BAB 16. Airport

9.2K 1K 69
                                    

UPDATE!!!

langsung aja yak, mataku udh ngantuk parah dan kucingku ada yang tidur di atas badanku 😅 jadi gabisa ngetik leluasa... untung cuma satu, coba kalo dua2nya 😂😂

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx

"APA?!" Carolina berteriak begitu kencang hingga secara refleks kakinya menginjak rem dan mobil berhenti tiba-tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"APA?!" Carolina berteriak begitu kencang hingga secara refleks kakinya menginjak rem dan mobil berhenti tiba-tiba. Beruntung jalan tol yang mereka lalui sedang sepi dan tidak ada insiden kecelakaan apapun akibat perbuatan Carolina yang berhenti mendadak. Matanya membulat lebar dan menoleh menatap Danielle dengan takut. "La...lu..."

Danielle membuka mulut sambil berusaha untuk menghapus air mata yang mengalir deras di pipinya. "Dia benar-benar telah menghancurkan hidupku Cary..."

"Dan kau menyerang lalu lari? Danielle kau itu bodoh atau terlalu naif?!" Bentak Carolina dengan api yang mulai menyulut tajam. Ia menarik napas panjang dan memutuskan untuk menepi di pinggir jalan dan memutar tubuhnya ke arah Danielle. Kedua tangannya terulur dan mencengkram bahu Danielle dengan begitu kuat. "Dengarkan aku Dany, jika pria yang menjadi suamimu adalah seorang Mafia, maka kau tidak akan bisa lolos darinya."

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Menuruti semua keinginannya? Menjadi boneka yang bisa Ia manfaatkan? Menjadi pelacurnya? Membuatku mati perlahan? Aku hanya ingin bebas Cary, aku tidak mau berada di neraka itu. Setiap malam wajah nenekku selalu menghantuiku di alam mimpi. Aku ingin lepas dari semua ini."

Carolina menghela pelan, kemudian menarik Danielle ke dalam pelukannya untuk menenangkan sahabatnya yang menangis dengan histeris. "Maafkan aku, ini semua salahku, jika aku..."

"Tidak. Jikapun aku tidak pergi ke club malam itu, aku akan tetap bertemu dengan monster itu dan tetap akan berada di situasi seperti ini."

"Kau tahu dia akan mengetahui kalau kau menghubungiku bukan?"

"Aku tahu, tapi pilihan apa yang aku punya? Aku tidak bisa begitu saja pergi ke rumah. Bagaimana jika orang-orang Luciano berada disana? Jika aku nekat pergi tanpa menghubungimu, apa itu akan menjaminku tidak akan terlibat hukum karena pergi tanpa dokumen penting? Aku sudah memikirkan semuanya. Aku tidak punya siapapun selain dirimu Cary, hanya kau satu-satunya orang bisa kuandalkan."

Carolina menarik napas. "Oh Dany... jika aku tahu maka akan begini jadinya, aku tidak akan mengajakmu ke club atau menurunkanmu ketika pria brengsek itu sedang berada di rumahmu."

Danielle menangis dan membenamkan wajahnya di ceruk leher sahabatnya. Aroma familiar Carolina yang selama ini melekat di wanita itu membuat Danielle dengan perlahan dapat menenangkan dirinya.

LimerenceWhere stories live. Discover now