebanyak-banyaknya 💋

Follow juga Instagram @aniintnputri_

NEXT?

MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]Where stories live. Discover now