II

835 67 3
                                    

"Satu hot espresso dan seporsi cookies gratis. Silahkan dinikmati," ucap
Temari sambil meletakkan minuman diatas meja.

"Woah. Aku baru tau kalau kalian memberikan cookies gratis."

"Ini adalah bonus." Senyumnya sebentar lalu mengambil posisi duduk didepan Shikamaru.

Shikamaru menyesap espresso miliknya Dan mengunyah cookies gratis yang diberikan Temari dengan lahap. Temari menatap heran shikamaru dengan caranya dia makan seperti orang yang belum makan seminggu dan juga banyak sisa-sisa cookies yang menempel dipipinya.

"Kau sangat lapar ya? Sampai cemot-cemot begitu. Seperti anak kecil saja." Ejek Temari lalu memberikan sehelai tisue kepada Shikamaru.

Shikamaru yang sadar dengan cara makannya dengan santai menyambar tisue yang ditangan temari lalu mengelap mulutnya, "merepotkan. Aku belum makan dari tadi siang."

"Makan cookies saja tidak bisa membuatmu kenyang." Cibir Temari.

"Kau masih cerewet seperti dulu ya." Dengus shikamaru sebal.

"Tidak ada yang berubah dariku, Shikamaru. Kau juga sama, masih suka bilang merepotkan. Jangan-jangan kau juga masih malas dan tukang tidur seperti dulu."

Shikamaru menaikan kedua bahunya hanya membalas dengan kuapan lebar lalu ia meraih gelas dan meminum kopi miliknya. Temari hanya bisa geleng-geleng kepala dengan orang yang dihadapannya. Si nanas pemalas itu memang tak pernah berubah.

*
*
*

Hujan mengguyur langit malam kota konoha. Ditemani oleh angin kencang dan petir yang menyambar. Temari masih enggan untuk beranjak dari coffee shop takut jika dia keluar akan terhempas oleh angin dan disambar oleh petir.

Sudah setengah jam yang lalu coffee shop-nya tutup tapi, saat ia ingin pulang tiba-tiba hujan turun dengan deras. Sungguh bodoh dirinya yang tidak membawa payung atau pun mantel hujan padahal ramalan cuaca tadi pagi mengatakan, akan turun hujan dengan lebat. Namun, dia tak menghiraukan ramalan itu dan sekarang dia terjebak disini sendirian. Seorang diri.

Shikamaru yang tadi mampir sudah pulang sejak sejam yang lalu. Jika saja saat itu dia menyuruhnya untuk menunggu, mungkin sekarang dia sudah pulang menumpang dengan pemuda itu.

Sungguh malang nasibmu Temari. Halte tempatnya menunggu bus pun sangat jauh butuh 15 menit untuk berjalan kaki. Itu akan membuat bajunya basah.

Tok.. Tok.. Tok..

Tiba-tiba suara ketukan mengintrupsinya. Dia melihat keluar kaca coffee shop yang sudah berembun. Samar dia melihat siluet seorang laki-laki berdiri dengan rambut yang dikuncir keatas sambil memegang sebuah payung. Itu Shikamaru. Dia sedikit terkejut dengan segera dia berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Kau belum pulang?"

Temari menggeleng, "belum."

"Kenapa?" Tanya shikamaru yang telah masuk kedalam.

"Aku tidak membawa payung."

"kau naik apa?"

"Naik bus."

Shikamaru mengangguk, "Kalau begitu pulang saja bersamaku. Aku bawa mobil."

Dengan segera Shikamaru membuka kembali payungnya lalu berjalan keluar disusul oleh Temari, "Sebentar. Aku kunci pintu dulu."

Temari patut berterima kasih pada shikamaru berkatnya dia bisa pulang dengan selamat dan tanpa kehujanan. Jika saja saat itu shikamaru tidak datang mungkin dia akan menginap di coffee shop dan pulang di esok paginya. Tapi yang dia herankan kenapa pemuda ini bisa kembali lagi? Ntahlah mungkin saja dia hanya kebetulan lewat.

"Kenapa kau tahu aku belum pulang?" Tanya Temari yang sudah didalam mobil.

"Aku hanya kebetulan lewat dan melihatmu. Jadi aku mampir ingin memastikan ternyata kau memang belum pulang." Jawabnya sambil men-start mobilnya.

"Oh." Temari hanya ber-oh saja. Benar apa yang dipikirkannya ternyata shikamaru hanya kebetulan lewat.

Disepanjang jalan mereka asik berbincang-bincang tentang masa lalu. Sesekali temari terlihat tersenyum dan juga sesekali terlihat dia cemberut. Dan begitu juga dengan Shikamaru. Pertengkaran kecil terdengar. Saling meledek satu sama lain mereka lakukan. Menjambak atau pun memukul juga mereka lakukan. Itu sudah biasa terjadi sejak mereka masih sekolah dulu. Tapi semua itu tak berujung lama. Dengan cepat mereka kembali tertawa bersama. Dan melupakan pertengkaran diantara mereka.

"Sudah sampai." Shikamaru memberhentikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah mewah berpagar besi tinggi bewarna hitam. Yang tak lain adalah rumah temari.

Temari adalah anak pemilik perusahaan konstruksi. Sabaku Group. Salah satu perusahaan terbesar di Konoha. Dia hidup serba kecukupan semua bisa dia dapatkan dengan mudah. Tapi, dia bukan tipe orang yang suka menikmati kekayaan orang tuanya. Dia lebih suka hidup sederhana dan mandiri. Seperti sekarang ini dia lebih memilih bekerja di sebuah coffee shop sederhana milik sepupunya Sasori daripada bekerja di perusahaan milik ayahnya.

"Terimakasih sudah mengantarku." Ucap temari sambil membuka pintu mobilnya. Hujan masih lebat seperti tadi.

"Tunggu. Pakai ini. Kau bisa basah nanti." Shikamaru memberikan payungnya kepada Temari.

"Baiklah." Temari meraih payung itu dan beranjak keluar mobil.

"Aku pulang ya. Sampai jumpa."

"Hati-hati dijalan." Temari melambaikan tangannya ke shikamaru sebelum mobilnya menjauh pergi dan hilang tertutup oleh derasnya hujan.

*

*

*

*
Tbc.

After All This Time (COMPLETE)Where stories live. Discover now