18. MKL

18 4 2
                                    

Apa yang kamu lihat belum tentu tidak benar.

_____

Nala membanting tubuhnya di kasur. Hari ini begitu lelah. Memikirkan teman Risa yang aneh itu, menurutnya sangat tidak biasa jika ia mengetahui mereka dengan tepat dan cepat.

Ia bangkit dan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Nala akan menetralkan pikirannya sejenak. Ia lupa untuk menunaikan ibadahnya seperti biasa hari ini. Setelah dari rumah Lisa, ia tidak bisa percaya begitu saja padanya. Terlebih lagi karena bisa membaca seseorang hanya dari sentuhan. Yang benar saja? Reza bahkan sedikit pun tidak bisa membaca pikiran perempuan itu.

Tentang Reza, laki-laki itu baru saja berbaring untuk melepaskan penatnya, tapi sebuah notifikasi muncul di ponselnya dengan cepat. Siapa yang mengirim pesan? Padahal ia baru saja membeli ponsel baru.

+6285100*****
Die!

Sebuah notifikasi dari nomor tidak dikenal dan mengirim pesan yang sama secara berulang-ulang. Reza melempar ponselnya sembarang arah. Sial, padahal baru dibelinya tadi sekarang sudah rusak saja.

"Reza!" teriak Ifan.

Melihat adiknya di kamar dengan wajah ketakutan. Ia menghampiri Reza dan mengecek keadaan manusia itu. Aman dan tidak lecet.

"Lo hilang ke mana woi!?" bentak Ifan.

Ia memeluk adiknya dengan erat. Reza bahkan sampai bingung karena perlakuan tiba-tiba dari Ifan. Ada yang salah.

"Enggak," jawab Reza dingin.

Ia mengambil kembali ponselnya dan melihat pengirim. Sudah di blokir. Reza dibuat bingung sekaligus penasaran dengan semua yang terjadi belakangan ini.

"Lo kenapa?!" tanya Ifan mencoba melihat isi ponsel adiknya.

"Enggak. Gue di panggil Nala," jawabnya lalu pergi meninggalkan Ifan mematung di kamarnya.

Langkah kakinya lebar dan cepat. Ia harus segera menemui Nala. Tiba-tiba darah keluar dari hidungnya, Reza memegang kepalanya pusing. Tidak biasanya ia mimisan dan lagi seperti ada aura gelap yang mengelilingi Ifan tadi. Ada apa dengan kakaknya?

"Nala!" panggil Reza.

Nala bangkit dari duduknya saat mendengar seseorang menggedor pintunya dengan keras. Ia segera membukanya, nampak Reza dengan mulut penuh darah dan wajah yang pucat.

"Reza!"

.

Sudah 2 hari Reza berada di kosnya. Semoga tidak ada omongan dari ibu-ibu di luar kosnya. Lebih dari itu, ia lebih penasaran pada Handra yang tidak pernah ia lihat di kosnya. Bahkan, Vhita pun tidak ada. Begitu pun Indah yang biasanya sering ke kosnya, tapi sekarang tidak ada. Ia juga pusing karena ponselnya yang hilang pada saat kejadian kemarin.

Tiba-tiba seseorang mengetok pintu kosnya. Tidak biasanya ada orang yang mengetok pintu kos itu. Biasanya teman-temannya akan memanggilnya atau langsung masuk saja. Nala membuka pintu dan tidak ada orang sama sekali. Namun, ia melihat kotak hitam yang dengan sengaja di tinggalkan di depan kosnya.

"Kenapa, La?"

"Udah sadar lo, gue bawa ke rumah sakit, ya?" tanya Nala khawatir.

Laki-laki itu tidak ingin ke rumah sakit karena alasan tidak masuk akal.

"Enggak, gue udah sehat. Itu apa?" tanya Reza melihat kotak yang dipegang Nala.

"Enggak tau, baru juga tadi gue liat di depan pintu."

Misteri Kampus Lama (On Going)Where stories live. Discover now