01:: PROLOG

157K 14.3K 413
                                    

Laki-laki berkulit putih dan tinggi itu menatap tajam dua mahasiswa di depannya saat ini. Dia duduk di kursi ruangannya dengan dua buah makalah bersampul biru di tangannya sedari tadi menjadi objek yang ia pakai mengetuk-ngetuk meja yang mungkin sebentar lagi akan dilemparkan ke kepala dua mahasiswa yang sedang berdiri didepannya.

"Ini kenapa NIM-nya bisa ketukar gini?" tanya Keenan Nareshwara dengan nada tenang namun mampu membuat kedua mahasiswa di depannya bergedik ngeri.

Kedua mahasiswa itu terdiam, mereka menunduk tak berani menatap mata tajam dengan alis tebal lawan bicaranya itu.

"Kenapa diam? Masuk akal nggak sih kalau NIM-nya sampai ketukar kayak gini?" tanya Keenan lagi.

"Maaf Pak, saya keliru," jawab Raka, Mahasiswa pemilik makalah tersebut.

"Keliru?" Keenan tertawa remeh. "Bagaimana bisa? Kalian satu kelas, nama kalian berbeda, NIM-nya jelas jauh selisihnya, kalau mau beralasan yang masuk akal dikit!"

"Maaf Pak, nggak akan kita ulang lagi," lirih Andi yang berdiri disebelah Raka.

Keenan melempar kedua makalah itu ke meja dengan kasar. "Sekarang saya tanya, siapa yang mengerjakan tugas ini?"

Raka dan Andi saling bertatapan, sama-sama bingung harus mengatakan apa pada dosennya itu.

"Kita yang kerja sendiri kok Pak, kesalahan penulisan NIM itu murni karena keliru Pak," jawab Andi.

"Kalian pikir saya bodoh? Kalian terlalu meremehkan saya."

Raka dan Andi terdiam.

Keenan kembali membuka kedua makalah yang ia lemparkan tadi, lembaran demi lembaran ia buka dan membandingkan makalah milik Raka dan Andi dengan teliti.

"Ini jelas cuman satu orang yang kerja, isi di bab pembahasan kalian hampir sama, dan di bagian kata pengantar ini sama persis." Keenan menatap kedua mahasiswanya lagi. "Isinya bagus, tepat sasaran seperti apa yang saya minta."

Keenan berdiri dan mendekati Raka dan Andi di depannya. "Sekarang bilang, siapa yang buat makalah ini?" tanya Keenan dengan tegas.

Raka dan Andi menggeleng. "Saya yang kerjakan kok Pak," jawab Andi.

"Jawab yang jujur! Atau saya nggak kasih kalian nilai di mata kuliah saya, otomatis kalian akan mengulang semester depan," ancam Keenan.

"Jangan, Pak!"

"Yasudah, bilang sama saya, siapa yang kerjakan tugas kamu ini?"

Raka terdiam sejenak, manik matanya bergerak gelisah mencoba mencari alasan yang tepat untuk meyakinkan dosennya itu. Namun akhirnya Raka pasrah dan menjawabnya lirih, "Aul Pak."

"Aul? Siapa Aul? Mahasiswa sini?" tanya Keenan dengan alis tebalnya yang kian menyatu menyiratkan kebingungan.

"Iya Pak, Chelsea Aulia Baskara," jelas Andi.

Keenan mengangguk pelan mendengar penuturan dari mahasiswanya, sudah jelas apa yang ia duga itu benar dan bukan hipotesanya semata.

"Kenapa dia yang kerjakan tugas kamu?"

"Aul memang buka jasa pengerjaan tugas, Pak."

Sekali lagi Keenan mengangguk paham. "Kalian bisa keluar," kata Keenan menunjuk pintu keluar.

"Terima kasih Pak dan maaf," ucap Raka sebelum keluar dari ruangan dosennya itu.

"Eh." Suara Keenan menghentikan langkah Raka dan Andi. "Nilai kalian tetap saya kurangi, kedepannya saya nggak mau lagi kalian nggak kerja tugas secara mandiri."

"Iya Pak," jawab Raka dan Andi kemudian melanjutkan langkahnya.

Setelah pintu ditutup rapat oleh kedua mahasiswanya itu, Keenan kembali meneliti makalah bersampul biru itu. "Chelsea Aulia Baskara," ulangnya dengan suara pelan.



⏩To be continued ➡️

VOTE⭐ DAN COMMENT 💬

Dearest Nyonya Krab [Terbit]Where stories live. Discover now