O2_Di kantin

27 3 1
                                    

"Kita akhiri pelajaran hari ini. Jangan lupa tugas dari bapak dikerjakan, kalo tidak belikan saya bakso kantin." kata Pak Darman dengan santainya.

"Iya pak." jawab semua murid sambil memutar bola mata serentak, tapi dalam hati semua murid pasti sudah mengumpat🙂.

Pak Darman keluar kelas,suasana menjadi sangat sangat sangat gaduh.banyak yang bergelombol untuk menggosip, ada yang kebelakang untuk tidur, ada yang keluar jajan kekantin,ada yg tepe² dengan doi tak lain si Wenda yg sedang pdkt dengan ketua kelas, Farrel.

"Ehh cie udh resmi blm nih?" kataku menghampiri mereka.

"Apaan si ta? Gw cma mau nanya tugas doang kok. Klo mau kekantin duluan aja gw males." kata Wenda yang sudah paham kalau aku dan Aji mengajak kekantin.

"He ngapel mulu, yodh kita duluan." pamit Aji dan kita keluar kelas.

"ALTAAAAA!!! TUNGGU GUE!!!" Tiba-tiba suara nyaring yang bisa didengar sampai lantai atas meneriaki namaku.

"Aish,,, dia lagi." Kataku pelan.

"Alta, ayo berangkat." Agas akhirnya berada diantara kita berdua.

"Kemana?" Aji bingung.

"Bukan urusan lo. Mending lo urus diri lo sana. Jangan ganggu gue ama Alta." Mereka berdua saling menatap sinis satu sama lain.

"Udah ya udah. Kalo Aji gak boleh ikut, lo mending makan sendiri sono."

"Kan lo udah janji tadi." Kata Agas cemberut.

"Yaudah kalo gitu. Ni gue kasih uang buat beli makanan. Makasih ya." Aku memberikan uang kepada Agas lalu pergi diikuti oleh aji.

"Yaudah iya, boleh." Aku menoleh kebelakang karena Agas sudah pasrah.

"Cenyum dulu dong." Aji menggoda Agas sambil mencubit pipinya.

Di kantin,,,,

"Mo makan apa nih?" tawar Aji.

"Keknya batagor enak tuh. Lo mau apa?"

"Ikut aja gue yang penting sama kayak lo." Kata Agas dengan senyum yang di manis maniskan.

"Gue pesen dulu ya, minumnya sama aja ya." Kataku dan mendapat anggukan dari mereka berdua.

Selang 10 menit menunggu pesanan, aku kembali dengan membawa satu nampan berisi 3 batagor dan 3 botol minuman.

"Yang pedes banget punya lo Ji, ni punya lo pedes aja dan yang gak pedes punya gue." Aku pun duduk dan mulai menyantap batagor.

"Jangan lupa doa." Tegur agas kepadaku dan Aji.

Setelah berdoa kita mulai menyantap batagor dengan damai. Untung saja Agas tidak berbicara. Itu membuatku merasa mood untuk makan.

Tiba-tiba, disaat kita makan ada suara bising. Banyak yang bilang ada yang berkelahi di depan kantin. Kita bertiga ingin tahu apa yang terjadi langsung bergegas menuju tempat kejadian.

Terlihat dua anak yang sudah babak belur saling memukul. Tak selang beberapa lama Agas mendekati mereka.

"HEH!!! KALO ADA YANG BERANTEM DILERAI BUKAN DILIATIN YA BEGO." teriak Agas lalu melerai kedua anak tersebut.

Bukannya berhenti berkelahi, malah Agas mendapat pukulan dari salah satu anak. Tak hanya terkena pukulan, Agas juga tersungkur kebelakang dan tangannya terbentur lantai dengan keras.

"Gak usah lo ikut campur urusan gue ya. Ini urus gue ama dia." Kata anak itu setelah memukul Agas.

"Stop, stop, stop. Yang lain bisa kembali kekelas. Ini bukan tontonan ya." Tiba-tiba guru BK, Bu Melly membubarkan kerumunan.

"Aduh aduh, anak ganteng ulah siapa ini?" Beberapa orang yang masih ada disekitar TKP menunjuk Icung dan Darma sebagai pelakunya.

"Anak ganteng ayo ikut saya. Oh iya, agas tangannya kenapa?"

"Biar saya aja yang urus Bu. Bu guru urus mereka aja." Kataku sambil membantu Agas berdiri.

"Oh oke." Bu Melly bergegas kembali keruangannya diikuti icung dan darma.

----

"Dibawa ke rumah sakit aja deh, soalnya harus di x-ray.ini surat buat izin ke rumah sakitnya nanti tinggal bilang ke guru piket." Jelas Bu Desy, petugas UKS.

"Owh gitu ya Bu, terimakasih." Aku menuntut agas turun dari ranjang dan keluar UKS.

"Ehh,,ehhhh,, ehh sorry ya gas kita baru dateng. Biasa. Gak papa lo kan?" Datanglah 3 teman Agas, Reno, Nino, dan Samudra yang berlari menghampiri kita.

"Aduh aduh tangan gue sakit banget, gendong gue dong." Kata Agas melebih lebihkan.

"Lebay lo, udah ayo ke dokter" Kata Aji sambil menjitak kepala Agas.

"Gue ijin ke guru dulu ya." Samudra berlari menuju kantor guru.

"mobilnya cuma cukup 4 orang. Yang diizinin nganterin 2 orang. Siapa?" Kata Samudra.

"Lo aja sam, sama Aji. Kan aji sodaranya." Kataku menyuruh Aji masuk kedalam mobil.

"Yahhh, lo aja napa ta." Kata Agas merengek.

"Siapa gue? Udah sono berangkat. Hati-hati." Agas cemberut dan pasrah. Dan ditertawakan oleh semua orang yang ada disini.

"Berangkat dulu ya."


"Gimana kata dokter?" Tanya Reno.

"Tulang keringnya retak, sembuh 3 mingguan." Jelas samudra.

"Waduh lama juga ya." Nino dengan muka sedihnya.

"Eh btw kan tandingnya seminggu lagi, tangan lo sembuh masih lama. Terus gimana?" Tanya Reno dengan muka bingung.

Fyi, Agas adalah anggota—lebih tepatnya kapten— tim basket sekolah bersama dengan ketiga sohibnya. Seperti yang dikatakan Reno, mereka akan mengikuti kompetisi basket melawan sekolah lain satu Minggu lagi.

"Ya gimana, gue serahin ke elo deh Dra, gantiin gue jadi kapten." Kata Agas dan mendapat anggukan dari Samudra.

"Besok lo cari anak² yang bagus mainnya, gue percaya ke lu Dra." Kata Agas sambil menepuk pundak Samudra.

"Siap kapten."

"Hellloww lo lo semua kapan selesainya? Nih si Agas udah dijemput bokapnya." Kata Aji yang menyela pembicaraan para lelaki.

"Yaudah gue ama Reno duluan ye." Pamit Nino.

"Duluan ye, ati-ati dijalan." Disusul Reno yang melambaikan tangan tanda berpisah.

"Ta lo bareng gue ya, mas Lendra yang suruh." Kata Samudra. 

"Eh Ta makasih ya." Kata Agas.

"Buat?"

"Tadi siang."

"Oh iya sama sama.Udah sono pulang, ati-ati dijalan ya Ji."

"Kok Aji doang?" Agas cemberut.

"Hati-hati dijalan ya Agasta Rinaldy Dicandra." Kataku tertekan, Agasnya kesenengan.

"Lo juga ati-ati, bawa motornya pelan aja ya Dra awas lo ngebut, gue pitak pala lo." Perintah Agas dan Samudra hanya memutar bola matanya.

"Udah yuk Ta, kagak mau gue denger ceramah pak ustadz itu."

"Duluan ya, bye."

----

tbc

Agasta, Haechan. Where stories live. Discover now