Chapter 37 : Quarantine

2.8K 273 115
                                    

Walk On Memories Chapter 37 : Quarantine



"Let's break up" ujar Jaemin serius namun dia tidak berani menatap Lami langsung.

"Nde" Lami mendongakkan kepalanya menatap Jaemin lekat.

Jaemin menghela napasnya "Ayo kita akhirnya hubungan kita, Kim Lami" ucap Jaemin sekali lagi.

"Kenapa?" Lami mulai berkaca-kaca.

Jaemin menundukkan kepalanya "aku tahu semalam kamu dapat masalah dengan orangtuamu. Kamu dimarahi karena kamu melanggar peraturan orangtuamu yang tidak boleh berpacaran sebelum lulus SHS. Aku tidak ingin kamu mendapatkan masalah lagi dengan orangtuamu" jelas Jaemin.

Hal itu tidak membuat Lami percaya "aku sudah berbicara pada Appa dan Eomma. Mereka mengerti. Aku sudah menjelaskan pada mereka. Kalau selama aku berpacaran denganmu, aku tetap fokus pada belajarku, selalu dapat nilai baik dan tidak mempengaruhi nilai" balas Lami.

"Kita akhiri saja hubungi, Lami. Biar masalah terselesaikan. Kamu juga tidak teror lagi saat bersamaku. Mungkin ini yang terbaik kita" tutur Jaemin yang sangat tidak rela memutuskan hubungannya dengan Lami. Dia sangat menyayangi gadisnya ini tapi dia juga menyayangi sahabat-sahabatnya.

Lami masih termangu dengan perkataan Jaemin. Dia menelan kekecewaan pada Jaemin. Dia juga sudah menuruti permintaan Jaemin untuk berpacaran dengan Jeno. Jujur Lami tidak rela.

"Maaf" lirih Jaemin dan masih didengar Lami.

Lami pun meneteskan air matanya.

Jaemin kemudian pergi meninggalkan Lami. Langkahnya berhenti, memejamkan matanya membiarkan air matanya turun membasahi pipinya.

Jaemin benar-benar pergi bahkan dia sama sekali tidak menoleh ke arah Lami. Lami hanya bisa menatap punggung kekasihnya tersebut ralat mantan kekasihnya. Lami menangis sesenggukan di sana bahkan dia menutup wajahnya.


Lami setengah berlari di koridor kelas, tanpa sengaja saat berada di jalan menuju toilet wanita. Gadis ini bertabrakan dengan Jeno serta di sana ada Renjun dan Haechan.

"Maaf. Aku tidak sengaja" ujar Lami menatap sekilas Jeno lalu segera pergi dari sana.

Jeno mengernyitkan keningnya melihat mata Lami yang terlihat memerah. Seperti habis menangis. Sebenarnya Jeno iba melihat Lami tadi. Dia merasa tidak tega melihat mata Lami yang sepertinya kecewa pada seseorang.

"Kau sudah menyelesaikan masalahmu dengan Lami?" tanya Renjun meletakkan tangannya di bahu Jeno.

"Belum" singkat Jeno.

"Dia terlihat habis menangis" celetuk Haechan.

"Aku juga merasa begitu" balas Jeno datar.

"Apa jangan-jangan dia baru saja putus dengan Jaemin" celetuk Haechan.

Jeno bereaksi mentautkan kedua alisnya.


Jaemin menunduk menatap ujung sepatunya. Dia duduk di sebuah kursi yang terletak di ruangan kerja pelatih Hwang. Di dalam sana terdapat beberapa orang dewasa termasuk Siwon yang sedang membicarakan nasibnya di klub taekwondo. Dari luar pun Jaemin mendengar samar-samar percakapan orang dewasa tersebut, dia hanya menunggu keputusan.

"Anak Saya Jung Jaemin, dia sudah berkontribusi besar dalam klub ini. Dia selalu menang saat pertandingan dan membuat bangga sekolah ini. Apa ini balasan kalian untuk anak saya? Mengeluarkan dia hanya karena dia melanggar aturan tidak boleh berkencan" ujar Siwon suara meninggi.

Walk On Memories (Jaemin Fanfiction) [END]✓Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα