Chapter 27

2.1K 157 6
                                    

Suasana meja makan ramai dengan suara piring, pisau, dan garpu. Sejak awal makan Bright dan Win hanya bertukar senyum, tidak atau belum bertukar kalimat sama sekali. Keduanya tegang, takut dengan obrolan yang akan mereka lakukan nanti. Kimmon berinisiatif untuk mencuci piring, sedangkan Gunsmile sudah duluan masuk ke dalam kamar Bright. "Win, kakak di kamar ya." ucap Kimmon lalu masuk ke dalam kamar Bright. Win hanya mengangguk, pandangannya masih tertuju meja makan karena ia menghindari bertatap dengan Bright. Win tidak sadar, Bright juga melakukan hal yang sama. Keduanya terdiam selama 5 menit, kemudian keduanya sama-sama mengangkat kepalanya, dan keduanya sama-sama saling menatap dalam diam.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Bright memecah keheningan.

"Aku..." Win memainkan kedua tangannya, gugup. "Aku dengar rumor yang beredar sekarang..." kali ini Bright menelan ludah. "Aku cuma mau bilang, aku gak marah..."

Bright tidak tahu harus senang atau sedih mendengarnya. "Apa maksudmu gak marah?"

"Aku.. aku mencintaimu, Bright. Aku terima kamu seutuhnya. Masa lalumu pun aku terima, jadi kalau rumor itu benar..."

Bright yang sedari tadi duduk langsung berdiri dan berjalan menuju Win sambil mencengkram lengannya. "Jadi kamu percaya itu anakku?!" tanya Bright dengan nada tinggi.

"Bright... sakit.." Win merintih kesakitan namun sepertinya Bright tidak mendengarnya. "Aku percaya padamu, Bright. Aku hanya mempersiapkan diri apabila yang ingin kau bicarakan sekarang adalah tentang kau seorang ayah dari..."

"ITU BUKAN ANAKKU, WIN!" kali ini Bright berteriak.

"Apa kau yakin? Kita belum bisa tes dna karena anak itu belum lahir. Kalau sekarang kamu bilang itu bukan ayah dari anak itu dan saat dites ternyata hasilnya positif.."

"KENAPA KAMU GAK PERCAYA SAMA AKU?!" Bright melepas cengkramannya. Ia berjalan menjauhi Win lalu mengacak rambutnya karena kecewa Win tidak mempercayainya.

"Aku mau, ok? But I can't help it. Sejarahmu panjang dengan wanita. Gak heran kalau suatu saat ada yang hamil anakmu. Aku ingin percaya, Bright. Sungguh, tapi sekarang aku gak bisa karena ada nyawa yang butuh seorang ayah. Kalau kita telantarkan, kita yang jahat." Win berdiri dari duduknya, berjalan perlahan menuju Bright. "Aku akan tetap berada di sisimu, Bright." Win kini berdiri di belakang Bright. "Kamu tahu kan aku mencintaimu dari sejak pertama kita bertemu." Win menyandarkan kepalanya ke punggung Bright. "Kita akan lalui ini bersama." Win ingin meraih tangan Bright, namun Bright langsung menepisnya.

Bright membalikkan badannya dan Win dapat melihat air mata menetes dari mata Bright. "Kamu tau gak Win alasan kenapa aku main cewek? Karena aku sedang mencari orang yang tepat, yang gak lihat harta orang tuaku, gak lihat status kakekku, tapi semua cewek yang deketin aku ternyata mengincar itu. Sampai aku ketemu kamu, aku bisa rasain kamu mencintaiku karena aku adalah aku. Aku punya rahasia yang selama ini aku simpan tapi aku selalu simpan karena aku gak mau ngerusak mimpi kamu." Win ingin menghapus air mata Bright yang masih mengalir rasanya, namun setiap kali Win mendekat Bright selalu menghindar. "Aku mandul." Win membatu mendengarnya. "Wai Gong selalu minta kita sekeluarga untuk periksa kesehatan rutin tiap tahunnya. Tahun lalu, aku iseng mau periksa kesehatan kelaminku karena aku sudah mulai tidur bersama banyak wanita dan ternyata apa yang kudapat? Spermaku tidak sehat. Aku bisa tidur dengan ribuan wanita dan tidak akan ada yang bisa hamil karena aku tidak bisa memberikan mereka anak." Bright sudah berhenti menangis namun Win masih melihat kesedihan di wajahnya. "Aku ingin bicarakan hal ini padamu namun kau terlihat bahagia saat membicarakan Alice dan Robin, dan aku gak mau merusak kebahagiaanmu."

"Bright, aku..." Win ingin meminta maaf, ingin bilang bahwa ia salah namun Bright memotong kalimatnya.

"Sebenarnya aku kecewa sama kamu, Win. Aku kira kamu akan lebih percaya sama aku, mau dengerin aku dulu daripada langsung percaya pada rumor tanpa dengerin aku dulu."

PerjodohanWhere stories live. Discover now