9. Something different

12 1 0
                                    

.
.
.

Hope you all enjoy the story

.
.
.

Ketika semua siswa mulai meninggalkan sekolah, aku dan Haechan masih di parkiran sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Ketika semua siswa mulai meninggalkan sekolah, aku dan Haechan masih di parkiran sekarang.

Aku sering melihat banyak kendaraan milik siswa yang di parkir disini, tapi aku sendiri tak pernah membawa kendaraan, tempat parkir adalah salah satu hal yang terlepas dari perhatianku.

Kenapa aku disini sekarang?
Karena aku menyetujui ajakan Haechan untuk ke rumahnya.

"Bentar aku telepon Kak Minhyun dulu" Kataku sambil mengeluarkan ponsel dari saku cardigan yang aku kenakan.

"Iyaaa" Haechan sendiri baru saja memakai helmnya.



"Halo Kak, posisi?"

"Di alam bawah sadar"

"Seriusan ini ih"

"Baru bangun dari mimpi-mimpi indah, dan kau meneleponku, semuanya menjadi hancur"

"Nggak usah ngedrama"

"Iyaa tau gue bukan Lee Jong Suk"

"Nggak usah jemput gue, entar gue langsung lanjut ke tempat les, kalau gue telepon lagi baru jemput"

"Iyaa, nikmati perjalanan bersama Haechan ya, hati-hati dijalan nyonya"

"Tau dari mana?"

"Haechan tadi udah minta izin"


Tutttt

Aku memutuskan panggilan telepon sepihak.

Haechan hanya tersenyum menunjukkan deretan giginya yang rapih itu.  Aku tau dia sengaja mengerjaiku tadi.

"Kok nggak bilang sih lo?"

"Mau aku bilang pun kamu nggak akan percaya" Iyaa juga, tapi kan setidaknya dia ngasih tau dulu. Nggak ada salahnya.

"Bawa ikat rambut nggak?"

"Bawa, kenapa?"

"Mana??" Haechan mengulurkan tangannya seolah meminta.

"Buat apa sih?"

"Ya udah mana sini?"

Ikat rambut yang aku simpan di dalam tas seharian ini akhirnya aku keluarkan dan memberikannya pada Haechan. Entah apa tujuannya kali ini.


Setelah ikat rambut bewarna hitam itu berada di tangan Haechan tiba-tiba saja dia berjalan ke arah belakang tubuhku. Yang dapat aku rasa sekarang adalah tangan Haechan yang dengan lembutnya merapikan rambutku, kemudian dia mengikatnya.

TE AMO [ Haechan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang