•N•

2.2K 94 5
                                    

          Ini salah! Tidak mungkin! Dan tidak akan mungkin terjadi! Apa apaan ini?! Ingin rasanya Kaka tenggelam kedasar laut sekarang juga. Kaka tidak bisa membiarkan ini, ia akan membenci orang orang yang berani membuatnya sakit hati. Sampai kapan pun Kaka tidak akan pernah memaafkannya.

"K-kalian?!"

"Ka, percayalah. Ini tidak seperti apa yang kau lihat," Kaka menjauh dari Jimin, kedua mata wanita itu sembap. Hyejin? Jimin? Apa apaan ini? Mereka berada di satu ruangan yang sama tanpa sehelai benang pun?! "Tolong percayalah padaku,"

           Kaka menggeleng kepalang kuat kuat, "TIDAK!! DARI DULU KAU INI MEMANG BRENGSEK JIMIN!! SEHARUSNYA AKU MENGGUGURKAN BAIKU SAJA SAAT ITU!! KAU!!! KAU BRENGSEK!! KAU PRIA BIADAB!! AKU MEMBENCI MU!! AKU SANGAT MEMBENCI MU!!"

"TAPI AKU TIDAK MELAKUKANNYA SAYANG... PERCAYALAH PADAKU!"

"JANGAN PANGGIL AKU SAYANG LAGI!! LALU SETELAH AKU?! KAU JUGA INGIN ADIK KU?!! INGAT JIM! KAU SUDAH TUA! TIDAK SEHARUSNYA KAU BERBUAT BEGINI!! ENYAH SAJA KAU DARI KEHIDUPAN KU! JANGAN PERNAH MENAMPILKAN BATANG HIDUNGMU LAGI DIHAPADAN KU!" Kaka hendak beranjak pergi dari salah satu kamar yang berada di rumah neneknya. Namun, ia kembali menatap Jimin dan Hyejin lalu berkata. "Dan, sampai kapan pun Hyejin, kau harus tahu. Aku mengasuh dirimu selama 17 tahun ini dengan kerja kerasku! Tanpa diriku kau akan menjadi anak di panti asuhan dan bertumbuh menjadi gadis tanpa rasa kasih sayang seorang ibu dan ayah."

"Oh baik!! Aku tidak menerima sepeserpun rasa kasih sayang mu eonni!"

           Kaka tersenyum miris, inikah akhir dari segalanya? Ia akan hidup semiris ini? Bahkan salah satu keluarganya pun tidak ada yang tahu jika bahwa Hyejin dan Jimin masuk kedalam ruangan yang sama. Atau mungkin ini memang rencana keluarganya sendiri? Setega itukah keluarganya?

***

"Hyejin pergilah dari kamar ku!"

"Ta-tapi, kau tidak lupa apa yang kita lakukan kemarin malam? Aku sudah menjadi milikmu Daddy, apakah kau lupa?!" Kedua buah bola mata Hyejin bergetar, Hyejin mati matiian merencanakan hal ini. Ia memberikan Jimin alkohol cukup banyak dan obat perangsang yang tentu saja dapat merangsang lelaki tampan itu.

           Hyejin bahkan membeli beberapa pakaian yang sama persis dengan pakaian yang digunakan Kaka pada hari itu. Ia meminta Rose untuk membelinya.

           Awalnya Hyejin sakit hati karena Jimin terus memanggil nama Kaka saat melakukannya dengan Hyejin. Namun, ini semua demi egonya. Ia ingin mendapatkan Jimin, dan itu sudah final. Tidak boleh sampai di ganggu gugat.

"Aku tidak pernah melakukan hal tersebut dengan anak ku sendiri, dan aku tidak akan pernah mungkin ingin melakukannya! Aku melakukan itu padamu karena memang aku tidak sadar, ada sesuatu dalam tubuhku yang mengontrol diriku untuk melakukannya dengan mu. Jadi, anggap saja kita tidak pernah melakukannya!"

           Hyejin terkekeh, ia berjalan mendekat kearah Jimin yang kini tengah duduk di ujung kasur. "Oh, kau tidak mau melakukannya dengan anak mu bukan? Lalu, mengapa kau melakukannya dengan eonni ku? Dia anak mu juga kan?"

            Jimin terkekeh hambar, "Kau, anak kecil seperti tidak tahu menahu tentang apapun! Mending kau keluar saja dari sini! Jangan pernah menampakkan wajahmu lagi dihadapan ku! Kau ini hanya anak yang tidak berguna!" Jimin hendak bangkit dari duduknya. Namun, Hyejin mencekal pergelangan tangannya. Alhasil Jimin segera menepisnya dengan kuat. "Yak! Apa yang kau ingin kan?!"

"Aku mencintai mu Daddy!"

"Aku tidak akan pernah mencintaimu! Aku mencintai istri ku Park Kaka!"

STEP DADDYWhere stories live. Discover now