[9.1] Rehearsal

374 64 0
                                    


eaJ - Pacman
00:01 ●━━━━━━─────── 01:35
◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷

--














Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan kan? Begitu juga dengan kamu dan angkatan kamu. Menyambut hari perpisahan sekolah yang membuat haru itu kamu jadi sedih. Pasti nanti kamu jarang bertemu dengan teman-teman kamu.

Apakah iya, semua akan canggung pada waktunya?

Jujur, kalau ditanya siap atau tidak jawaban kamu pasti tidak.

Meskipun di sekolah menengah atas ini kamu tidak dikenal sebagai seseorang yang mengabdi kepada sekolah, tapi setidaknya kamu akan merindukan setiap inchi bagian sekolah yang sering kamu buat untuk hal-hal yang bahkan tidak penting, membolos contohnya.

Satu lagi hal yang akan kamu rindukan nanti, Ahn Seongmin.

Laki-laki berusia 18 tahun itu sahabat kamu selama tiga tahun terakhir. Bohong kalau kamu murni sahabat dengannya. Perasaan kamu ke Seongmin sebenarnya berbeda, tetapi kamu tidak ingin melepaskan hubungan sahabat kalian begitu saja.

Akhirnya perasaan kamu memilih untuk mengalah demi persahabatan kalian.

Disinilah kamu sekarang, di ruang kelas kamu yang kamu tempati di kelas 12 ini. Ah tidak, kamu sudah dinyatakan lulus dan sebentar lagi meninggalkan tempat ini untuk pergi ke jenjang yang lebih tinggi.

Rencananya, kamu dan teman-teman sekelas kamu-ah tidak, sepertinya teman-teman seangkatan kamu, akan melaksanakan latihan sebelum hari H menuju hari perpisahan tiba.

Latihan itu berisikan tata acara yang akan dilaksanakan pada hari perpisahan. Mulai dari pementasan dari setiap ekstrakurikuler di sekolah, hingga penampilan dari setiap siswa yang dengan sukarela menyumbangkan bakatnya.

Kamu dan Seongmin memilih untuk duduk mendengarkan arahan ketua kelas kamu. Apa-apa saja yang akan dilakukan waktu latihan nanti. Rasanya ada hal yang mengganggu perasaan kamu. Berat sepertinya melepas perasaan kamu untuk Seongmin.

"(y/n), habis latihan nanti jalan dulu yuk"

Kamu tersenyum pahit, mengingat setelah ini pasti kamu dan Seongmin akan jarang atau bahkan tidak akan bisa bertemu lagi.

Impian Seongmin begitu tinggi, maklum dia anak yang rajin dan pandai tentu saja memilih untuk berkuliah di negara orang. Sedangkan kamu, berkuliah di universitas negara sendiri saja sudah bersyukur.

"Iya, nanti pasti nggak akan ketemu lagi ya hehe"

Dapat kamu lihat dari sisi sebelah kamu duduk, Seongmin menyunggingkan sebuah senyuman manis namun terdapat kepahitan didalamnya.

"Belum tentu, (y/n). Percaya nggak, takdir Tuhan itu indah banget?"

Kamu menoleh, pertanyaan Seongmin barusan itu maksudnya bagaimana?

"Takdir Tuhan memang indah, tapi maksud dari ucapan kamu barusan itu apa?"

Seongmin terkekeh pelan, laki-laki itu kenapa mendadak bersikap sekalem ini? Padahal ini dihadapan kamu, kenapa Seongmin bisa sekalem ini?

"Siapa tau Tuhan punya rencana mempertemukan kita lagi di masa yang akan datang"

Meskipun wajah kamu masih menampakkan ekspresi heran, tapi kamu masih bisa tersenyum mendengar penuturan laki-laki bermarga Ahn itu. Itu tandanya Seongmin juga merasakan kesedihan karena kalian sebentar lagi akan berpisah, mirisnya lagi kalian berpisah negara.

"Benar juga, haha. Semoga saja ya, aku tunggu kamu sukses. Jangan lupa sama aku ya kalau udah sukses, nanti aku undang kamu di nikahan aku nantinya"

Ucapan kamu barusan memang terdengar seperti sebuah candaan belaka yang rasanya aneh untuk dibicarakan. Kamu pun tertawa setelah mengakhiri penuturan kamu barusan. Tidak lupa juga Seongmin tertawa terkikik mendengar ucapan kamu perihal nikah.

"Kuliah aja yang bener, mikirin nikah mulu. Kebelet nikah muda ya?"

Bergantian kini Seongmin menggoda kamu yang menyinggung perihal pernikahan. Heran, ini kalian baru saja akan perpisahan SMA kenapa pembahasannya sudah mengenai pernikahan.

"Hush, ngomong nikah mulu. Sukses dulu lah, nanti kalau nggak sukses nggak ada yang mau hahahaha"

"Iya iya, masih kecil ngomongin nikah"

Kamu dan Seongmin kembali ke aktivitas awal, yaitu mendengarkan semua arahan dari ketua kelas.

Waktu terus berputar dan terus maju, kamu dengan perasaan pahit kamu harus segera pulang dan-seharusnya-menikmati keindahan senja bersama Seongmin.

Mungkin sudah takdir kalau kamu dan Seongmin itu sebatas sahabat dan tidak lebih. Perjalanan pulang dari sekolah ini rasanya berat sekalu. fakta bahwa kamu harus menemani Seongmin untuk sekedar jalan-jalan di sore hari.

"(y/n), nanti kamu nyusul ke Australia dong"

Oh iya, lupa membicarakan satu fakta bahwa Seongmin telah lulus tes untuk bisa berkuliah di negeri kanguru itu. Mendengar penuturanya membuat kamu terpaksa tersenyum, mengalihkan fakta bahwa kamu tidak akan bisa berkuliah disana.

"Mana mungkin murid malas kayak aku begini bisa nyusul kamu ke Aussie, Min"

Raut wajah tampan milik Seongmin sekarang bercampur dengan rasa kecewa, meski tidak terlalu tampak tapi kamu bisa merasakan bahwa Seongmin ikut sedih mengetahui fakta itu.

"Tunggu aku ya, (y/n)"









































❝ Confession - Ahn Seongmin ❞

This is Cravity [✔]Where stories live. Discover now