[8.1] Habit

536 87 2
                                    


Day6 — Days Gone By
00:01 ●━━━━━─────  03:25
 ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷

——



























"YOUNGTAE, BURUAN NTAR TELAT KE SEKOLAHNYA!!"

Kamu yang hari ini ada jadwal piket terpaksa meneriaki nama Taeyoung dari balkon kamar kamu yang memang berseberangan dengan balkon kamar laki-laki bernama Kim Taeyoung.


"BENTAR, LAGI PAKE DASI. KAMU DULUAN KE GERBANG RUMAH CEPET, AKU SUSUL!!"

Yaa mungkin untuk para tetangga kamu dan Taeyoung sudah maklum. Kalian berdua ini teman yang sama-sama nggak jelas. Ibaratnya kamu nyemplung ke jurang, Taeyoung bukannya nolongin tapi malah ikutan nyemplung. Sama-sama nggak jelas pokoknya.

Kamu yang sudah sarapan sejak 30 menit yang lalu langsung berjalan menuju gerbang rumah kamu. Menunggu seorang Kim Taeyoung itu memang tidak selama menunggu Kak Serim peka ke kamu hehe nggak, curhat kok.

"Ayo berangkat!!"

Disinilah kamu, didalam bus yang sama dengan Taeyoung. Berbicara berdua dengan Taeyoung adalah hal terfavorit kamu. Bisa berinteraksi berdua dengan laki-laki yang jarang kamu temui di sekolah.

Iya, kamu sama Taeyoung ini beda kelas. Lagipula Taeyoung termasuk murid yang populer di sekolah, mana mampu kamu yang kentank bersanding dengan Taeyoung sebagai sahabatnya dia.

Jadi, berdua ngobrol bareng sama Taeyoung kayak gini itu keinginan kamu banget. Bisa ngobrol santai sama dia tanpa ada tatapan julid dari murid-murid sekolah.

"(y/n), tau nggak aku lagi naksir cewek loh"

Hah? Seketika kamu membeku. Mendengar pernyataan bahwa Taeyoung memiliki gebetan kenapa bisa membuat kamu menjadi sedikit kesal dengannya? Kamu kenapa sih?

"H-hah? Bagus dong, k-kamu udah nggak sendirian lagi. Bisa jalan berduaan sama dia hehe"

Taeyoung cuma ketawa merespon perkataan kamu. Ini pasti Taeyoung udah benar-benar suka sama cewek itu. Soalnya ngelihat Taeyoung ketawa-ketiwi terus senyum-senyum kayak gini itu langka banget. Ya meskipun Taeyoung orangnya ramah, dia juga termasuk cowok yang jarang senyum ke orang-orang. Kecuali kamu.

Palingan kalau ke kamu cuma senyum yang haha-hihi gitu.

"Duluan ya, (y/n). Nanti pulang sekolah tungguin di halte ya"

Akhirnya kamu terpisah sama Taeyoung waktu udah masuk gerbang sekolah. Memang permintaan kamu kok. Soalnya Taeyoung kan anak populer sekolah, jadi agak gimana gitu kalau kamu yang jalan berdua sama dia gitu. Aneh aja lihat Taeyoung jalan sama remahan nastar.

"(Y/N)!!!!"

Satu lagi cowok yang jadi sahabat kamu waktu disekolah. Ahn Seongmin. Sebenernya Seongmin ini chairmate kamu, jadi wajar aja kalau kamu lebih dekat sama dia daripada temen kelas kamu yang lain.

"Seongmin?!! Baru dateng juga? Ayo ke kelas"

Berakhirlah kamu jalan berdua sama Seongmin. Seongmin ini sebenarnya murid populer juga kalau saja dia mau menunjukkannya. Dia ini anak Olimpiade Matematika dan sering banget mewakili sekolah. Tapi semua siswa nggak ada yang tau kalau Seongmin juga ikut andil di Olimpiade itu.

Seongmin juga nggak butuh ketenaran. Dia butuhnya cuma sekolah dapat ilmu, prestasi bagus, dan juga sahabat yang baik. Contohnya kamu.

Bersyukur sih Seongmin nggak ikutan jadi populer sama kayak Taeyoung, jadi kamu bisa deket sahabatan sama dia tanpa ada julid dari murid lain.

"Min, kamu tau nggak?"

"Nggak!!"

Seongmin yang baru saja duduk di kursinya langsung tertawa melihat ekspresi kamu yang—kesel.

"Iya iya, ada apa?"

Kamu akhirnya duduk mendekat ke arah Seongmin dan berniat menceritakan semua kejadian pagi ini.

"Tadi aku berangkat sama Taeyoung—"

"Terus?!!"

"Hih, jangan di potong!!"

Kamu kesal dengan Seongmin langsung mencubit pelan tangan Seongmin. Tapi ya gitu, cowok kebanyakan drama macam Seongmin gini pasti dicubit dikit aja udah teriak-teriak.

"Dengerin dulu!!"

"Iya-iya maaf"

"Taeyoung bilang sama aku kalau dia punya gebetan"

Seongmin yang tadinya memegang buku Kimia langsung menoleh ke arah kamu.

"Ya bagus dong, itu artinya dia normal—eh nggak ih"

Seongmin kembali berteriak ketika kamu sengaja mencubit lengannya lagi tapi kali ini lebih berasa—sedikit.

"Tapi kok aku kesel ya sama dia?"

"Pfft—"

Kamu menatap bosan ke arah Seongmin. Ini kenapa dia malah ketawain kamu. Ada yang salah dari ucapan kamu barusan? Terus kenapa Seongmin jadi kayak orang gila gini? —ralat, dia emang udah gila.

"Yang bener ih"

Seongmin meringis, "Iya-iya. Kamu kesel sama Taeyoung?"

Kamu mengangguk menjawab pertanyaan yang diberikan Seongmin. Tapi kok, perasaan kamu nggak enak ya? Apa ada yang janggal? Oh, ayolah.

"Kamu nggak lagi suka sama Taeyoung kan?"

Ini petir dari mana yang nyamber kamu? Kok hati kamu kaget kayak tersambar petir? Beneran, ini Seongmin ngomongin apa sih? Mana mungkin?

"Aku? Suka sama Taeyoung? Nggak mungkin lah, Min"





Suka sama Taeyoung? Suatu ketidakmungkinan yang kamu harapkan.

































❝ Tetangga — Kim Taeyoung ❞

This is Cravity [✔]Where stories live. Discover now