23. I'm Here

Mulai dari awal
                                    

"Pak! Itu first kiss sayaa!"

Raffi terkekeh pelan lalu mencubit hidung mancung Cyla, "itu juga first kiss saya kok. Kita impas."

Cyla berdecak, "Pak, saya pernah berkata kepada diri saya sendiri jika first kiss saya hanya boleh diambil oleh suami saya. Jadi, mau gak mau bapak harus jadi suami saya."

Mencari kesempatan dalam kesempitan adalah jalan ninja Cyla.

Raffi tak habis pikir bisa-bisanya Cyla masih sempat berpikiran seperti itu padahal ia baru saja menerima fakta yang mengejutkan. Di tambah lagi ia di depak dari keluarganya. Walaupun mata Cyla tampak sendu, ia bersikap seakan ia baik-baik saja.

Raffi mencium kedua bola mata Cyla yang sembab, "hm."

Ia menangkup kedua pipi Cyla lalu menatap matanya. "Mau pulang?"

Cyla terdiam sejenak. "Pulang kemana?"

"Singapura."

Terlihat Cyla menghembuskan nafas pelan lalu mengangguk setuju sambil tersenyum.

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

Pukul sembilan malam mereka sudah sampai di Bandar Udara Internasional Changi Singapura. Mereka berdua tidak menggunakan bagasi, jadi setelah turun dari pesawat mereka langsung berjalan ke parkiran.

Mereka berdua memasuki mobil pajero hitam milik Raffi yang terparkir di parkiran bandara.

Di dalam mobil, tak ada yang membuka suara. Raffi fokus menyetir sedangkan Cyla kalut dengan pikirannya.

Sesampainya di apartemen, mereka berdua langsung naik ke lantai 3. Sebelum Cyla memasuki unitnya, Raffi membuka suara. "Kalau kamu perlu sesuatu bilang saja ke saya."

Cyla hanya mengangguk kecil lalu masuk ke dalam unitnya. Ia langsung jatuh terduduk di belakang pintu sambil terisak pelan.

Ia kembali membaca kertas-kertas yang Ellia lempar kepadanya. Di situ tertulis Ellia memang mengadopsinya. Yang Cyla baca, mama kandungnya bernama Hana. Hana Calisya. Nama yang sangat bagus.

Ting

Satu pesan masuk dari ponselnya. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas lalu membaca pesan tersebut. Di situ tertulis jika kartu kreditnya telah diblokir atas nama ayahnya. Cyla menyandarkan kepalanya ke belakang lalu kembali terisak.

Sekarang ia tak punya apa apa. Tak punya siapa siapa. Cyla menatap ke sekelilingnya. Ini juga apartementnya Paman Dani. Cyla yakin tak lama lagi pamannya itu akan kembali meminta apartement ini. Kecuali jika Paman Dani berbaik hati untuk memberikan apartement ini.

Cyla menghapus air matanya kasar. Tidak, ia tidak boleh menangis. Ia harus bangkit dan menunjukkan kepada mereka jika ia bisa hidup tanpa mereka. Ia berdiri dari duduknya lalu menaruh kertas-kertas tadi di dalam laci.

Cyla tidak tahu jika sedari tadi Raffi berdiri di balik pintu apartemennya dan mendengar isak tangisnya.

Setelah dirasa Cyla sudah beranjak, Raffi baru masuk ke dalam unit apartementnya.

Ia mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan kepada manager restaurantnya.

Raffi Daniel A.

Putus semua kontrak kerja sama dengan perusahaan X dan juga keluarganya.

Managernya langsung membacanya dan melakukan apa yang Raffi perintahkan.

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Pagi ini Cyla bangun jam sembilan pagi karena hari ini ia hanya ada kelas siang, pukul 2. Ia bangun dari kasurnya dan berjalan menuju cermin.

Zombie. Ia seperti zombie. Rambut yang acak acakan dengan mata bengkak berwarna merah. Sepertinya ia butuh mandi.

Cyla mengambil pakaian dari dalam lemari lalu masuk ke kamar mandi.

Selang dua puluh menit, Cyla keluar dari kamar mandi dengan pakaian kaos berwarna biru polos dengan celana kain berwarna hitam. Ia berencana untuk mengeringkan rambutnya sebelum ia mendengar suara keributan di luar unitnya.

Terdengar samar-samar dari sini ada beberapa suara laki-laki yang sedang adu mulut di depan unit apartemennya. Dan terdapat dua suara yang ia kenal, Ray dan Pak Raffi.

Cyla langsung meletakkan handuknya di atas kasur lalu berlari ke arah pintu.

Cklek.

Hal pertama yang Cyla lihat saat membuka pintu adalah Ray dan Raffi sedang adu mulut dengan empat pria berbaju hitam yang tak dikenal.

Mendengar suara pintu terbuka, mereka berenam lantas menengokkan kepala ke arah Cyla.

Ke empat pria tak di kenal itu maju ke hadapannya. "Benar ini adalah Casyla Cabella?" Tanya salah satu pria tersebut.

Cyla mengangguk kecil karena ia melihat Ray dan Raffi tampak gusar.

"Kami utusan Mr. Dani untuk memindahkan seluruh barang milik anda dan kembali mengosongkan unit apartement ini."

TBC.

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

Kan part ini uwunya banget banget banget, jadi gausah panjang panjang ye...

Aku meluk guling pas nulis adegan Cyla and Raffi waktu lagi anu...

Nasib jafi orang single... single lho ya bukan jomblo, beda!

Komen sesuatu kek... jadi kalian membudayakan untuk komen... biar aku seneng... nyenengin orang dapet pahala lho...

MANA YANG KEMAREN MALAH MARAH SAMA RAFFI HUHH?? MASIH MAU MARAH??

hildamahsuni gimana? Masih mau anggap Raffi jahat karena cuma nepuk bahu doang?? Tuh Raffi ngebuktiin kalau dia cowok gentle

Pesan moral untuk part ini dan part sebelumnya : Keadaan dapat membalik 180° dengan sangat mudah. Jadi janganlah kalian menjadi orang yang sombong akan kekayaan atau sesuatu yang kalian punya. Karena itu dapat menghilang semudah dengan kita membalikkan telapak tangan.

Btw ni pesan moralnya gak ada kaitannya sama Cyla lho ya... aku tahu Cyla itu baik hati dan tidak sombong... cuma ya... aku pengen aja gitu nimpalin musibah sama dia...

Jadinya Cyla bisa sering-sering sama Raffi... BAIK KAN AKU?? BAIK BANGET DONG

Oiya for QnA kemaren, mungkin aku jawab habis chapter depan, aku mau ngumpulin pertanyaan kalian dulu, biar nanti balesnya bisa langsung

~^~AsylaChrystal~^~

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang