Part 15 | Menjauh?

185 59 0
                                    

🌻 HAPPY READING 🌻
______________________________________

Saya tidak pernah berubah, kamu yang menganggap kalau kita dekat.

~ Dimas Artmezzo Sanjaya ~

______________________________________

< FLASHBACK ON >

"Gua adalah Daniel, yang berada di tubuh Dimas." Ucap Dimas dengan smirk khususnya.

"Bagaimana anda bisa seyakin itu?" Tanya orang tersebut.

"Ingatan gua udah kembali. Setiap gua lihat Celin, Renata, bahkan Dania. Gua selalu dapat ingatan dan gambaran tentang apa yang gua alami dulu Tin," ujar Dimas kepada Martin.

Ya, orang kepercayaannya.

"Dan setelah gua hubungkan semua ingatan itu, gua inget dan yakin, kalau gua itu Daniel." Ujar Dimas menatap Martin tajam.

"Hahaha." Martin tertawa ringan.

"Kok lo malah ketawa sih? Gak ada yang lucu." Ujar Dimas serius.

"Tidak, saya hanya tidak menyangka. Jiwa musuh tuan Dimas dulu, sekarang menempati tubuhnya." Ujar Martin membuat Dimas menatapnya kebingungan.

"Musuh? Dimas selalu baik ke gua. Gua yang gak suka sama dia dulu. Ya karena dia mau ngerebut Dania." Ujar Dimas.

"Anda hanya belum tau, kalau tuan Dimas dulu memiliki perasaan dendam ke Anda."

"Maksudnya?" Ujar Dimas mengernyitkan dahinya keheranan.

"Dia dulu bercerita kalau tidak suka dengan anda karena anda bersikap sombong kepadanya. Dia bahkan meminta tolong saya untuk berusaha membujuk Tuan Besar agar mencabut saham perusahaan beliau di perusahaan Mr. Sanjaya." Ujar Martin menjelaskan.

"Bangsat banget dia." Ujar Dimas mengumpat dengan nada datar.

"Namun tidak jadi dan dia tetap membayar saya atas pekerjaan itu." Ujar Martin menenangkan Dimas.

"Kenapa?" Lagi-lagi, Dimas dibuat heran dengan tingkah orang itu.

"Karena anda dahulu sudah meminta maaf secara tulus ke tuan Dimas."

"Hmm oke."

Obrolan mereka terhenti sebentar.

"Jadi, bagaimana dengan Dania?" Tanya Martin.

"Dania? Dia kenapa?" Tanya Dimas dengan bodohnya.

"Anda lupa atau pura-pura?"

"Tentunya tuan Dimas memendam rasa cinta ke Dania. Mungkin begitupula sebaliknya," ucapannya terhenti.

"Intinya aja." Ujar Dimas datar, karena belum paham arah pembicaraan itu.

"Bagaimana sikap anda ke Dania nantinya, jika dia benar-benar suka dengan anda. Namun sebenarnya anda bukan Tuan Dimas?" Tanya Martin, lagi.

Deg.

Pertanyaan itu, seolah membuat detak jantung Dimas berhenti. Bagaimanapun, jiwa Daniel yang ada didalam tubuh Dimas masih mencintai dan belum bisa melupakan Dania.

"Gua nggak tau, Mar."

"Bukannya anda masih mencintai dia, dan yaa, itu akan lebih mudah?" Tanya Martin lagi karena Dimas masih belum bisa menentukan jawabannya.

THE PHILOMATH'S ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang