end

61 8 17
                                    

Gelak tawa selalu menemani di hari olahraga. SD Pratama mengadakannya di taman sekolahan. Semua wajib memakai olahraga.

Terlihat seorang guru sedang menyiapkan makanan yang berasal dari puluhan rantang.

"Kelas 2 Abadi, makanan sudah siap," teriak Syesa membuat anak didiknya lari berhamburan mendekatinya.

"Bu Ca hahaha. Tad---tadi Sindi joget-joget seperti orang gila."

"Iya, Bu Ca. Perut Nia jadi sakit huhu," ucap sang gadis berkepang dua dengan berpura-pura menangis.

Syesa menoleh ke arah samping kanannya.

"Bu Ca. Tadi Nino jatuh," kata anak laki-laki menunjukkan lutut kirinya yang memerah.

"Eh---bentar. Bu Ca ambil obatnya dulu, ya."

"Jangan." Syesa terduduk kembali.

"Kenapa?" tanyanya tidak mengerti dengan maksut Nino.

"Nino, kan laki-laki. Nino kuat. Cuma luka gini aja, laki-laki nggak boleh nangis. Apalagi nangisin perempuan."

Syesa tersenyum.

"Tapi tadi Nino buat Sindi nangis," ucap Tita yang ingin makan, tapi tidak jadi. Dia lebih tertarik untuk melaporkan perbuatan Nino yang sudah membuat Sindi menangis.

"Tapi Sindi, kan temen Nino. Bukan pacarnya Nino."

Syesa tidak tau harus berbicara apa. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Nino. Anak kecil nggak boleh pacaran dulu. Temen atau pun pacar itu sama-sama perempuan. Kalau Nino membuat Sindi nangis, berarti Nino juga membuat perempuan menangis. Ayo, sekarang minta maaf sama Sindi."

Nino sudah menyodorkan tangan kanannya untuk meminta maaf kepada Sindi.

"Sindi?"

Sindi masih tetap menyembunyikan tangannya di dalam lutut yang dia lipat.

Sindi menggeleng.

"Bukan muhrim. Sindi nggak mau, tapi Sindi udah maafin Nino kok, Bu Ca."

Ada-ada saja.

"Tapi tadi Ka Sindi pegang tangan aku," cerocos Tian.

"Kamu, kan adik kandung aku sendiri," geram Sindi melotot kelada sang adik yang masih bingung.

"Tapi, kan Tian juga cowok."

Sebelum semua benar-benar kacau, Syesa segera melerai mereka dan menyuruhnya untuk menyantap makanan.

"Sudah-sudah. Nggak baik bertengkar di depan makanan. Sebelum makanannya nangis, yuk kita langsung santap. Eiiiits, inget apa?"

Semua sibuk berpikir maksut dari 'inget apa' yang dimaksud Syesa.

"Baca do'a," ucap seseorang dengan lantang.

Semua manusia yang sedang duduk di tikar menatap penasaran pria dewasa yang tiba-tiba muncul berdiri mengenakan olahraga bewarna biru hitam.

"Mas," ucap Syesa tak kalah terkejut.

"Ayo Melin, salim sama Bunda dulu." Anak kecil yang diketahui bernama Melin berusia 5 tahun itu menuruti perkataan Leo.

"Ini?" tanya Syesa.

Leo mengangguk.

Melin---seorang anak kecil yang Leo ceritakan kepadanya. Leo berniat untuk mengambil Melin dari panti asuhan milik mereka. Syesa benar-benar tidak tahu jika ada anak kecil dengan kedua mata yang lebar dan dua gigi gingsulnya yang seperti taring terlihat saat tertawa dan berbicara.

"Melin. Nama yang sangat bagus."

"Amelia Syalena Putri. Dan Melinda Syalena Putri. Nama yang cantik bukan?"

Leo mengangguk. Setuju dengan pemberian nama dari Syesa.

"Melin putri Syesa dan Leo."

"Wah, bagus Bu Ca. Nino mau jadi pacar Melin."

Syesa dan Leo sama-sama saling menggeleng.

"Duduk, Mas."

"Sekarang baca do'a lalu kita santap habis semua makanannya," titah Syesa kemudian ikut makan mendekap dan menyuapi Melin---buah hati keduanya.

"Enak, Sayang?" tanya Syesa.

Melinda mengangguk.

"Elin, jadi pacarnya Nino, ya?"

Syesa dan Leo menatap Nino tidak percaya.

Melin yang belum tau apa-apa hanya bisa menggeleng dengan menatap Syesa.

"Hahahah, kasihan Nino ditolak adik kecil," kata Sindi tertawa puas melihat Nino dipermalukan oleh seorang anak kecil yang baru saja melepas masa balitanya.

Leo dan Syesa bertatapan dengan senyum penuh kebahagiaan. Senyum yang sudah berhasil melalui berbagai rintangan dan memulai untuk mewujudkan kehidupan yang rukun dan bahagia bersama kedua bidadari cantik mereka.

******

Fiuhhh!

Yeayyyy!! Alhamdulillah selesaaii juga.

Sengaja dibuat pendek👉👈

Sedikit cerita nih.

Sebenarnya udah berangan mau buat 50 part, tapi, tapi, banyak teramat sangat banyak tapinya jadi aku buat 35 part deh.

Dddddddddaaaaaannnnnn.

Terima kasih atas 1....k nya.

Terima kasih buat semua para:

Readers.

Pengevote.

Pengkrisar.

Pengramai DM wp aku.

Dan peng-peng lainnya yang udah berdoa dan nyemangatin aku.

Sampai jumpa di cerita lainnya dari aku.

Nungguin, ya?

Sabar, yah.

Semua butuh proses.

Lopeku udah dikembaliin sama Leo setelah 5 tahun dipenjim si Doi.

Dasar.

Jadi, tak lupa kukasih love lagi.

❤💚💛💙💓💕💖💗💘💝💞💟

Baibai.

Ciyu.



Cinta Kutu ✓Where stories live. Discover now