BAB 8. Puttana

Começar do início
                                    

Seluruh tubuhnya bergetar dan napasnya terasa sesak. Wajahnya memucat dan rasanya Ia ingin sekali lari dari tempat ini. Danielle mencoba menenangkan emosinya yang campur aduk, namun itu begitu sulit ketika melihat apa yang ada di depannya. Danielle meneguk ludahnya dan perlahan merentangkan tangan. Perlahan jemarinya menyentuh kaca yang memisahkan dirinya dari objek yang ada di depannya.

Danielle tidak akan merasa takut jika yang Ia lihat adalah pisau atau pistol. Mungkin hal itu adalah hal lumrah bagi seorang pria seperti Luciano, namun yang Ia lihat saat ini sungguhlah berbeda. Di balik kaca yang ada di depannya, adalah sebuah lemari penyimpanan dan di dalam lemari penyimpanan tersebut, berbagai macam seperti torture device terpajang dengan rapih. Danielle merinding membayangkan jika salah satu alat itu menyentuh tubuhnya.

Danielle merasakan tubuhnya semakin gemetar. Apakah pria itu akan menghukumnya dengan benda-benda itu? Seketika matanya terasa panas dan tidak terasa satu persatu air mata mulai menetes. Apa pria yang sekarang sudah menjadi suaminya adalah seorang psikopat? Seharusnya Ia tidak terkejut karena pria itu sama sekali tidak merasa bersalah ketika menyakiti dirinya, namun Danielle tidak tahu seberapa sadis pria itu.

Rasanya Ia ingin meringkuk di sudut ruangan, namun ini adalah ruangan yang begitu asing baginya dan Danielle sama sekali tidak merasa aman di dalam ruangan ini.

Tiba-tiba tubuhnya menegang ketika mendengar suara mesin pemindai dari luar dan tidak beberapa lama kemudian pintu terbuka. Ia membeku di tempat ketika mendengar suara langkah kaki yang berat penuh intimidasi mendekatinya, lalu Ia merasakan jantungnya berhenti berdetak ketika tubuhnya di peluk dari belakang. Dari aroma parfum serta maskulin yang melingkupinya bagai kepompong, Danielle sudah tahu siapa yang memeluknya.

"Hebat bukan? Semua koleksi mainanku." Satu isakan lolos dari bibir Danielle. Tubuhnya bagaikan patung. Sama sekali tidak bergerak, apalagi ketika pria itu meletakkan dagunya di bahu Danielle. "Aku sering memainkan mainanku itu di ruangan ini." Danielle kembali terisak. "Rasanya begitu menyenangkan. Melihat darah mengalir dengan deras dari orang-orang yang telah mengkhianatiku. Kau mau tahu satu hal bambolina? Setiap orang yang masuk ke dalam ruangan ini, maka mereka keluar dari sini sudah berupa mayat yang tidak berguna."

Danielle menggigit bibir bawahnya menahan teriakan yang sudah ada di tenggorokannya. "Tapi tenang saja, kau adalah pengecualian sayang. Kau, adalah istriku. Kau memiliki tempat istimewa. Tempatmu bukan disini." Luciano memberikan kecupan di ceruk leher Danielle, tepat dimana arteri wanita itu.

Danielle berdehem pelan. Ia berusaha mengatur ketakutannya dari monster yang sedang memeluknya. "Ka...kau..." Ia merutuki diri sendiri karena tidak mampu merangkai kata. Suaranya bergetar karena ketakutan yang begitu besar. Danielle merasakan satu tangan pria itu meraih tangannya, memainkan cincin emas bertatahkan berlian yang melingkar manis di jari Danielle. Cincin yang menandakan bahwa belum lama ini mereka berdiri di altar dan mengucap janji suci. Walaupun Danielle berada dibawah keterpaksaan, namun tetap saja Ia mengucap janji setianya pada monster yang juga merupakan suaminya. "Apa yang kau... katakan pada mereka?" Tanya Danielle. Setidaknya Ia bisa menyelesaikan kalimatnya walaupun masih bergetar.

Luciano menyeringai. Tangannya yang semula memainkan cincin Danielle, perlahan bergerak mengusap perut wanita itu sebelum merayap turun dan berhenti tepat di paha Danielle, tempat dimana lukanya berada. "Hmm... kau mau tahu?" Tanya Luciano dengan tenang. Danielle mengangguk singkat. "Kenapa?"

"Karena mereka menatapku dengan tatapan yang membuatku risih," gumam Danielle pelan. Lebih baik Ia berkata jujur, karena Ia sendiri tidak bisa memprediksi emosi Luciano. Bagaimana jika pria itu menyakitinya karena Ia berbohong? Ia tidak membutuhkan kekerasan saat ini, tubuhnya masih dalam proses pemulihan. "Mereka membuatku tidak nyaman."

LimerenceOnde as histórias ganham vida. Descobre agora