Chapter 12

2.6K 225 7
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Win, ini udah bener belum?'' Bright menaruh belanjaan yang ia pilih setelah berdiskusi dengan temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Win, ini udah bener belum?'' Bright menaruh belanjaan yang ia pilih setelah berdiskusi dengan temannya.

"Udah bener kok.'' Win mendorong kereta belanja setelah Bright menaruh barang. Bright yang sedari awal belum tahu apa saja yang Win beli melihat isi keranjang.

"Lo beli roti tapi gak beli selainya? Cuma keju.''

''Iya, gue biasa makan roti pake telor ama keju. Lo mau pake selai apa?''

"Selai kacang. Lo suka?''

"Engga. Gue alergi kacang.''

"Oh...'' Bright mengangguk lalu kembali terdiam.

"Mau beli selai kacang?'' tanya Win.

"Gak ah, cuma gue yang makan. Sayang.''

"Gak papa, beli yang kecil aja.''

"gak usah ya Vitamin, lo sendiri yang bilang kalo misalkan kita mengambil keputusan yang disepakati berdua. Kalo lo alergi mending ga usah, daripada nanti lo ga sengaja makan dan alergi lo kambuh gue yang ribet. Lagian gue masih bisa hidup tanpa kacang.'' Mereka berdua berjalan melewati makanan ringan dan tangan Bright mengambil beberapa makanan ringan tanpa henti.

"Jangan banyak-banyak, buat seminggu aja.'' Win mengembalikan beberapa makanan ringan yang sudah diambil Bright ke rak.

"Ck.'' Bright hanya mendecakkan lidahnya. Win tersenyum. Dadanya terasa hangat ketika Bright memutuskan untuk tidak membeli selai kacang. Win tahu Bright berkata demikian karena tidak ingin bermasalah, namun Win merasa Bright memikirkan dirinya meskipun hanya sedikit.

"Bright.''

"Hm?''

''Makanan kesukaan lo apa?''

"Daging.''

"Oh..''

Mereka berdua kembali berjalan menyusuri rak supermarket dalam hening. "Kalo lo apa?'' Kini Bright yang bertanya.

"Pasta.''

"Spaghetti?''

''Apa aja. Spaghetti iya, Fettuccine iya, Makaroni iya.''

"Itu nama apaan jir. Gue cuma tau Spaghetti.''

"Itu nama pasta. Mulai sekarang mulai apalin nama-nama jenis makanan. Masa mertua lo koki tapi lo nya gak tau nama-nama makanan.''

"Mertua apaan sih, kita cuma tunangan 3 bulan. Gak nyampe nikah.'' Win berhenti berjalan mendengarnya. Lagi, dada yang tadinya hangat kembali terasa sesak. Win menundukkan kepalanya, menahan supaya tidak ada air mata keluar.

Bright juga ikut berhenti berjalan saat menyadari Win tidak berjalan di sebelahnya lagi. "Win.'' Bright memanggil Win namun Win masih terdiam. "Win.'' Bright kembali memanggil namun reaksi Win masih sama. Diam. "Vitamin.'' Kali ini, Win merespon. Win mengangkat kepalanya dan Bright dapat melihat mata Win yang berkaca-kaca. "Lo kenapa?'' Bright bertanya dari tempatnya berdiri, tidak menghampiri Win.

Win menggelengkan kepalanya. "Engga, tadi ada debu masuk.''

''Oh... udah keluar debunya?''

"Udah.'' Jawab Win sambil tersenyum lalu kembali mendorong kereta belanja. "Lo biasa sarapan apa?'' Win kembali bertanya tentang makanan guna mengusir pikiran yang mengganggunya tadi.

"Roti ama beef bacon.''

"Ya udah gue beli bacon buat lo dulu ya. Lo keliling aja kali ada yang mau dibeli.''

"Gak ah, gue ikut lo aja.''

"Ok......''

Para Penjaga

Para Penjaga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kak Guns

: Salah satu tangan kanan Kakek Tae yang sebenarnya juga sudah pensiun dan hidup bahagia dengan pasangannya namun jika Kakek Tae meminta kembali bantuan dia, Guns gak akan berpikir dua kali untuk mengiyakan

:Gak kayak penjaga lain yang menjaga dari jauh dan menyamar, Guns lebih suka kalau yang ia jaga sadar dengan kehadiran Guns tak jarang Guns memperlakukan mereka seperti teman sendiri meski itu bos mafia seperti Kakek Tae sekalipun

: Keahliannya adalah menembak jarak dekat

: Merahasiakan identitas pasangannya biar pada kepo


Kak Kim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kak Kim

: Anak buah Kakek Tae yang sudah menjaga Win dari Win masih belita

: Keahliannya adalah bela diri, guru bela diri Win juga

: Gak ada yang tahu kehidupan pribadinya karena selalu ada di sisi Win


PerjodohanWhere stories live. Discover now