16. MKL

83 13 6
                                    

16. Gedung

°°°•°°°

______________________

Kakinya berjalan tanpa suara. Mengendap-endap agar tidak ketahuan ataupun diketahui oleh orang. Malam sudah unjuk pada pukul sepuluh tidak lebih dan tidak kurang.

Untuk seorang manusia yang memilih untuk tidur. Ia memilih untuk melanjutkan pencarian yang mungkin dalam pikirannya ia tidak mungkin akan mendapatkan bukti atau apapun yang menjadi bukti.

Matanya selalu melirik dengan hati-hati. Ada banyak makhluk halus yang meliriknya. Namun, ia abaikan.

Gedung itu selalu membuat Nala merasa diawasi dari luar. CT

Kakinya menapaki tangga satu persatu. Hawa dingin mulai mengelilinginya. Lalu, detik selanjutnya ...

"Nala."

"Astagfirullah haladzim!" pekik Nala sedikit kaget.

Ia membalikkan badan menatap orang itu tanpa ekspresi.

"Lo ngapain di sini?"

"Temanin lo," jawab Reza.

Nala lanjut berjalan, di belakangnya ada Reza yang juga mengikutinya. Ketika berada di anak tangga terakhir, Nala berhenti karena mendengar suara seseorang.

Jantungnya berdegup kencang. Untuk pertama kalinya Nala merasakan aura negatif yang sangat kuat. Reza juga sama khawatirnya.

Nala melempar pandang ke Reza. Entah apa yang dia pikirkan Reza mencoba mengintip di balik ruangan itu.

"Za, pulang aja. Perasaan gue udah gak enak ini," batin Nala.

Reza memberi isyarat agar tetap diam dan tidak bergerak.

Nampak sekali Reza melihat seseorang di ujung koridor dengan kepulan asap di depannya.

Reza langsung terkesiap melihat banyak sekali dedemit yang mengelilingi orang itu karena mencium bau kemenyang. Bahkan hantu anak kecil mulai berlarian di koridor itu.

Nala yang melihat reaksi Reza juga penasaran dan ikut melihatnya.

Mulai banyak yang bermunculan, aura negatif gedung itu semakin kuat. Bahkan, Nala dan Reza merasa pusing.

"Za, udah ayo pulang aja ...," bisik Nala.

Reza mengangguk setuju. Mereka turun dengan hati-hati. Jika mereka ketahuan, pasti mereka tidak akan lagi melihat dunia ini.

Untuk malam ini mungkin tidak ada bukti yang menolong mereka. Namun, Nala sempat melihat dari kumpulan dedemit itu ada sosok yang sama namun berbeda.

Tapi siapa? pikir Nala.

.

Mereka berjalan menuju kamar kost. Reza juga berencana ingin menginap bersama James atau Jack.

"Gue pusing, Za. Kenapa kita gak liat aja orang itu langsung, ya? Malah kabur. Aduh bego gue! Kan bisa jadi dia salah satu bukti kita nanti," celetuk Nala.

Reza juga berpikir begitu. Namun, untuk mereka yang hanya Anak Indigo sebatas telunjuk. Tidak mungkin bisa melawan aura yang jahanam itu.

"Kita balik dulu. Kita cek teman-teman, nanti kayak kejadian Prilly. Lo mau dituduh lagi jadi pelaku?"

"Emang lo tau siapa pelakunya?"

"Gue gak yakin."

"Kejadian ini makin rumit semanjak gue cari tahu tentang kematian Risa. Gue ngerasa sejak itu udah ada yang ngawasin gue, Za. Gue gak yakin, tapi gue selalu nemu secarik kertas yang isinya cuman teka-teki dan ancaman," jelas Nala mulai lelah.

Misteri Kampus Lama (On Going)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum