2. MKL

165 32 21
                                    

2. Kampus baru

Hari yang di tunggu tunggu pun telah tiba. Suara hiruk piruk menggema di telinga gadis itu. Para camaba yang telah memakai almamater warna biru dongker itu sangat antusias menunggu pengumuman dari Rektor.

Nala sangat tidak menyukai keramaian, tapi mau di apa dia adalah Camaba yang akan menjadi Mahasiswa Baru dalam beberapa jam lagi.

Para camaba yang tengah berkumpul di depan gedung Rektorat itu berjumlah sekitar Tiga Belas Ribu lebih orang. Entahlah tapi itu sangat menyiksa indera pendengaran dan penglihatan Nala. Saking banyaknya hingga dia hanya bisa menghembuskan napas pasrah.

Tujuh hari yang lalu tepatnya seminggu yang lalu, semua Camaba itu melakukan ospek di masing-masing fakultas dan jurusannya. Akhirnya, hari ini adalah hari di mana camaba-camaba itu akan segera mendapat gelar Mahasiswa baru.

'Lama banget deh pengkaderannya Ya Allah. Panas lagi, mau pingsan keknya gue nih!' Batin Nala kesal sambil mengibas-ngibaskan tangannya di udara.

Tak lama datang Bapak Rektor dengan beberapa dosen. Bapak Rektor itu berbicara panjang lebar hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul satu siang yang membuat sebagian camaba mati ketiduran. Setelah berbicara Bapak Rektor pun pergi meninggalkan para camaba beserta dosen dan Mahasiswa Lama.

Setelah kepergian Bapak Rektor salah satu dosen yang di perkirakan dari Fakultas Kedokteran karena- di lihat dari jas yang di pakainya- menggantikan Bapak Rektor untuk berbicara. Di rasa cukup dosen itu menyuruh para camaba untuk istrahat dan meninggalkan tempat itu.

'Akhirnya.' Batin Nala.

Sesegera mungkin dia melangkahkan kakinya menuju warung makan yang agak jauh dengan gedung Rektorat itu. Memesan apa yang dia inginkan, setelah membayarnya dan makan dengan santai di tempat duduk paling pojok.

Di saat tengah memakan bakso pesanannya. Nala di kagetkan dengan kedatangan para segerombolan laki-laki yang berjumlah enam orang yang datang dengan suara tawa yang menggelegar. Di lihat dari pakaian dan bentuk tubuh mereka berasal dari fakultas Teknik. Pakaian? Hitam. Rambut? Gondrong tapi gak rapi. Rapian juga jenggot kambing. Celana? Robek elaah. Rutuk Nala dalam hati yang melihat karena dia baru sadar bahwa sedang berada dalam lingkungan Teknik.

Segera dia melahap baksonya dan meminum es teh pesanannya. Dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu setelah melihat para kakak seniornya itu yang mengantri memesan makanan. Tanpa dia sadari bahwa hampir menabrak senior yang lain. Untung Si Senior sigap.

"Alhamdulillah, udah kenyang, udah oke, udah on. Sekarang kemana yah?" gumam Nala senang karena kenyang

Untuk camaba yang telah istirahat segera ke halaman gedung fakultas teknik untuk melanjutkan pengkaderan. Waktu menunggu dua puluh menit. Terimakasih.

Begitulah akhir dari penyampaian lewat Toa yang super duper besar itu.

'Hufk, padahal baru juga selesai makan. Di suruh ngumpul lagi? Ya kali, kita mesin apa?' Gerutu Nala dalam hati.

Dengan sempoyongan dia berjalan melewati beberapa dua belokan dan sampai di halaman gedung fakultas Teknik. Karena memang dia sedang berada di lingkungan fakultas Teknik.

Tak banyak orang di sana hanya sekitar sepuluh orang dengan dirinya. Karena merasa lelah seharian berjalan kaki dan berdiri akhirnya dia menghampiri bangku yang berada di bawah pohon rindang dan duduk. Sesaat dia melihat masa lalu seseorang dan spontan langsung berdiri.

Setelah itu dia duduk kembali dan tidak lupa membaca basmalah. Merasa asing Nala menolehkan kepalanya ke samping kanan dan kaget melihat ada seorang gadis yang memakai pakaian yang sama dengannya- hitam putih pakaian khas Maba. Pasalnya dia tidak melihat gadis itu datang dan tiba-tiba langsung duduk di sampingnya. Aneh. Gadis itu tersenyum sambil memandang gedung Fakultas teknik. Apa dia Maba juga? Pikir Nala.

Iya, aku maba satu tahun yang lalu. Jawab gadis itu yang seakan tau apa isi pikiran Nala.

Dan Nala hanya melongo dengan mulut yang terbuka dan segera di tutupnya menggunakan tangan kanannya. Takut kalau ada debu yang masuk.

'Buset dah. Apa kakak ini bisa membaca pikiran orang?' Batin Nala

Tidak. Aku tidak bisa membaca pikiran orang. Jawab gadis itu menoleh kepada Nala.

Nala langsung mematung, dan melongo melihat sebelah muka gadis itu hancur dan berlumuran darah. Dengan sigap Nala langsung memundurkan tubuhnya tetapi tertahan oleh pegangan bangku itu. Gadis itu tersenyum kepada Nala.

Nala yang menyadari bahwa telah banyak orang yang datang dan berkumpul di halaman gedung fakultas Teknik, segera bangkit dari duduknya, kemudian berlari dengan wajah pucatnya dan berbaris sesuai dengan fakultasnya tanpa memperdulikan gadis tadi.

Tanpa dia sadari, ada orang yang telah mangamatinya sedari tadi. Laki-laki itu hanya mengernyitkan keningnya ketika melihat Nala menatap ke samping kanannya dengan muka yang pucat tapi tidak ada seorang pun di sampingnya. Laki-laki itu segera membalikkan badannya ke arah gedung ketika menyadari Nala berlari ke arahnya. Ternyata kita satu fakultas, batin laki-laki itu tersenyum.

****

"... dan kalian resmi menjadi Mahasiswa dan Mahasiswi baru Universitas Gadja Mada Yogyakarta." Begitulah akhir dari ucapan Dosen tersebut.
Dan hiruk piruk tepuk tangan yang sangat panjang dan lama. Ada yang berteriak dan ada pula yang hanya bertepuk tangan.

Waktu telah menunjukkan pukul empat sore. Ternyata sangatlah lama dia berada di Kampus. Segera setelah dosen tersebut mengizinkan para Mahasiswanya pulang.

Nala dengan jalan sempoyongan berjalan menuju bangku yang dia duduki tadi siang. Tak ingin mengulang kesalahan yang sama Nala mengucapkan basmalah dan duduk. Rasanya sangat lelah seharian berdiri dan hanya mendapat asupan energi saat siang.

Matahari mulai tenggelam ke pangkuan sang kegelapan malam.
Nala sedari tadi hanya duduk di bangku akhirnya bergegas dan kembali pulang.

****

"Assalamu alaikoooom," sapa Nala sambil membuka pintu kosnya.

"Waalaikum salam," jawab Rika. Dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya.

Gadis hantu itu sengaja ingin membuat Nala takut.

"Buseeett!!, ngapain lo?!" Tanya Nala sedikit kaget.

"Nungguin lo lah," Rika memasang lagi kepalanya sambil cengiran, "kenapa lo gak takut?" Lanjutnya

"Karna gue gak takut," jawabnya sambil cengiran, "betewe kaka gue mana?" Tanya Nala menyadari kakaknya tidak ada di kos.

"Kayaknya ke depan, beli apa gitu. Gue lupa!" Jawab Rika berjalan- ralat mengambang menghampiri Nala yang tiduran.

"Hah?! Dia kedepan dan gak ngunci kos? Bener-bener kakak gue nih," ucap Nala sambil mengeleng-geleng, "yaudah, gue tidur dulu yah! Kalau dia pulang tinggal bukain aja tapi pintunya jangan di buka nanti dia takut lagi," lanjutnya panjang lebar dan menyusuri dunia mimpi.

****

Gaje banget Ya Allah😂😂
Maaf maaf..

Terus pantengin work gw yaaah..

Gw sayang kaliaan😙

See you next part

Vyi ganteng sekampung
Sel, 24 Jul 2018

Misteri Kampus Lama (On Going)Where stories live. Discover now