Bella yang tidak tahan berada di sana pun memilih untuk berjalan kaki dan pergi dari sana. Siapa tahu saja dia dapat menemukan taksi yang kosong.

Ia mengangkat wajah melihat awan yang mulai menghitam pertanda rintikkan air itu akan turun membasahi bumi. Semilir angin yang terasa menusuk kulitnya pun sudah menandakan jika hujan deras akan segera tiba.

Mobil hitam yang berhenti tepat di sampingnya membuat Bella menghentikan langkah. Seorang cowok keluar dari mobil, lalu melepas jaketnya dan memakaikannya pada Bella.

"Masuk. Biar gue anter pulang," kata Regan. Dan dibalas anggukan kecil oleh Bella.

Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, Bella langsung bertanya.

"Kenapa lo make mobil dia?"

Regan mengerti apa maksud pertanyaan Bella barusan.

"Ban motor gue bocor, jadi Arkan minjemin mobilnya. Kenapa?"

Bella menggeleng. Kenapa dia kembali berharap?

Dan Regan tersenyum tipis. Mereka berdua memang aneh.

Yang satu berpura-pura untuk baik-baik saja dan yang satu lagi bersikap seolah benci namun masih peduli.

Flashback on

Regan yang tadinya berjalan untuk menuju parkiran di mana motornya berada terpaksa menghentikan langkah karena deringan dari ponselnya.

"Napa, Ar?" tanyanya setelah menerima panggilan yang ternyata dari Arkan.

"Lo di mana?"

"Di kampus. Kenapa?"

"Bisa ke toko roti depan kampus? Gue tunggu."

"Oke. Gue otw ke sana."

Setelah memasukan ponselnya ke dalam saku, Regan pun menghampiri motornya lalu menuju toko roti yang memang tidak jauh dari kampus.

"Kenapa? Mobil lo mogok?" tanya Regan yang masih duduk di atas motor.

Arkan menggeleng, dia memberikan kunci mobilnya pada Regan.

"Lo bisa anter Bella pulang, kan?"

Dahi Regan lantas tertaut. "Kenapa make mobil lo?"

"Bentar lagi hujan, nanti dia bisa sakit kalo kehujanan." balas Arkan dengan nada datar namun berhasil membuat Regan terkekeh pelan.

"Masih peduli, huh?"

"Gue cuma kasihan. Udah sana pergi." Arkan mencabut kunci motor Regan lalu memberikan kunci mobilnya pada cowok itu.

Regan menerimanya lalu masuk ke dalam mobil, namun Arkan kembali bersuara.

"Pinjemin jeket lo ke dia. Dia nggak boleh kedinginan."

Flashback off

****
"Arkan." panggil Milla.

Dan Arkan yang tadinya hendak berjalan keluar rumah pun membalikkan tubuh lalu duduk di samping Mamanya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Milla, karena Arkan baru pulang dari kampus setengah jam yang lalu.

"Biasa."

Milla tersenyum tipis. Satu kata itu sudah membuat dirinya paham.

Dulu, kata 'biasa' mengarah pada Bella. Namun kini tidak lagi.

"Harus banget kamu ketemu dia terus?" kali ini Milla bertanya dengan wajah serius.

"Iya."

Mendengar jawaban anaknya, Milla lantas tertawa hambar. "Kamu suka sama dia?"

"Mama tau siapa cewek yang Arkan suka."

"Mama selalu tau. Jadi Mama minta sama kamu, jauhin Audy. Dan balikan sama Bella." kata Milla, walaupun nada bicaranya tetap tenang, namun dia sangat berharap jika Arkan dapat menuruti ucapannya.

Namun itu terlalu mustahil.

Arkan  menghela napas pelan. Ia menunduk seraya memijit pelipisnya. "Arkan nggak bisa."

"Kenapa?"

Hening. Tidak ada jawaban.

"Karena Nenek?" tebakan Milla selalu benar. Dan kini Arkan harus menjawab apa?

Iya benar, dia memang pengecut.

"Arkan, Mama nanya sama kamu." tegur Milla karena Arkan tetap bungkam tanpa menjawab pertanyaannya tadi.

Arkan mengangkat wajahnya. "Cuma ini cara Arkan buat balas budi."

Milla menautkan alisnya pertanda tidak mengerti.

"Kalau bukan karna Nenek, Arkan nggak mungkin bisa ngeliat Bella lagi."

|Trailer Miserable 2|

Maklum ya kalo vidionya amburadul wkwk, yang bikin ga punya bakat😅

****

Vomentnya jgn lupa yaa❤

Sampai jumpa di next part😉

Chairunnisamptr

Kamis, 18 Juni 2020











Miserable 2 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora