Hot guy syndrome

74 28 15
                                    

“Astaga itu Ellia, kan?”

“Iya, tak kusangka ia berteman dengan Dany Gillians.”

“Pasti keluarnya juga dari kalangan berada.”

“Rumornya dia mendapatkan undangan khusus dari Kapten Charllote semalam sesudah pertandingan itu.”

“Kau lihat kan kekuatannya? Aku belum pernah melihat kekuatan seperti itu sebelumnya.”

“Ah, ternyata temanku yang satu ini sudah menjadi pembicaraan orang-orang ya,” ledek Calix sambil melihatku dengan tatapan aneh yang dilontarkannya.

“Berisik,” balasku dengan tegas.

Ini pertama kalinya aku menjadi omongan banyak orang, ternyata tidak menyenangkan. Pagi ini banyak sekali siswa dan siswi yang menatapku, melihat penampilanku dari ujung rambut sama ujung kaki.  Banyak orang yang tidak dikenal menyapaku, sampai ada seseorang yang memberikanku sebuah coklat.
Jadi ini rasanya menjadi orang yang terkenal?

“Aww, baru satu hari disini kau telah membuat orang kagum kepadamu El! Ah aku bangga sekali padamu” Dany dari pagi terus memujiku, ia sampai memesan satu porsi Dragon wings saat kami sudah sampai di penginapan, ia bahkan membuatkanku sweater panjang berwarna pink bertuliskan namaku di tengahnya. Aku kurang suka dengan warna pink sebenarnya tapi untuk masalah designnya aku benar-benar jatuh cinta ketika melihatnya, buktinya saja sweater itu sekarang ada di tasku.

Tas yang kupakai hari ini juga dipinjamkan oleh Dany. Tasnya memang kecil tapi,  melihat aksesoris yang menggantung dan menempel memenuhi tas sekecil ini, aku yakin sekali ini tas dari brand ternama.

Sebelum berangkat Calix membelikan kami berempat kopi di dekat penginapan, sebenarnya tiga, tapi entah darimana Alfred tiba-tiba saja datang ke penginapan. Pasalnya, tidak ada satu pun dari kami yang memberikannya alamat tentang penginapan itu setelah sekolah sudah bubar, anak itu memang menyeramkan jika dipikir-pikir. 

Sekarang kami berempat berjalan di lorong Esolmose, kau tahu scene dimana satu geng yang berisikan orang-orang yang berada melewati semua orang di lorong? Dengan tatapan yang angkuh dan dagu dinaikan. yap, itulah yang aku rasakan. Minus tatapan angkuh dan dagu dinaikan.

“Kau dapat apa untuk kelas pertamamu El?”

“Hah, tunggu apa?” Aku memberhentikan langkahku, mencerna apa yang baru saja Dany katakan.

Well kelas pertama, aku mendapat kelas domain, kau El?”

Otakku tiba-tiba saja berhenti bekerja.

“Tunggu-tunggu sejak kapan ada jadwal kelas, kapan pula sekolah memberikannya?”

“Semenjak kau tiba-tiba menghilang di kerumunan itu bodoh.” Anak yang satu ini belum pernah dihantam sepertinya, kata-katanya membuat orang sakit hati.

“Al, aku bisa membutakanmu kapan saja ingat itu,” ucapku dengan nada yang sinis.

Meh.”

“Kurang ajar-“ Calix menahan kepalan tanganku dengan cepat.

“Lebih baik kau ke ruang administrasi sekarang, daripada harus menghajar Alfred,” kata Calix menenangkan diriku.

“Masalahnya aku tidak tahu dimana ....”
Aku menggunakan skill puppy eyes, Calix lalu menampar pelan keningnya.

“Oke, aku ikut denganmu, kelasku dimulai agak siang, ayo cepat El.” Calix lalu menarik tanganku, Dany menatapku memberikan jempol dan senyuman anehnya ketika melihat bajuku ditarik oleh Calix.

Magix : The New Generation [Postponed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang