16. Khawatir

26 4 0
                                    

Diam tapi peduli
~Author

_______________________

Adrian tengah berjalan di atas koridor lantai 2. Saat ini ia sedang permisi untuk membeli barang di koperasi yang ada di sekolahnya.

Langkahnya terhenti kala mendengar suara keributan dibawah sana. Ia membalikkan tubuhnya menghadap lapangan dan tepat sekali matanya menangkap sebuah adegan perdebatan.

Dia seperti mengenali seseorang yang berdebat di bawah sana. Dan ya, emosinya memuncak kala melihat salah satu gadis itu ditarik dengan kasar.

Adrian melanjutkan langkahnya kembali. Tidak, dia tidak berlari dia hanya jalan seperti biasa namun dengan emosi yang yang memuncak.

Disinilah saat ini ia berada, di belakang sekolah. Adrian sedari tadi mengikuti kemana 2 gadis tersebut pergi.

Tepat sekali matanya langsung menangkap salah satu gadis itu hendak melayangkan sebuah tamparan. Adrian tak tinggal diam, Adrian langsung berlari dan menangkap tangan tersebut.

Digenggamnya sangat erat seperti meluapkan emosinya yang memuncak. Entahlah, entah mengapa Adrian bisa se-emosi saat ini, padahal sebelumnya Adrian sangat jarang tersulut emosi atau kekesalan yang memuncak.

***

"Makasih Adrian," ucap Ayya tiba-tiba selesai mendengar sedikit cerita Adrian.

"Buat?"

"Udah nolongin gue. Gue kira lo orangnya gak peduli sama sekitar lo ternya gue salah, bahkan lo sangat-sangat peduli," jelas Ayya dengan senyumnya yang terangkat.

"Beda kalo sama lo," ucap Adrian membuat Ayya bingung maksud dari ucapan Adrian.

"Maksudnya?"

Adrian tiba-tiba bangkit dan mengambil mangkuk es yang tadi ia bawa.

"Gue duluan," ucap Adrian lalu pergi meninggalkan Ayya yang masih terbengong-bengong di tempatnya.

"Aneh aja masih tetep ganteng."

***

"A lo kemana aja sih?" teriak Sofie menggelegar di dalam kelas 11 Ipa 3.

"Kita dari tadi nyariin lo tau gak, kita udah ke kantin, perpus, lab, UKS, taman samping tapi lo gak ada. Kita takut lo di apain tuh sama si Neklur," cerocos Sofie panjang lebar.

Ayya tersenyum tipis. "Gue gak di apa-apain kok sama Kak Laura, cuma di bawa ke belakang sekolah aja tadi."

"Apa! Belakang sekolah? Gila ya emang tuh Neklur berani banget bawa lo sampe ke belakang sekolah, mana serem lagi tuh tempat," ucap Ninda sedikit terkejut.

"Jadi lo gak beneran gak di apa-apain sama tuh orang kan Ay?"

"Enggak kok, gue beneran gak di apa-apain," ucap Ayya sedikir berbohong. Dia hanya takut jika nanti dia bilang yang sejujurnya kalau Laura hendak menamparnya, kedua temannya justru terpancing emosi dan malah menimbulkan masalah baru.

"Syukur deh. Kita takut tau lo bakalan di apa-apain sama tuh Neklur centil."

"Hehe enggak kok. Eh btw Neklur itu apaan sih? Penasaran gue mah."

True Love AYYANAМесто, где живут истории. Откройте их для себя