Benji menggeleng sembari mengelap bibirnya. Mendengar perkataan Gaga membuatnya sedikit terkejut apalagi saat cowok itu menyebut Violet sebagai gadis barbar.

"Namanya Violet, Gaga." tegur Verro pada adiknya itu yang hanya di di balas dengusan kasar.

"Emang dia barbar kok. Kalian terlalu manjain dia, jadi kayak gitu. Apa-apa di belain, dia kena masalah kalian belain terus. Cih.." gumam Gaga nyolot. Namun masih bisa di dengar oleh yang lain.

"Gaga.." tegur Levin tajam pada adik sepupunya itu. Namun hanya di cowok itu hanya diam dan melanjutkan memotong steak daging di piring nya.

"Tuh, Tuh.. Violet." ujar Berren menunjuk Seorang gadis dengan gaun putih kembali menjadi pusat perhatian. Kali ini dia berjalan di dampingi Gunawan, di belakang mereka masih terdapat bodyguard.

"Cakep banget si Violet, njir." kata Benji membuat yang lain menoleh pada cowok itu. Cowok itu menggaruk tengkuknya salah tingkah.

Galaska hanya diam sembari memperhatikan gadis itu. Violet tersenyum sambil sesekali tertawa kecil ketika Gunawan memperkenalkan dirinya pada tamu undangan. Dalam hati dia mengakui bahwa gadis itu memang cantik apalagi saat dia tersenyum.

"Oh. Ini cucu bungsu mu, cantik ya." puji salah satu rekan kerja kakeknya.

Violet tersenyum paksa di samping kakeknya.

"Ya, dia cantik jika di paksa seperti ini saja. Coba tidak di paksa pasti saat ini dia datang memakai kaos oblong." canda kakeknya terkekeh sambil melirik Violet sengit.

Violet tertawa keras begitu mendengar ucapan kakeknya. Sudah di pastikan perkataan kakeknya itu bukan sebuah candaan belaka melainkan sebuah sindiran halus.

"Bisa aja nih kakek. Hahaha.." Violet memukul lengan kakeknya, manja."Violet pakai baju apapun akan tetap cantik." lanjutnya dengan penuh paksaan.

Gunawan mendelik pada cucunya itu, lalu beralih menampilkan senyuman pada rekannya. Kakek dan cucu sama aja. Sama-sama pintar bersadiwara.

Mata Violet menjelajahi setiap ruangan, tak sengaja matanya menatap bola mata hitam legam tajam milik Galaska. Cowok itu terlihat duduk bersama dengan teman-teman serta sepupunya. Sejak tadi dia belum bicara ada bicara dengan cowok itu. Lebih tepatnya Violet berusaha menghindari Galaska. Gadis itu hanya bingung harus bagaimana membuka suara.

"Hai.." sapa Nadine, ibu Galaska pada Violet.

Violet tersentak menampilkan senyuman terbaiknya pada wanita paruh baya yang berdiri di samping Antares suaminya."Ah tante.." groginya.

Nadine tertawa lalu menepuk pipi kanan gadis itu pelan, seolah sedang menyalurkan rasa sayang."Cantik sekali kamu, Nak. Tante baru tau kamu cucunya paman Guwanan." pujinya.

Violet tersenyum."Iya tan, maaf juga karna udah bohong sama tante soal itu."

"Gapapa. Tante senang kok kamu anaknya baik, sopan pula. Soal kamu yang menutupi identitas kamu sebagai cucu bungsu paman. Itu bukan masalah bagi tante." balas Nadine pada Violet."Ya kan, Pah?." tanyanya pada Antares.

Antares berdeham sejenak memperhatikan Violet. "Iya."

"Maaf ya, om memang seperti itu. Dia dingin sama seperti anaknya." bisik Nadine pada Violet.

"Kalau gitu, tante sama om kesana dulu mau nyapa mama sama papah kamu. Kamu samperi Galaska saja. Anak itu dari tadi memperhatikan kamu terus." kata Nadine, menggoda.

Violet mengangguk sambil tersenyum kaku pada kedua pasangan itu. Gadis itu menghela napas ketika dua orang tadi berlalu. Dia kembali melihat ke salah satu meja bundar yang di isi oleh sepupunya serta Galaska dan teman-teman cowok itu. Violet melangkahkan kakinya menuju meja tersebut dengan langkah pasti. Di ikuti oleh beberapa bodyguard.

GALASKA [RE-UPLOUD]Where stories live. Discover now