Part 55

7.2K 521 174
                                    

Maaf kalau ada typo🙏 Jangan lupa vote sebelum membaca dan komentarnya setelah membaca😘
Happy reading🤗

~~~~

Sudah empat jam Ava berada di dalam ruang bersalin, yang boleh masuk hanyalah suaminya yang tak lain adalah Melvi. Ava sudah menangis dan kehabisan tenaga karena terlalu banyak berteriak, Reza yang menangani persalinan Ava. Dia meminta Ava untuk tenang dan mengatur napas sebaik-baiknya. Tapi Ava tak mengindahkan ucapan Reza, mana bisa orang kesakitan di suruh tenang. Ava berjanji akan membalas Keisya saat sudah keluar dari rumah sakit nanti, ribuan umpatan sudah Ava siapkan untuk Keisya. Jangan harap Keisya bisa menipunya lagi.

Melvi yang ada di samping Ava terus menyemangati istrinya, bisikan-bisikan lembut keluar dari bibir Melvi. Melihat sesakit itu prosesi melahirkan, Melvi berjanji akan menjaga anak dan istrinya. Dia tak akan pernah bermain hati dengan wanita lain, perjuangan Ava sangatlah panjang dan sangat berkesan di mata seorang Melvi.

"Ayo sayang, kamu pasti bisa. Kuat demi anak kita!" Ava yang sudah emosi anaknya tak keluar-keluar masih dapat mendengkus kesal.

"Kamu enak ngomong gitu, coba gantian sama Ava kamu melahirkan Ava yang bikin dedek bayinya!" Reza yang mendengar ucapan Ava terkekeh pelan, menangani persalinan seperti ini adalah hal biasa bagi Reza.

"Ayo Va lebih kuat dorongnya, kepalanya sudah terlihat!" ucapan Reza bagai penyemangat untuk Ava, dengan tarikan napas panjang. Ava kembali mengejan sekuat tenaga.

Oekkk ... Oekk ...

Senyum Melvi terukir saat mendengar tangisan buah hatinya, Melvi mencium kening dan bibir Ava bergantian. Dia sangat bahagia, apalagi melihah anaknya di bersihkan sama Reza.

"Aduh Ava capek banget, buatnya gak secapek ini padahal!" keluh Ava yang di balas tatapan tajam oleh Melvi.

~~~

Ava sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, suasana kamar Ava sangatlah hening, Dimas dan Lily pergi makan. sedangkan Bayu dan Saras. Mereka ada acara di Jogja.

"Ih ganteng banget sih, mirip Papa, ya?" gumam Ava di depan wajah anak lelakinya. Ya, Melva junior berjenis kelamin lelaki.

Wajahnya sangat menurun dari papanya, alis tebal, hidung mancung, bibir tipis dan kulit putih bersih. Kalau masalah kulitnya sepertinya Melva junior menurun dari mamanya.

Melvi yang baru selesai makan menghampiri istri dan anaknya, melihat anaknya anteng di gendongan Ava. Melvi tersenyum manis.

"Bobok sama Mama, ya. Bangun dong Kak. Gak pengen ketemu sama Papa?" Melvi duduk di depan Ava, tangannga mengusap puncak kepala putranya dengan lembut.

Gerakan pelan dari anaknya membuat Melvi tersenyum manis, hidung mancungnya mencium pipi gembul anaknya. Melva junior lahir dengan BB 3,9 kg. Matanya mulai terbuka di susul menguap, saat bibir mungilnya menguap. Melvi menutupnya dengan satu jari telunjuk.

"Kalau nguap di tutup ya, Kak, biar gak ada setan yang masuk!" ujar Melvi pelan, hidungnya terus mencium pipi anaknya.

"Kok kamu manggil dia Kak?" tanya Ava heran, Melvi mendongak dan menatap istrinya dengan senyuman.

"Agar dia terbiasa di panggil Kakak sama adiknya nanti," pipi Ava bersemu kemerahan mendengar ucapan Melvi, maksud dari ucapan Melvi dia ingin memiliki anak lagi, kan?

"Terima kasih sudah melahirkan buah cinta kita, terima kasih untuk perjuangannya selama kehamilan Melva junior dan Kakak dari Melva junior dua. Kamu yang terhebat sayang, aku gak tahu bagaimana hidup ku jika bukan kamu yang menjadi istriku. Ibu dari anak-anakku," Ava tersenyum lembut, dia mengambil sebelah lengan suaminya untuk di usap.

MelVa (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang