6. Bayangkan Saja Dulu

364 64 18
                                    

"Dan sekarang dengan wajah datarmu

Apa kamu pernah mikir sama yang kayak aku pikirin?"

Imagine – Bolbbalgan4



Entah angin apa yang menyerang Fio hingga mengirim chat ke Adam, mengajaknya main basket di lapangan kompleks saat malam minggu. Biasanya bersama Fares, mereka bertiga suka meluangkan waktu untuk main basket. Terkadang dengan anak-anak kompleks, tapi kebanyakan 2 lawan 1 (Fio dan Fares lawan Adam). Biar tidak seimbang begitu, tetap Adam yang memimpin permainan. Pertama, dia tinggi dan gesit. Kedua, berani sekali mereka lawan atlit basket nasional.

Sebenarnya Adam bantu-bantu di usaha orangtua Fares hanya kerja sampingan, pekerjaan utamanya sendiri adalah atlit basket profesional. Postur tubuh tinggi, tampan, dan gerakan yang lincah tidak boleh Adam sia-siakan begitu saja. Kecintaannya pada basket sudah terpupuk dari SMA dan akhirnya ia seriusi saat kuliah, lalu ditularkan pada Fares. Tidak sia-sia tiap hari minggu mengajak sepupunya itu main basket, karena cowok canggung seperti Fares bahkan berhasil ikut perlombaan basket SMA tingkat daerah. Tapi setelah pertandingan, Fares berhenti menyeriusi olahraga tersebut. Ia kehilangan esensi dari permainan bola favoritnya, jadi tidak menikmati lagi bermain basket karena punya beban.

Kalau Fio lain cerita. Ia dipaksa untuk ikut basket, selain postur tubuh yang lumayan tinggi Fio juga sangat atletik. Dibanding basket, ia memilih bulu tangkis dengan alasan bisa dimainkan secara individu. Dirinya tidak terlalu suka permainan yang menuntut bekerja sama dengan orang lain. Tapi setidaknya ia berhasil membawa SMA-nya juara dua tingkat kota.

Khusus untuk malam ini, hanya Adam dan Fio yang saling berhadapan. Keduanya bertatapan dengan sengit, seakan ini pertandingan hidup dan mati (kenapa juga mereka harus seserius itu). Bola diambil alih Fio, ia men-dribble bola dengan rendah untuk menghindari Adam merebut darinya. Badan Adam ikut membungkuk, merentangkan tangan untuk menghindari gerak si perempuan yang lebih lincah. Belum juga benar-benar berkedip, Fio melempar bola dari belakang badannya membuat Adam kehilangan fokus. Teknik tersebut berhasil meloloskan Fio dari Adam dan berlari menuju ring, lalu dengan gesit melemparkan bola ke ring. Tapi sayangnya tidak semudah itu. Adam berlari lebih cepat dari yang Fio sangka, dan sekejap bola yang ia kira bakal masuk ring sudah di tangan lawan.

"Argh, sialan!" kedua tangan Fio mengacak-acak rambutnya yang terikat, membuatnya lebih berantakan dan tak karuan. Adam malah tertawa, tidak peduli apakah cewek itu mengeluarkan banyak umpatan untuk dirinya.

"Ayo, Fi! Gitu aja dah nyerah, cemen amat." Cowok itu memang mulutnya suka sembarangan, pantes jomblo!

Mukanya masih belum baik-baik saja, cemberut dan kesal karena mereka kembali ke posisi semula. Saling berhadapan untuk merebut bola yang sekarang ada di tangan Adam. Mana ekspresi wajah cowok itu mengejek sekali.

Saat mereka kembali saling berhadapan, entah apa yang terjadi sampai Fio menegakkan badannya dan melihat ke belakang tubuh Adam. "Kak, ada Fares."

Otomatis Adam menoleh ke belakang setelah nama sepupunya disebut, melonggarkan pengawasan atas bola yang ia kuasai. Belum sempat menyadari apa yang terjadi, Fio telah merebut bola dan berlari ke arah ring. Tindakan curang yang berhasil membuatnya mendapatkan poin.

"YOOOO MASUUUK!!!!!" Fio melompat-lompat senang, dua poin ia dapatkan setelah 30 menit bermain. Dia menoleh ke Adam lalu tertawa keras, "gue masih jago. Hahahaha!"

"Lo curang anjir!"

Sekarang gantian Fio yang balas tertawa, lebih mengejek dan menyebalkan. "Itu nggak curang kak, taktik."

XX - Mark x YejiWhere stories live. Discover now