Sekolah Baru

2 1 0
                                    

....
Tertangkap.
Rambut yang hitam dengan sedikit berantakan akibat angin tidak membuat laki-laki itu jelek sama sekali.

Rasanya ia ingin berada didekatnya tak biasanya rasa ini muncul kembali biasanya dia selalu cuek kepada lawan sejenisnya,tapi kali ini beda, jantung Gwen berdetak kencang pipinya memanas dan menghiraukan teman-temannya yang mengoceh tak jelas.

Merasa dirinya terus dipantau oleh orang lain,yang tidak ia kenal,Abra merasa tidak nyaman berada disini lagi.

"Mascaffe" panggil Abra.

"Iya Masbra" jawab Mascaffe.

"Bungkus"

"Siap"

Abra semakin gelisah,Abra memberanikan diri untuk melihat orang yang sedang terus melihatnya.

1,2,3.Skakmat.

Abra mendapat satu wanita yang sedang melihatnya dan tersadar bahwa dirinya dilihat balik oleh seorang Abraham Malik.

Abra tersenyum kepada gadis itu dan pergi kekasir kedai coffe dan meninggal kedai itu.

"Uhuk-uhuk" Gwen tersedak melihat senyuman yang diberikan oleh pria itu.

"Lah kenapa lo keserupan?!" tanya Tini asal.

"Mata lo rabun, dia itu tersedakk" ketus Dara lalu memberikan minumnya kepada Gwen.

Untung saja kedua temannya ini tidak menyadari bahwa dia sedang memerhatikan laki-laki yang dimaksudkan mereka berdua yang membalasnya dengan senyuman, kalau kedua temannya ini melihat tingkah Gwen bisa-bisa di ejek terus menerus.

Setelah kepulangannya dari mall Gwen merebahkan tubuhnya diatas kasur, laki-laki di kedai yang ia temui masih terus berputar dipikiran.

Senyum Gwen mengembang karena terus membayangkan senyuman yang diberikan oleh laki-laki itu.

"Gue cerita gak yah sama 2 curut" ucap Gwen kepada dirinya sendiri.
"Gak usah deh mulut mereka ember, takutnya kalau ketemu orangnya dikasih tau lagi" tambahnya.

....
"Wah roti siapa nih" tanya Gaga yang tergiur melihat roti coklat yang belum dimakan oleh siapapun.

"Bawaanya Abra"jawab Danias.

"Ambil aja katanya" ucap Jerry.

"Serius?"

"Hm"singkat Danias meyakinkan.

"Abranya mana?!" tanya Gaga sambil memasukan roti coklat kedalam mulutnya.

"Balik dulu katanya,ngisi persyaratan buat besok sekolah" jelas Jerry.

"Semoga dia satu sekolah" ucap Danias yang diacungi jempol oleh Gaga dan Jerry.

....
Abra dengan sibuknya mengisi persyaratan ditemani oleh papahnya diruangan tengah.

"Pah sekolah dimana sih?!, pake ditutup segala lagi bagian atas persyaratannya Abra kan gak bisa liat nama sekolahnya" tanya Abra yang masih terus mengisi.

"Udah isi aja"

Abra mendegus kesal karena sejak kemarin ia tidak diberi tahu oleh papahnya akan kepindahannya ke sekolah baru.

"Nih udah selesai" tunjuk Abra.

"Hm" ucap Bapak Malik yang masih membuka berkas-berkasnya.

Papah Abra tidak pernah marah besar kepadanya karena dia benar- benar  menyanyangi anak satu satunya itu sebaliknya pun begitu Abra sangat menyanyangi orangtuanya.

"Pah Abra ke basecamp ya" ijin Abra.

"Mau ngapain?" tanya Bapak Malik yang masih pokus kepada berkas-berkasnya.

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Feb 25, 2022 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

Abraham MalikWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu