11

886 180 4
                                    

Juyeon menatap langit-langit kamarnya. Ia terngah termenung, mengingat beberapa kejadian yang terjadi hari ini. Dari ia sibuk menetralkan detak jantungnya, makan bersama dik manis, putus dengan pacar, dan terakhir, memalukan dirinya dengan memeluk juniornya itu.

“SIAL” Maki Juyeon, sambil membenturkan kepalanya ke bantal. Itu sangat memalukan.

“Anjir lah... Kok gua dengan pedenya meluk tuh juniorr shshsh” Wajah Juyeon sangat memerah, debaran jantungnya kembali tak karuan. “Nanti gimana mau ketemu lagi, pasti canggung...”

◎◎◎

“Juy, kenapa? Lo kok lemes? Ga tidur ya?” Juyeon menatap Sangyeon, kemudian mengangguk pelan. “Iya, gua gabisa tidur..”

Sangyeon mengerutkan alisnya, ia pun menepuk pelan punggung milik Juyeon.

“Banyak pikiran pasti, dah dah semangat” Juyeon sedikit miris mendengar Sangyeon menyemangatinya, ia juga merasa sedikit bersalah.

“Sangyeon, maafin gue ya, gue punya niatan jahat mau nikung lo” Batin Juyeon.

◎◎◎

Chanhee sibuk mengemasi barangnya, ia sedang merapikan loker miliknya. Tanpa sengaja, ia melihat sebuah kertas kecil terselip di beberapa barangnya.

“Eh? Dari siapa?”

Chanhee mengambil kertas tersebut, dan membacanya pelan. Tulisannya sangat rapi.

“Hey Chanhee, bisa temuin kakak di rooftop ga?

- Mr. S ”

Chanhee sedikit tersipu, tampaknya ini dari Sangyeon. Ia tersenyum pelan, lalu kembali merapikan lokernya. Namun, Chanhee merasakan ada yang aneh dari lokernya. Ia kembali mengecek, dan menemukan sebuah kupon traktiran yang terlihat di bikin dengan tangan sendiri.

Chanhee pun kebingungan, ia membalik kertas tersebut, dan menemukan sebuah pesan.

“Maaf waktu itu, gua seenaknya aja. Jadi sebagai permintaan maaf gua, isi kupon ini. Iya, gua akan traktir lu sampai kupon ini penuh, dan gua akan ngajak lu ke tempat-tempat yang gua suka, deal?

- Juyeon.

Chanhee sedikit bingung. Kemudian ia teringat, dimana seniornya itu memeluknya dari belakang. Seketika wajah Chanhee merah padam.

Sebaiknya ia segera menemui Sangyeon terlebih dahulu.

◎◎◎

Chanhee membuka pintu menuju atap sekolahnya itu. Terlihat punggung tegap milik Sangyeon. Ia tengah menunggu Chanhee sambil melihat lapangan dibawahnya.

Chanhee sedikit gugup, ia segera menenangkan pikirannya, kemudian memanggil Sangyeon.

“Kak!” Sangyeon sedikit kaget, kemudian segera menatap Chanhee. Ia pun tersenyum. “Hai, Chani”

Kedua pipi Chanhee merona, ia segera mendekati Sangyeon. “Ada apa Kak? Kenapa tiba-tiba ngajak kesini?”

Sangyeon tertawa pelan, ia mengelus pelan rambut Chanhee. “Kangen” Ucap Sangyeon, kemudian Chanhee hanya membalas Sangyeon dengan beberapa tepukan pelan ditangannya. Chanhee semakin berdebar akan tingkah laku Sangyeon terhadapnya.

“Jadi, Kakak mau ngomong serius”

“Apa itu, Kak?”

Sangyeon mengenggam kedua tangan mungil milik Chanhee, mengelusnya pelan, sambil menatap kedua mata indah Chanhee.

“Kakak suka kamu, dari pandangan pertama. Setelah beberapa hari kita lewati bersama, Kakak akhirnya dapat meyakinkan bahwa Kakak memang suka sama kamu”

“Chani, mau ga jadi pacar Kakak?”

◎◎◎

“HAH APA??!?!”

Satu ruangan OSIS kaget atas pernyataan dari Sangyeon.

“Hehehe iya, gua abis nembak Chanhee”

“Trus gimana coy hasilnya? Diterima???” Tanya Kevin antusias, ia sangat menunggu traktiran dari Sangyeon.

“Belum, gua ngasih dia waktu buat jawab” Jawab Sangyeon.

Ruang OSIS kembali ricuh, dengan Kevin yang berteriak “jadian jadian”, Moonbin yang memukul-mukul meja sebagai gendang, Jacob yang bernyanyi, dan anggota lain yang menari-nari, kecuali Juyeon.

Ia hanya diam, sambil tersenyum miris.

◎◎◎

Kini Chanhee sedang menyatu dengan selimutnya. Ia membungkus dirinya sendiri. Wajah Chanhee sangat merah, jantungnya berdegup kencang. Sudah lama ia tidak merasa seperti ini, setelah terakhir kalinya ia mempunyai hubungan.

Chanhee membenarkan posisinya, ia menatap langit-langit kamarnya. Ia kembali berpikir. Sangyeon sudah kelas akhir, sebentar lagi ia akan lulus. Chanhee akan sendirian di sekolahnya.

Tapi ia juga menyukai Sangyeon. Dan Sangyeon menyukainya juga.

“Ah, aku takut..” Gumam Chanhee. Ia teringat kenangan buruknya bersama Younghoon.

Jika saat masih satu sekolah saja bisa di khianati, bagaimana jika sudah berpisah sekolah, bahkan akan memiliki sedikit waktu untuk bertemu.

Chanhee meremas selimutnya, menahan tangis. Hatinya sakit. Sepertinya ia lebih nyaman dengan tak merasa terikat oleh siapapun.

◎◎◎

Nametag [ JuNew ]Where stories live. Discover now