Wolu

40 4 6
                                    

"Intine aku yakin, masalah hasil opo jare buri

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


"Intine aku yakin, masalah hasil opo jare buri."

__________________________________





Bagaimana Mara tidak bahagia jika dia akan tinggal serumah dengan lelaki yang ia sukai? Rasanya seperti mimpi yang akan terwujud. Sungguh bahagia, apalagi bisa melihat Rafar dalam jarak sedekat ini dan dengan waktu yang lama. Dia jadi tidak sabar melewati tiap harinya bersama Rafar.

Sedangkan Rafar, lekaki yang duduk di hadapan Mara itu sama sekali tidak peduli dengan keberadaan gadis itu karena sibuk dengan ponselnya.

"Mara sama Kakak satu sekolah, kan? Wah bisa berangkat bareng," celetuk mama Rafar dengan bahagia.

  "Kalian juga berteman, kan?" tanya ibu Rafar lagi.

"Enggak Ma, tapi akhir-akhir ini sering ketemu," jelas Rafar tanpa mengalihkan pandangan sama sekali.

"Oh gitu." Mama Rafar mengangguk, lalu bangkit dari duduknya untuk mengambil makanan.

Mara mengamati Rafar, sesekali dia tersenyum bisa sedekat ini dengan lelaki pujaannya.

"Kak, Yasa gak bisa nerjemahin ini." Yasa datang dan langsung duduk di samping Rafar, dia memberikan LKS bahasa Inggris pada kakaknya.

"Yang ini," tunjuk Yasa.

Sebelum Rafar melihat hal yang ditanyakan Yasa, matanya tidak sengaja memandang Mara yang sedari tadi fokus melihatnya.

"Yes! Akhirnya dilihat juga!" pekik Mara dengan senang saat Rafar melihatnya.

Kejadian itu membuat semua orang langsung terkejut, Mara tersenyum sambil terkekeh malu.

Rafar jadi menaikkan alisnya satu, lalu menarik salah satu sudut bibirnya ke atas.

"Hm ... Yasa, kenapa gak coba tanya ke Kak Mara?" tanya Rafar yang kini memperhatikan  Mara.

"Ah iya! Ayo Yasa, tanya Kak Mara biar kalian cepet akrab!" sahut mamanya yang sudah duduk setelah meletakkan camilan di meja.

Yasa memandang datar Mara kemudian memasang muka ragu. Sementara Mara terbelalak mendengarnya lalu dia tersenyum kikuk. "Sini Yasa, Kakak bantu," katanya sedikit terpaksa.

Yasa yang sebenarnya tidak mau jadi bangkit dan mendekat ke arah Mara, memberikan LKS-nya.

Setelah mengetahui jika itu adalah LKS bahasa Inggris, Mara meneguk ludahnya kasar. Perlahan matanya menatap sang ayah yang duduk di sampingnya. Ayah Mara sedang asik berbicara dengan temannya, padahal Mara sangat butuh bantuannya.

Saat tatapan Mara kembali ke LKS ayahnya langsung menoleh, mengamati garis wajah sang anak yang sudah berubah cemas. Sebenarnya ayah Mara  sengaja berpura-pura mengobrol karena dia tidak bisa berbahasa Inggris.

 Jangan Cium!  : SoobinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant