13. MKL

54 18 2
                                    


Perkuliahan mulai lancar. Nala juga sudah masuk kuliah. Kemarin itu hanya memar sedikit baginya.

"Lo kenapa hilang kemarin?" tanya Reza penasaran.

Mereka berdua sedang berada di dalam kelas menunggu perkuliahan pertama. Sementara yang lain entah ke kantin atau nongkrong ke basecame.

"Pulanglah. Kemana lagi?" tanya Nala bernada sewot.

Reza sudah sering mendapatkan nada itu, "Kenapa gak ngomong sama gue. Lo pulang naik apa?"

"Penting gitu?" tanya Nala balik. Ia menaikkan sebelah alisnya.

"Pasti ada yang disembunyiin sama Nala," batinnya.

Ia akan mencari tahu sendiri.

.

Reza yang khawatir atau dia memang sedang memperhatikan Nala sedari tadi? Nala tidak fokus mendengar dosen yang menjelaskan di depan. Pikirannya melayang entah ke dimensi mana.

Siapa yang mengirim surat kemarin? Kenapa juga Angga yang harus jadi penghantar? Apa hubungannya?

Tunggu....

Apa ini?

Perpustakaan Induk Kampus?

Nala sedang memperhatikan banyak orang yang tengah mondar mandir. Skripsi, Tugas, Makalah, Laporan, Karya Ilmiah, Program Kerja, Penelitian, Praktikum, mungkin itu yang Nala dengar sejak tadi.

Ia memasuki ruangan luas yang dipenuhi dengan buku itu. Mencari buku yang ia anggap bagus untuk di baca.

Tempat duduk di pojok ruangan menjadi tempat favoritnya. Bahkan dari SMP ia selalu mencari tempat pojok untuk membaca buku.

Buku di tangannya siap untuk di baca 'Afiliasi Deja vu' sepertinya menarik.

"Fenomena merasakan sensasi yang kuat pada suatu peristiwa atau pengalaman hidup," gumam Nala.

"Anomali neurologik?" Kembali Nala bergumam.

Dia sebenarnya bisa saja membaca sedikit lebih keras karena perpustakaan itu kelihatan terlalu sepi. Bahkan, penjaga perpus saja tidak ada.

Dalam satu gedung perpustakaan induk terdapat tiga lantai untuk menyimpan buku-buku. Masing-masing ruangan itu mempunyai lima ruang perpustakaan mini untuk menyimpan setiap buku.

Nala berada di lantai bawah dan itu cukup sunyi untuk sebuah perpustakaan.

"Sebenarnya kenapa harus ada Deja vu?" Nala berpikir keras.

Akhir-akhir ini ia selalu merasakannya. Peristiwa dan pengalaman.

Ketika hendak membuka lembaran selanjutnya Nala dikagetkan dengan suara seseorang yang tengah berlari masuk ke perpustakaan itu.

Gadis itu menaruh sesuatu di rak paling atas. Tepat di depan Nala. Buku dengan kulit berwarna coklat.

Lalu, di susul seorang gadis lagi yang sepertinya habis mengejar gadis pertama tadi.

"Buku gue mana?" tanya gadis yang baru sampai tersebut.

"Gak tau, Sa." Gadis itu menjawab dengan cekikan. Artinya dia berbohong.

"Gue duluan ya, udah mau masuk!" Gadis itu berlari meninggalkan temannya.

Nala tidak dapat menangkap wajah mereka. Ia masih duduk tenang sambil melihat percakapan itu.

"Aduh! Caca gemes gue sama lo!" ucap gadis itu merasa kesal.

Ia kemudian mencari bukunya.

Misteri Kampus Lama (On Going)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum