Part 23 | A Trip

163 58 10
                                    

🌻HAPPY READING🌻

Aku cinta kamu. Kamu adalah perempuannya tuan Artmezzo. Aku nggak bisa bilang aku cinta kamu selamanya, karena aku nggak mau kalau itu cuman sekedar ucapan belaka. Tapi, aku mau buktiin hal itu.

~ Dimas Artmezzo Sanjaya ~

______________________________________

Chiko menghela nafas panjang sebelum akhirnya tersenyum dan berkata, "Kita pasangan yang cukup unik, di dunia nyata maupun di dunia hacking." Beby pun hanya menjawab dengan senyuman.

"Btw Beb, Dania udah tau belum kalau kamu sama Dissa itu orang yang sama? Secara penampilan kamu waktu SMP sama sekarang beda banget." tanya Chiko. Beby mengernyitkan dahinya, tanda tak paham dengan maksud ucapan sang kekasih. "Beda gimana?" tanya Beby.

"Sekarang jadi lebih cantik." puji Chiko sambil mencubit pipi chubby gadis tersebut. "Berarti dulu nggak ya?" tanya Beby.

"Dulu iya, sekarang tambah." ujar Chiko yang disambut anggukan kepala oleh Beby.

"Dania belum tau kalau Dissa adalah aku yang sekarang. Ya karena, aku sama dia baru tau kalau kita saudara sepupu waktu kelas 10. Disaat aku udah glow up, dan udah satu tahun bareng sama kamu." ujar Beby menjelaskan.

"Mungkin, Dania udah lupa sama Dissa." kekeh Beby. Pembicaraan mereka berdua pun terhenti. Karena mereka kembali fokus menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.

"WOE!" ujar Abi yang tiba-tiba datang bersama Celin. Seolah-olah, ingin mengejutkan mereka. Namun, Chiko justru hanya melirik dengan santai. Tak lupa ia berkata, "Ngapain kesini?"

"Si anjir! Kafenya dikunjungi makasih kek. Malah tanya kayak gitu. Gak ada akhlak emang," gerutu Abi. Beby yang melihat perdebatan mereka hanya tertawa ringan.

"Gabung sini," ajak Beby pada sepasang kekasih itu. Mereka pun segera duduk dan bergabung.

Tak lama kemudian, seorang waiters datang ke meja mereka."Mbak, saya pesan matcha cheesecake nya 1, iced lemon tea nya 1, sama.." ujar Celin. Namun, ucapan dara itu terhenti saat melihat sang kekasih tengah melamun. Ia menyenggol tangan lelaki tersebut, seolah menyadarkannya. Pada akhirnya Abi tersadar dari lamunannya lalu menjawab, "Saya sama mbak." Waiters itu pun segera pergi untuk membuatkan pesanan mereka.

Kini, laki-laki yang duduk disamping Celin itu kembali memperhatikan sekeliling kafe itu. Netranya mengedarkan pandangannya ke segala arah secara detail, seolah sedang meneliti. "Kafe lo banyak perubahannya juga sekarang." ujar Abi memuji Chiko tulus. Hal tersebut membuat orang yang dipuji menepuk dadanya seolah menyombongkan diri sendiri. "Gua gitu loh," ujar Chiko.

"Cuman ngasih info aja, kafe gua udah punya 5 cabang. Gimana? Keren kan?" ujar pria tersebut lagi. Sekali dipuji, seolah langsung terbang. "Dan mau ngingetin aja, lo bangun kafe ini juga bagi modal sama gua. Jadi kapan modal yang gua tanam disini berkembang and bisa gua ambil?" ujar Dania yang tiba-tiba ada disitu dengan Dimas.

Abi yang kesal dengan kesombongan mereka pun menyahut, "Terakhir, gua mau ngingetin aja. Azab bagi orang sombong nanti pas meninggal jenazahnya nggak bisa diterima bumi." Ucapan lelaki tersebut membuat kelima orang yang ada disitu diam dan tak bisa berkutik. Niat awalnya untuk bercanda ternyata malah ditanggapi sebagai ceramah oleh teman-temannya.

THE PHILOMATH'S ✔️ Where stories live. Discover now