•K•

5.6K 164 3
                                    

16 Tahun kemudian

"Eomma!!!!!!" Huft! Kaka baru saja selesai membersihkan kamarnya dan belum apa apa ia sudah dipanggil oleh anak sulung kesayangannya. Merepotkan!

// Flashback On //

           16 tahun yang lalu, tepatnya setelah kejadian itu, ya dimana Kaka diperkosa oleh Jimin, Step Daddy nya.  "Jam berapa ini?" Gadis itu sedikit bergumam, Kaka melirik kearah jam weker yang berada di atas nakas tepat di sebelah kanannya.

Saat Kaka hendak bangun , ia baru sadar bahwa kini dirinya tidur tanpa sehelai benang pun. Ia melihat ke sebelah kananannya tepat Jimin tengah tertidur dengan posisi tengkurap disana tanpa sehelai pakaian pun di tubuhnya.

Nafas gadis itu tercekat tatkala ia menyadari bahwa yang ia lakukan semalam dengan step Daddy nya bukanlah mimpi, ia membenahi posisinya menjadi terduduk. Kaka mengusap permukaan wajahnya dengan telapak tangan kanannya hingga tangan kanannya terulur diatas permukaan dada sebelah kirinya, setetes demi tetes air mata pun mulai membasahi pipi mulusnya. "Hiks.." isakan demi isakan keluar dari birai cantik wanita itu.

"Hiks, hiks.." isakan yang dikeluarkan olehnya membuat pria yang tengah tertidur di sebelah kirinya terbangun, pria itu hanya menampilkan senyumannya tatkala melihat gadis itu menatapnya dengan tatapan jijik.

            Jimin ikut terbangun membenahi posisinya, ia duduk tepat di sebelah Kaka. Tangan kekarmya terulur untuk mengusap pundak mulus wanita itu, "Aigoo, mengapa kau menangis?"

            Kaka menepis kasar tangan Jimin, isakannya semakin terdengar. Jimin yang mendengarnya sedikit agak frustasi, "Ash, ayolah. Ini sudah terjadi, mengapa kau harus menangisinya?" Ucapan jimin membuat gadis itu melotot dan menatapnya dengan tatapan kekecewaan.

"Sudah terjadi? Begitu? Jika kau tidak melakukannya semalam ini semua tidak akan terjadi, kenapa kau melakukannya?!" Nafas gadis itu tersenggal senggal, Kaka menekan setiap kalimat yang ia lontarkan.

            Jimin menghela nafasnya panjang, pria itu menundukan kepalanya. "Kenapa Jim?" Tangan kiri Kaka terulur memegang pundak pria itu, "wae?!" Oktaf suara gadis itu meningkat, "WAE JIMIN?!!! WAEYO?!!" Kessabaran wanita itu habis, tangisannya pecah, gadis itu membenamkan wajahnya di balik selimut yang menutupi tubuhnya.

            Telapak tangan kanan Jimin terulur mengusap surai Kaka, ia menyandarkan kepala wanita itu di dada bidangnya. "Jeongsohabnida,"

"Aniii Dad, aniyo!!!" Kaka berteriak di dalam dekapan Jimin, seluruh tubuhnya bergetar. Tangisan wanita itu semakin kencang Jimin pun menutup mulut gadis itu dengan telunjuknya.

"Shut, Hajima. Jangan menangis oke?," Jimin semakin mengeratkan pelukannya kepada gadis itu, "Daddy, mencintaimu."

***

"Karin, aku tidak akan menyerahkan Kaka kepada mu. Huft, aku akan menikahi gadis ini." Sorot mata Karin membulat, matanya yang membulat kini terlihat semakin bulat.

           Karin tertawa hambar, apakah dia sedang mendengar sebuah gurauan gratis dari seorang Park Jimin. "Jinjja? Yak Jimin, dia anak mu mengapa kau ingin menikahinya?" Sorot mata Karin kepada Jimin kini menajam.

"Sudah ku tegaskan, Kaka bukanlah anak ku. Dia hanya anak tiriku, biarkan kami hidup bahagia."

"Kau pikir Eonni Seulgi, Oppa Taehyung dan Eomma akan menerimanya? Berfikir lah dengar realistis Jimin, apakah kau lupa Kaka dengan mu memiliki pautan usia yang cukup Jauh. Dia pun masih melaksanakan kuliah semester 2 nya, dan kau juga baru memiliki seorang anak bayi. Apakah kau tidak berfikir di usia nya yang masih sangat belia ini dia harus merawat seorang bayi di pangkuannya? Dia juga memiliki cita cita Jim." Perkataan yang dilontarkan Karin sontak membuat Jimin diam seribu bahasa, ia baru sadar akan apa yang telah baru saja ia katakan.

STEP DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang