Jinri menatap Jungkook dengan raut wajah marah bercampur sedih. “Kau pikir aku peduli dengan apa yang terjadi padanya. Tidak, Jeon Jungkook. Untuk apa aku peduli pada wanita yang menghancurkan kehidupan rumah tanggaku. Kau sama sekali tidak sadar dampak apa yang ia timbulkan pada kita. Ia sudah bagaikan benalu.”

Jungkook sebenarnya mencoba untuk berbicara baik-baik pada Jinri namun wanita itu menyulut emosinya. “Shin Jinri, apa terjadi padamu? Apa kau tidak memiliki empati dan simpati sedikit pun? Ia hampir merenggang nyawa karena Wonwoo Hyung. Aku tidak mungkin membiarkannya karena masalah ini menyangkut nyawa.”

Rasa marah dan kecewa kini menghatam keras Jinri. Ia dengan susah payah menahan air matanya yang siap kapan saja untuk jatuh. Ia tidak ingin menangis di depan Jungkook, tidak untuk kali ini.

Ia sudah muak dengan penjelasan lelaki itu, Jungkook memang tidak berubah. Egois dan suka memutuskan segala sesuatu sesukanya sendiri tanpa memikirkan perasaannya.

“Karena wanita itu kepercayaan diantara kita hancur, Jeon Jungkook. Kau berbohong padaku, kau tidak memberitahuku sejak awal apa yang terjadi. Kau bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” suara Jinri naik satu oktaf. Matanya mulai berkaca-kaca. “sebenarnya aku ini apa bagimu, Jeon Jungkook?”

“Kau pikir kenapa aku merahasiakan semua ini karena aku tidak ingin masalah ini semakin besar seperti sekarang. Kau... dengan  sifatmu yang tidak ingin mendengarkan penjelasanku seperti inilah yang aku hindari, Shin Jinri. Kau ingin aku jujur, lalu bagaimana dengan dirimu?! Apa kau sudah jujur padaku selama ini?” sorot mata Jungkook terlihat menunjukkan kemarahan namun ia masih mengontrol suaranya.

Mau bagaimana pun kini mereka berdua ada ditempat umum. Ia tidak ingin mereka berdua menjadi pusat perhatian.

Jinri mengerutkan keningnya tidak mengerti. Apa maksud Jungkook? Apa lelaki itu mencoba menyerang balik dirinya dengan mencari kesalahannya untuk menutupi kesalahan dirinya sendiri?

“Apa maksudmu? Kau ingin mengatakan aku juga tidak jujur padamu?” Jinri tertawa hambar. “Wah... aku tidak menyangka kau sampai seperti ini.”

“Jung Ilhoon. Kau sering bertemu dengannya, bukan? Di kampus maupun di luar. Saat kau pergi dari apartemen, kau juga bertemu dengannya. Aku tidak tahu kau begitu akrab dengan mantan kekasihmu.” kata Jungkook dengan senyum sinis diakhir perkataannya.

Jika ia bisa mengatakannya, saat ini Jinri sangat takut melihat ekspresi sinis Jungkook. Baru saja ia menantang lelaki itu. Namun, sekarang ia bahkan bisa kalah hanya karena sorot mata lelaki itu. Jungkook marah padanya, sangat marah. Ia tahu itu dan ia tahu bagaimana jika Jungkook marah karena itu ia lebih memilih bicara pada lelaki itu di luar daripada di apartemen mereka.

Dan... yang membuat ia lebih terkejut adalah Jungkook memata-matai dirinya selama ini dan menggunakan hal itu sebagai senjatanya.

“Apa kau memata-mataiku selama ini, Jeon Jungkook? Kau...” Jinri terdiam sesaat. “kau juga tidak mempercayaiku. Lihat apa yang kau lakukan? Kau bahkan menggunakan hal itu untuk menyerangku, untuk menutupi kesalahan fatalmu. Kau bahkan sudah tahu jika ia hanya Sunbaeku di kampus.”

“Aku tidak menyerangmu untuk menutupi kesalahanku, Shin Jinri. Aku membicarakan fakta yang kau sembunyikan selama ini dariku. Aku punya alasan untuk melarangmu berteman dengannya bahkan sekedar bertemu dengannya.” jawab Jungkook.

“Berhenti membawa oranglain dalam masalah ini, Jeon Jungkook. Ilhoon Sunbae tidak ada hubungannya dengan semua permasalahan kita, ia hanya bagian dari masa lalu,” Jinri terlihat mulai jengah dengan pembicaraan Jungkook yang tiba-tiba menyangkutkan Ilhoon dalam masalah mereka. “dan... aku juga punya hak untuk melarangmu bersama wanita sialan itu.”

Married by AccidentWhere stories live. Discover now