6

1K 199 10
                                    

“Iya kan? Kakak merokok ya?” Chanhee kembali bertanya kepada seniornya itu. Ya, Chanhee yang memanggil Juyeon.

Awalnya Chanhee hanya ingin menetralkan pikiran dengan memakan es krim, ia pun pergi ke mini market dekat perumahannya itu, namun tak disangka ternyata ia bakal bertemu dengan wakil ketua OSIS sekolahnya, yang juga termasuk seniornya itu.

Chanhee mengira ia salah melihat, habisnya ia berpikir tidak mungkin perwakilan sekolah akan melanggar peraturan sekolah, namun ketika ia iseng memanggil Juyeon, ternyata penglihatannya benar.

“N-nggak kok! Gue ga ngerokok! Fitnah lu” Bantah Juyeon, sambil memasukkan rokoknya ke dalam kantung belanja titipan Ibunya tadi. Tetapi, Chanhee tetap memasang ekspresi tak percaya terhadap alasan Juyeon.

“Udah ih Kak, minggir dulu aku mau bayar nih” Juyeon hanya menurut, dan segera keluar dari mini market itu.

Setelah Chanhee membayar belanjaannya, ia langsung mengejar Juyeon, dan menarik lengannya.

“Kak!” Teriak Chanhee, Juyeon yang kaget hanya menatapnya. “Y-ya?”

“Anu.. Kakak.. Udah ada pacar kan?” Juyeon sedikit bingung dengan pertanyaan Chanhee, kemudian ia mengangguk pelan.

“Hooh, kenapa?”

“Boleh liat fotonya?” Juyeon semakin bingung, jangan-jangan juniornya ini ingin menikungnya, karena pacarnya yang primadona sekolah, dapat memikat siapa saja.

“Buat apaan? Mo nikung lu?” Chanhee terkejut, lalu mencubit lengan Juyeon, yang dicubit hanya merintih kesakitan.

“A-aduduhh iya iya ampun” Juyeon mengelus lengannya, sedangkan Chanhee hanya melotot kesal, sambil memanyunkan bibirnya.

“Duh, manis” Batin Juyeon, kemudian ia segera membuyarkan pikirannya. Ia terus menerus mengingatkan bahwa ia masih ada Yujin.

“Aku tuh cuman mau liat mukanya pacarnya kakak, habisnya aku mau mastiin sesuatu Kak!” Juyeon mengernyitkan alisnya. Kemudian segera mencari fotonya bersama Yujin. “Jangan liat lama-lama, nanti suk- AW AW AW IYA IYA AMPUN”

Juyeon mengelus pinggangnya, juniornya ini galak juga ya. Apa dia masih dendam padanya?

Dengan segera, Juyeon memberikan fotonya bersama Yujin kepada Chanhee. Chanhee menerima foto tersebut, dan menatapnya pelan. Kedua mata Chanhee terbelalak kaget, ternyata benar kekasih seniornya adalah kekasih mantannya dulu.

Chanhee pun terdiam, dan mengembalikan foto tersebut kembali ke Juyeon. Tentu saja Juyeon bingung, tapi ia hanya menyimpan pertanyaan pertanyaannya itu di dalam batinnya.

“Hmm Kak!” Panggil Chanhee, yang dipanggil hanya menatapnya heran. Chanhee menggigit pelan bibirnya, kemudian menggelengkan pelan kepalanya. “Ga ah, ga jadi wle”

Melet Chanhee, kemudian langsung berlari meninggalkan Juyeon yang kebingungan.

◎◎◎

Juyeon mengacak-acak rambutnya, ia sibuk berkaca di spion motornya. Juyeon tersenyum bangga, wajahnya sangat tampan.

“Huwek, jelek” Suara lembut yang terdengar menyebalkan, membuat Juyeon sedikit kaget. “H-hah?”

“Narsis, jelek, ngeselin!” Ejek Chanhee kepada seniornya, entah muncul darimana keberanian Chanhee ke Juyeon. Padahal sebelumnya ia sangat takut kepada Juyeon. Chanhee pun langsung berjalan kembali meninggalkan Juyeon yang semakin kebingungan.

◎◎◎

“C-Chanhee bodoh!!” Rutuk Chanhee pelan. Ia menatap wajahnya di kaca toilet, kemudian menampar pelan kedua pipinya, agar ia segera tersadar.

“N-ngapain sih aku tadi???!”

Chanhee hanya menghela pelan nafasnya. Chanhee hanya terlalu gugup untuk bertemu Juyeon, tetapi kenapa terlihat mengesalkan daripada untuk gugup?

Chanhee mencuci wajahnya, kembali menatap wajahnya, dan mulai berpikir.

“Apa.. Aku kasi tau aja ya, Kak Juyeon. Pacarnya selingkuh...”

◎◎◎

Juyeon mengemaskan bukunya, pelajaran telah selesai, dan waktunya ia mengikuti eskul basket. Dengan semangat, ia segera berjalan cepat menuju lapangan.

Next tanding, katanya kita bakal ngelawan sekolah swasta ya?”

“Iya men, gila. Lawan kita berat banget nih”

“Daripada ngeluh, mending latian dulu aja bos” Ucap Juyeon, sambil melempar jaketnya ke arah temannya tersebut.

“ANJIR JUYEON! KAGET!” Teriak Kevin, korban insiden tadi. Juyeon tidak perduli dengan omelan Kevin, ia langsung melepas seragamnya, kemudian menggantinya dengan seragam basketnya.

“Ets ets, tuh junior yang dekat sama Sangyeon kan?” Tanya Minho, salah satu anggota basket sambil menunjuk Chanhee yang tengah mondar-mandir di dekat ruang ganti.

“Wih iya coy, gila cakep” Balas Vernon.

“Belum ada tanda tanda jadian nih, masih jauh dari tanda janur kuning melengkung pula, jadi menikung masih halal” Dengan bangga Wooseok berbicara lantang di antara para anggota basket, yang langsung di sambut tawa oleh seluruh anggota eskul.

“Gila loe” Gumam Juyeon, kemudian kembali melirik Chanhee diluar ruang ganti.

“Napa lagi tuh anak?”  Batin Juyeon, sambil mengemaskan lokernya.

◎◎◎

Nametag [ JuNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang