30 | Happy Ending

333 29 5
                                    

"Lah serius?"

"Iya," balas Eunha tidak kalah semangat walau keduanya sedang menghias kuku untuk penampilan baru di semester baru.

"Udah lama jalan nya?"

"Binnie nya sih ngak cerita, dia baru bilang juga sama aku,"

Yooa hanya mengangguk, sedikit terkejut ketika mendengar si manis itu berkencan dengan Youngjae.

"Jadi yang kalian double date kemarin itu bareng Binnie-Youngjae?"

Eunha mengangguk, "Tau ngak kak, kak Youngjae itu minta tolong nya sampe sebegitunya kayak suka sama Binnie makanya aku tolongin aja,"

Yooa terkekeh. Ternyata bukan hanya dia sendiri yang merasa Binnie manis.

"Tapi tahu kan kak, Binnie tuh anak orang kaya, makanya dia pacaran nya diam-diam supaya ngak ketahuan,"

Kemudian gadis kelahiran 97 itu bercerita tentang Jiho yang semakin berani mendekati si pangeran es, Jung Jaehyun.

Berbalik dengan teman Yooa, "Semalem apa kapan gitu deh, Jeongyeon ditembak Jeonghan masa. Mendadak gitu?"

"Mendadak kak? Ngak ada tanda-tanda pdkt gitu?"

Yooa menggeleng, "Aku sih takutnya si Jeonghan itu kena dare doang, kalo gitu kan kasian temen aku,"

"Terus kak Jeongyeon nya gimana?"

"Di read doang soalnya dia nembak nya dari dm ig, makin aneh kan?"

Sesaat kemudian kedua lelaki penghuni rumah itu masuk ke kamar Yooa, "Ngetuk dulu kek lain kali. Kalo lagi ganti baju gimana?"

"Udah pernah liat juga kok, ngapain takut sih," celetuk Wonwoo yang kemudian kepala nya dipukul Yooa.

"Lagi ngomongin apa kalian?" tanya Jihoon yang bingung melihat Eunha yang meniup-niup kuku nya.

"Paling juga ngomongin orang. Kan kalo ngak ada kerjaan, cewe ngejulid aja kerjanya,"

"Kak, hari ini makan diluar yuk," ajak Eunha, "Musti beli bahan makanan lagi, ngak ada yang bisa dimasak di kulkas,"

"Gua traktir," semua seketika melihat ke arah Wonwoo yang berbaik hati, tumben saja. "Salah aja perasaan?" tanya nya kemudian Yooa terkekeh.

"Ngak salah kok," ujar gadis itu sembari mengusap lembut puncak kepala Wonwoo.

"Gua bentar lagi ultah, jadi mumpung lagi banyak duit aja, nunggu hari H duluan habis duit nya," Eunha dan Yooa terkekeh, mengerti persis perasaan itu.

Sehabis pulang traktiran yang dikatakan Wonwoo, ia tidak pernah tahu bahwa sebuah kejutan sudah dipersiapkan untuk nya.

Setelah masuk ke kamarnya barulah ia sadar dengan perubahan kamar yang dihias sedemikian rupa.

Dari belakang Yooa sedang memegang sebuah cake strawberry berbentuk bulat, sedang berjalan ke arah nya dengan Jihoon dan Eunha yang turut menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

"Apa sih," kekeh nya geli. Rasanya membayangkan hal seperti itu sengaja dipersiapkan untuk nya agak menggelikan.

Banyak balon dan bunga di kamar Wonwoo sekarang, serta sebuah tumpukan kecil yang ia percaya sebagai hadiah untuk nya.

"Kapan siapin nya?" tanya Wonwoo setelah segala perintilan nyanyian dan tiup lilin selesai.

"Ingat yang aku bilang soal macet tadi?" ujar Eunha yang kemudian diangguki Wonwoo.

"Oh itu kalian boong? Lah gue kira beneran macetnya sampe 2 jam,"

Jihoon tertawa, "Udah buka la hadiah nya ngapain lagi ditengokin aja,"

Eunha memberikan sebuah kacamata baru karna Wonwoo belakangan ini sering mengeluh tentang pengelihatannya yang mulai rabun.

"Gila, makasih banget dek," Eunha hanya mengangguk bangga.

Jihoon berikan peralatan menggambar yang mungkin akan ia butuhkan di semester depan. Informasi dari seorang kakak kelas yang sudah berpengalaman.

Yooa berikan sebuah sweater dan parfum setelah menyadari kekasihnya suka mengoleksi berbagai motif sweater.

Sisa nya dari Seulgi yang dikirimkan ke rumah. Ada kaos, kemeja, dan sepatu.

"Dia kira gue fakir miskin apa dibeliin ginian," Yooa tertawa mendengarnya.

"Kak Yooa kalo ultah dibeliin apa?" tanya Eunha yang penasaran sebagai seorang anak tunggal dikeluarganya, begitu juga dengan Jihoon.

"Yah, tergantung sih, kenapa emang?"

"Tahun lalu apa?" tanya Wonwoo yang juga penasaran. Ia tau kalau bang Jinwon benar-benar menyayangi adik nya ini.

"Itu mobil yang gue sering pakek,"

Eunha menghela nafas nya kemudian menarik Jihoon untuk bangkit, "Ayolah kak, level kita beda sama mereka. Mundur teratur aja,"

Jihoon tertawa, sedangkan Wonwoo menyahut, "Apanya beda woi. Dia doang yang beda level nya, gua mah masi se-kalian,"

"Terus kadang dibeliin permata juga, apa emas gitu, tapi banyakan gue tabung sih," kekeh Yooa yang merasa lucu meledek Eunha dengan itu.

"Ayolah kak ah, tinggalin aja itu berdua," Jihoon semakin tertawa.

Yooa pernah tidak tahu keputusannya untuk pindah dari apartemen mahal itu akan menemukannya dengan orang-orang baik.

Yooa tidak tahu orang-orang baik ini yang kelak akan ia andalkan saat dalam kesulitan.

Yooa juga tidak akan pernah tahu kalau keputusannya untuk menjadi kekasih Wonwoo akan mendatangkan berkah sekaligus musibah untuk nya.

The End.

Thank you for the supports ya❤

-Keipaplova21
30th July 2020

✔Home [JWW]Kde žijí příběhy. Začni objevovat