chapter 8; Life

27 2 2
                                    

    Aimee terbangun di sebuah tempat yang asing. Kini tubuhnya dibalut sebuah gaun putih panjang. Kaki-kakinya yang terluka kini terlihat tidak memiliki luka, begitupula tangan dan wajahnya.

  Aimee berkesimpulan sesuatu, ia sudah mati. Mata zaitunnya menelisik sekeliling, tempat ia berdiri itu benar-benar kosong. Ia berjalan ke depan. Kini secara mendadak beberapa ingatan-ingatannya muncul.

  Ingatan itu bermula dari dirinya yang masih berusia lima tahun dan kehilangan kedua orang tuanya, hingga ingatan terakhirnya yang nyaris dibunuh oleh Noir Archibald.

  Aimee tersenyum kecil,"Sepertinya aku memang benar-benar mati. Mereka bilang orang mati akan melihat kenangan-kenangannya di masa lalu 'kan."

   Aimee terus berjalan dan mengamati seluruh ingatan itu. Ia tertawa kecil, "Ternyata hidupku memang tidak pernah bahagia ya."

  Seluruh kenangan yang dilihat Aimee semuanya begitu menyedihkan. Bahkan pada tiap potongan kenangan itu, nyaris tidak ada yang ia tersenyum. Hampir semuanya terlihat sendu. Aimee tertawa untuk kesekian kalinya. Ia menertawakan takdirnya.
"Ternyata aku memang dilahirkan untuk menjalani takdir yang menyedihkan ini. Tapi itu tidak apa."
Ya, sama sekali tidak apa-apa.

   Secara mendadak airmata mengalir dari matanya. Tawanya mulai berubah menjadi tangis histeria. Lututnya melemas. Ia pun jatuh terduduk bersimpuh. Ia menatap ingatan-ingatannya, "Aku tahu aku tidak bahagia, tapi aku juga ingin bahagia..."

  Tangis Aimee semakin menjadi. Ia pun memeluk lututnya erat dan menundukkan kepalanya dalam.Akan tetapi, secara mendadak ia merasakan sebuah rengkuhan hangat. Ia bisa merasakan ada dua orang yang merengkuhnya secara bersamaan. Ia pun mengangkat kepalanya kemudian menengok ke kanan dan ke kiri. Sepasang mata zaitunnya terbelalak.
"I-ibu... Ay-ayah??"

   Sepasang mata zaitun Aimee terbelalak. Ia menyaksikan dua sosok yang sangat ia rindukan sedang merengkuhnya dengan dalam.
"Aimee..."

  Aimee tersenyum kecil, "Jadi, aku sudah benar-benar mati ya--"
"--karena itu bisa bertemu dengan kalian berdua."

   Kedua orang tua Aimee tak menjawab dan hanya mempererat rengkuhannya terhadap Aimee. Air mata Aimee mengalir deras, "Ayah, ibu takdirku dari dulu selalu menyedihkan. Saat aku lima tahun aku kehilangan kalian, setelah itu masalah terus menerus datang, kemalangan dan kemalangan datang kepadaku--"
"--bahkan setelah kupikir aku akan bahagia setelah berada di kediaman Maryland, semua itu juga semu. Aku berusaha bahagia saat aku sadar bahwa para pelayan selalu membicarakanku di belakang, aku pura-pura bahagia saat melihat Daniel dan Diana. Semuanya, hanya pura-pura bahagia. Apakah aku tidak bisa bahagia secara utuh?"tanya Aimee terisak.
  Rengkuhan kedua orang tuanya semakin menguat begitu pula tangisan Aimee. Beberapa waktu setelahnya mereka bertiga terdiam,"Setidaknya sekarang aku akan bahagia karena aku bersama kalian."
"Tidak Aimee... Kamu belum saatnya untuk kembali dengan kami."

  Secara mendadak ayah Aimee membuka mulut. Gadis berambut pirang pucat itu terkejut, "Ke-kenapa?"
"Benar Aimee kau masih diperlukan dunia. Belum saatnya kau berkumpul dengan kami."

   Aimee terkejut. Perkataan dari orangtuanya membuatnya benar-benar terkejut.
"Tapi, apa gunanya aku hidup di dunia lagi, ayah, ibu? Nama baikku sudah kotor, semua orang mengincarku bahkan Daniel juga. Bukankah sudah tidak ada tempat bagi--"
  Aimee mendadak terdiam. Diotaknya terputar sebuah ingatan,
"Aku memilih untuk mempercayaimu."

  Ibu Aimee mendadak membelai helaian pirang Aimee sembari tersenyum, ia berkata, "Aimee kembalilah dan kau harus mengungkap kebenaran tentang semuanya. Ibu percaya kamu pasti bisa melakukannya."
"Ke-kebenaran tentang apa??"
"Kelak kau akan mengetahuinya, Aimee."
  Setelah ibunya selesai berucap, kini giliran ayahnya yang mengusap kepala Aimee. Lelaki itu pun berucap, "Hidupmu mungkin akan semakin berat ke depannya, tapi jangan khawatir. Kau tidak sendiri Aimee, ayah dan ibu akan selalu mendukungmu."
"Sekarang adalah saatnya kau kembali, tapi sebelum kembali ada sesuatu yang ingin ibu berikan padamu."

  Secara mendadak tangan ibu Aimee yang berada di puncak kepala Aimee berpendar putih. Kemudian ibu dan ayah Aimee tersenyum.
"Ibu, ini ap--"
"Aimee Magnolia, sekarang adalah saatnya kau kembali ya." Ucap ayah Aimee.
"Carilah kebahagiaanmu, Aimee."

   Secara bersamaan kedua orang tua Aimee mendorong Aimee secara lembut kemudian tubuh Aimee melayang. Tak lama kemudian ia bisa merasakan tubuhnya mulai berpindah ke tempat lain.

-o0o-

  "Maju!"

    Tiga orang ksatria Kediaman Archibald sedang mengepung tuan mereka di lapangan tempat latihan mereka. Mereka terlihar fokus untuk menyerang tuan mereka.

"Ayo maju, kalian!"

   Sebuah serangan dari titik buta Noir Archibald dilayangkan oleh salah satu ksatria. Noir pun menghindari serangan itu kemudian menendang perut ksatria itu.
"Menyerang titik buta memang bagus, tapi kalau yang kalian serang Duke Archibald, hal itu tidak bagus karena dia punya empat mata."komentar Gerrard dari pinggir lapangan.

"Diam kau Gerrard!"

   Salah seorang dari ksatria yang tersisa mencoba menyerang Noir Archibald dari sisi kanannya. Dengan cepat ia menghindarinya dan menendang perut ksatria tadi. Akan tetapi Noir Archibald tidak menyangka jika ksatria yang satu lsgi menyerangnya tepat setelah ksatria tadi ia lumpuhkan. Ia tersenyum dan menghindari serangan itu.
"Kau lumayan menarik juga ya."

   Ksatria itu tak menjawab Noir Archibald, ia pun terus menyerang Noir dengan cepat. Noir pun terus menghindari serangan dari ksatria tadi. Kemudian ia melancarkan serangannya ke arah perut ksatria tadi.
"Archi!"
 
   Archi menghentikan seranganbya tepat di hadapan ksatria tadi ketika lelaki berambut pirang bernama William tiba-tiba memanggilnya. Dengan kesal, Archi pun menoleh, "William, ada urusan sangat penting apa yang membuatmu menghentikan pertarunganku ini, huh!?"
"Maaf-maaf tapi Agni memanggilmu."

  Archi menghela napas. Ia pun berjalan keluar lapangan kemudian berjalan menuju tempat Agni berada. Tak lupa, sebelum ia berjalan ke tempat Agni ia berhenti sejenak di sebelah William dan berbisik, "William, lain kali akan akan kubanting kau!"

    Archi pun kini tiba di depan sebuah ruangan yang cukup besar dengan pintu yang cukup mewah. Tanpa ragu, ia membuka pintu itu. Begitu ia membukanya, ia mendapati sesosok gadis dengan rambut pirang panjang dan mata biru sedang berada disana yang nampak baru saja mengganti kain basah diatas dahi sesosok gadis berambut senada yang terpejam.
"Agni, apakah ada perkembangan, hingga kau memanggilku!?"tanya Archi.

  Agni tersenyum kecil, "Ada sedikit perkembanga ,nah sebenarnya aku memanggilmu karena ingin mengatakan sesuatu."

  Archi menaikkan alis,"Apa, kau mau berhenti menjadi dokternya? Atau apa!?"

"Tidak, sudah kubilang meski dia buron aku akan tetap merawatnya karena dia berasal dari keluarga Magnolia. Aku berhutang budi dengan keluarga Magnolia."

"Lalu apa yang mau kau bicarakan denganku?"

  Agni menunjukkan sebuah surat kepada Archi, "Pihak rumah sakit sedang membutuhkanku secara mendadak. Apakah anda mengizinkanku pergi?"
"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu."

   Agni tersenyum. Ia pun menunduk, "Terimakasih Duke Archibald. Aku pergi sebentar, aku janji akan segera kembali."

"Ya."

   Agni pun pergi meninggalkan Archi berdua dengan sesosok gadis yang tidak sadarkan diri itu. Archi menghela napas, "Aku rasa aku harus memanggil seorang pelayan untuk menungguinya."

  Niat Archu untuk keluar kamar dan memanggil pelayan terhenti ketika sepasang mata kelabunya menangkap  gadis yang tak sadarkan diri itu mengeluarkan air mata. Dengan cepat, Archi mengeluarkan sapu tangannya dan menghapus air mata itu, "Bisa-bisanya ia pingsan menangis."
   Tak lama setelah itu, gadis itu mendadak terbangun dengan tangan teracung seolah berusaha menggapai sesuatu. Melihat itu, Archi tentu saja tekrejut, akan tetapi secara otomatis, mulutnya terbuka dan berkata,
"Selamat datang di Kediaman Archibald Nona Aimee Magnolia."

-tbc

YUHUUU SUDAH EPS 8 NIH JAN LUPA VOTE AND COMMENT YAK :) UWUWUWUWUWU

EVANESCENT AURA Where stories live. Discover now