Karya: Dika Putra
Genggam tangan pada duri mawar
Pastilah merobek kulit yang rapuh
Lalu telapak tangan menjadi merah seperti mawar
Mengalir darah memanjang pelan di antara jari yang terlukaJika engkau berikan aku mawar
Kenapa engkau tak mencabut durinya?
Apakah aku harus menderita sebelum bisa meraih dirimu?
Haruskah kugenggam duri-duri mawar hingga telapak tangan ini tercabik?Jika engkau memang jujur
Kenapa tidak ulurkan saja tangan lembutmu?
Kenapa engkau berikan mawar berduri jahat?
Apakah rasamu padaku bagaikan duri
-duri tajam yang membenci?Jika engkau tidak membenciku
Kenapa hanya mawar yang engkau berikan?
Kelopak merah bagaikan darah yang terpercik
Duri tajam menorehkan luka dalam yang mengalirkan darahBerusaha lepas cengkram dari mawar
Pastilah teramat sakit karena duri menusuk dalam
Lalu darah dari telapak tangan semakin deras mengalir
Tangan terluka menjadi bersimbah darahTak ada kasih
Hanya sakitYogyakarta, 13 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Pujangga Seribu Rasa
PoetrySaat tiga penyair bergandengan tangan, terciptalah sebuah karya tiga rupa, tiga warna, tiga rasa. Hingga melukiskan sebuah puisi, menggoreskan semua isi hati yang seringkali berubah, menyusun semua rasa dalam bait-bait puisi, menyelipkan diksi dan m...