Empat belas: Ada apa dengan Shei?

28K 2.2K 45
                                    











"Jadi May.. aku minta tolong banget nih!"

"Kenapa Ray? Ada apa sih? Enggak  biasanya kamu panik kayak gitu?"

"Kamu tau kan, anak bungsu aku sudah balik,"

"Iya... Ilham kemarin cerita, memang kenapa Ray?"

"Ada yang aneh Maya... kamu tau, pas aku buka laci di meja belajar Sheila, isinya tumpukan pisau, bagaimana aku enggak  takut,"

"Hah, bagaimana, Ray?"

"Makannya datang ke sini please. Ngobrol sama Shei masalah hal ini!  Aku mohon May,"

"Oke entar sore aku kesitu!"

Raya menghempaskan ponselnya ke atas kasur dan menggigiti bibirnya sembari berjalan mengelilingi kamar khas orang tengah bingung. Pikirannya entah mengapa sedikit kacau sejak melihat tumpukkan pisau di kamar Sheila.

Raya benar-benar takut anaknya—

Ah, membicarakannya saja membuat Raya merinding.

Raya bahkan meminta bantuan temannya, Maya, seorang psikolog anak, (Mama dari Ilham, temannya Raka) untuk berkunjung menemui Sheila.

Enggak  boleh! Enggak  boleh terjadi!

Lagi lagi Raya mengenyahkan pemikiran aneh yang bersarang di otaknya. Tak lama kemudian ia kembali memungut ponselnya dan menelpon Leon.

Suaminya berhak tau secepatnya!

***

Sheila turun dengan dress hitam yang Mama pilihkan sesaat sebelumnya saat Mama memanggilnya dan katanya ingin mengenalkannya pada teman sang Mama.

Tadi siang setelah sedikit berjalan-jalan, Aurell sudah pulang ke rumahnya dan kini tinggal Sheila yang bermalas-malasan di kamar.

Sheila tersenyum simpul dan duduk di salah satu kursi ruang tamu kemudian menyalami tante Maya, teman mama yang baru saja tadi dikenalkan.

"Cantik banget... ih, daftar jadi menantu Tante mau enggak?" Maya mulai bercakap ria yang dibalas kekehan oleh Raya dan Sheila.

"Duh yaa... anak kamu cantik banget Ray, jadi ingin aku culik! Bosan aku lihat muka Ilham terus, bawaannya ingin marah! Masa coba sudah kelas tiga kerjaannya main PS terus,"

"Duh, sama May, Raka juga! Enggak  sadar sudah kelas tiga akan ujian akhir malah main mulu! Susah banget tuh anak!"

Lho, ini kenapa malah ibu-ibu pada asyik sendiri?

Terus buat apa Sheila suruh gabung?
Sheila jadi bingung!

Di sela percakapan para Mama, tante Maya tak sengaja menyenggol tasnya yang menyebabkan seluruh isinya terhambur.

Sheila yang melihatnya langsung membantu mengumpulkan isinya.

Namun matanya menangkap sebuah pisau kecil berukir indah. Teramat indah di mata Sheila sehingga keinginannya untuk memiliki muncul seketika. Ia langsung memungut pisau itu dan bertanya setelah selesai membereskan isi tas Tante Maya.

"Pisau ini boleh buat aku?"

Sontak, mata Tante Maya dan sang Mama membulat namun tak lama kemudian Tante Maya tersenyum simpul.

Membuat Sheila mengerti satu hal, bahwa ini sudah mereka rencanakan!

***

Kamar Sheila terlihat lengang padahal berisi dua orang di dalamnya. Dua orang di dalamnya hanya saling menatap dalam diam tanpa ada satupun yang berniat untuk memulai percakapan.

Our Little SisterWhere stories live. Discover now