11 - MASIH PEDULI?

Start from the beginning
                                    

"Kenapa? Bukannya semua manusia pasti mati?" jawabnya dan kembali tersenyum.

"Tuhan mungkin masih nyiksa gue, karna walaupun gue sakit atau gue hidup sekalipun. Dia tetap memberi luka."

Bella menundukkan kepalanya. Air matanya perlahan turun, dan Merza dapat melihat itu.

"Kenapa sesulit itu buat gue bisa bahagia?" ucapnya dengan suara parau. Merza yang tadinya duduk di hadapan gadis itu pun beralih duduk di sampingnya. Dan mengusap pelan punggung gadis itu.

"Kenapa Tuhan nggak bawa gue pergi supaya gue bisa ketemu Mama Papa? Kenapa dia biarin gue hidup penuh luka kayak gini?" lirihnya.

"Bell, gue nggak mau lo ngomong kayak gitu lagi."

Bella diam dan tidak menangis lagi karena gadis itu selalu mengusap matanya.

Dia kembali mengangkat wajah, tertawa pelan melihat Merza. "Lo tau nggak, Za. Kalau aja bunuh diri itu nggak dosa, gue mungkin udah bunuh diri dari dulu."

****

Tadi Merza sudah beberapa kali meminta Bella untuk pulang bersamanya. Namun gadis itu menolak, dan terpaksa Merza mengalah.

Dan kini, gadis dengan baju kaus hitam milik sepupu Merza itu duduk di halte bis seorang diri.

Saat sedang melihat jalanan di sekitarnya, matanya tak sengaja menangkap sebuah mobil hitam yang terparkir di sebuah toko roti tak jauh dari kampusnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat sedang melihat jalanan di sekitarnya, matanya tak sengaja menangkap sebuah mobil hitam yang terparkir di sebuah toko roti tak jauh dari kampusnya.

Dulu, mereka sering datang ke tempat itu untuk membeli roti kesukaan Mama Arkan.

Lagi-lagi Bella teringat masa lalu. Seandainya saja waktu bisa di ulang kembali, dia tidak akan mau mengenal Arkan dan jatuh cinta padanya.

Karena itu terlalu menyakitkan.

Bella berulang kali menghela napas, berusaha untuk menghilangkan segala ingatan dengan cowok itu.

Namun semakin dia ingin melupa, rasa cinta itu justru hadir hingga membuatnya kembali terluka.

Dia mendongak saat beberapa mahasiswa duduk di sebelahnya. Tampak mereka berbincang disertai tawa keras. Asap rokok yang bergumpal di sekitar mereka membuat Bella beberapa kali terbatuk.

"Ehem, lo Bella ya?" seorang cowok yang sedang merokok itu bertanya sambil menghembuskan asap rokok itu tepat di depan wajah Bella.

Gadis itu lantas berdiri tegak dengan wajah kesalnya. "Ada urusan apa lo sama gue?" tanyanya dengan nada ketus.

"Cuma nanya doang, lo jutek amat," balasnya di sertai kekehan kecil.

Bella kembali berdecak, ia melihat jalanan di sekitar, mencari taksi atau kendaraan apapun yang penting dia bisa pergi dari sini.

"Jam segini bis nggak lewat lagi. Makanya jangan ngelamun," kata cowok tadi dengan tertawa keras, mengundang beberapa temannya yang lain ikut tertawa.

Miserable 2 Where stories live. Discover now