chapter 7; save

23 4 6
                                    

"Siapa kau!?"
   Aimee tak menjawab. Ia merasakan sakit pada pergelangan tangannya karena  lengannya yang ditarik paksa. Rasa sakit itu juga yang menyebabkan dirinya tanpa sengaja melepas pistol yang ia bawa.

"Apa kau tuli, aku bertanya padamu, siapa!?"

"Tangan..."
"Hah bicara apa kau!?"
"Tolong lepaskan tanganku, itu sakit.. tanganku terluka."

  Lelaki itu terdiam untuk beberapa saat. Aimee dapat merasakan cengkraman di lengannya mengendur. Tak lama kemudian merasakan lelaki itu memegang ubun-ubunnya. Sejurus kemudian, sebuah pedang hitam teracung di sebelah lehernya,
"Apakah sekarang kau sudah bisa bicara? Omong-omong jangan mencoba kabur kalau kau tidak ingin kepalamu hancur. Jadi siapa kau, anggota Darkness Troops!?"

  Aimee terdiam. Ia berpikir apa yang harus dikatakannya kepada lelaki itu. Ia sadar bahwa saat ini ia adalah buronan dari dukedom Maryland dan menurut info--yang ia dapat dari hasil menguping pembicaan Rilley dan rekannya--yang saat ini menyerang markas itu adalah pasukan dari dukedom Archibald. Kedua dukedom itu berada dalam fraksi yang sama. Aimee pun mengambil kesimpulan bahwa orang ini berasal dari kediaman Archibald dan mengincar kepalanya.
"Woi!"
"Aku bukan anggota Darkness Troops."

  Seusai mengumandangkan bahwa ia bukan anggota Darkness Troops, secara mendadak lelaki itu memutar kepala Aimee ke arah kanan secara perlahan. Hal ini membuat mata zaitun Aimee bertemu dengan mata lelaki itu yang berwarna kelabu.

"Jika kau bukan anggota Darkness Troops lantas kenapa kau ada di markas mereka!?"tanya lelaki itu mengintimidasi.

   Aimee terdiam. Tatapan intimidasi dari lelaki itu membuat lidahnya kelu. Secara mendadak, lelaki itu tersenyum kecil, "Jika kuingat-ingat aku seperti mengenalmu, mata zaitun dan rambut pirang... Hmmm apakah kau Aimee Magnolia?"

  Aimee terkejut. Secara mendadak aura controllingnya aktif dan membuatnya terlepas dari lelaki tadi. Baik Aimee dan lelaki itu terdiam untuk beberapa detik. Aimee menyadari bahwa ia melakukan kesalahan fatal.
"Ternyata benar ya kau Aimee Magnolia, barusan kau mencoba melarikan diri, huh!? Auramu boleh juga--"

"--tapi sayangnya, lebih baik kubuat kepalamu lepas dan kuserahkah pada Diana."

  Lelaki itu mengangkat pedang hitamnya cukup tinggi kemudian ia hendak mengayunkannya ke kepala Aimee. Saat pedang itu hampir menyentuhnya, Aimee berseru,"Aku akan membuktikan kalau aku bukan anggota Darkness Troops..."

  Pedang itu berhenti bergerak. Kemudian Aimee dapat merasakan tangan dari lelaki menyentuh kepalanya lagi. Tak lama kemudian lelaki itu menggerakkan kepalanya untuk mendongak ke atas, lelaki itu pun berbicara, "Auraku berifat destruktif jadi tanpa pedangku pun aku bisa membunuhmu--"
"--jadi sekarang jelaskan padaku kenapa kau bukan anggota Darkness Troops, Aimee Magnolia?"

  Aimee menelan ludah. Ia menatap lelaki itu tajam, "Aku akan memberimu infor--uhuk-uhuk..."

   Secara mendadak, Aimee kembali mengalami batuk berdarah. Bahkan tak hanya itu, kini tubuhnya mulai terasa lemas. Gadis berambut pirang itu pun berkesimpulan bahwa setelah ini ada kemungkinan dia mati atau tidak sadarkan diri.
"Woy, apa kau baik-baik saja?"

   Aimee mengangguk kecil. Ia menyapu bekas darah dengan tangannya kemudian, "Aku akan memberimu informasi dengan cepat, karena sepertinya--uhuk.."
"--racunnya sudah semakin bereaksi."
"Racun!?"
"Dua petinggi mereka melarikan diri melalui belakang gunung. Kuharap kau cepat menyusulnya sebelum mereka benar-benar ka--uhuk-uhuk."

   Aimee nyaris terjatuh. Dengan sigap, lelaki itu menangkap tubuh Aimee yang oleng ke belakang. "Oi, bertahanlah."
"Apa kau, percaya denganku?"

   Lelaki itu terdiam sejenak. Ia nampak berpikir, "Jika aku langsung mempercayaimu seratus persen itu namanya aku gila. Akan tetapi..."
"--aku memilih untuk mempercayaimu."
"Terimakasih--"
"--Duke Noir Archibald..."bisik Aimee lemah kemudian ia kehilangan kesadarannya.

  Lelaki tadi nampak terkejut. Ia pun berseru,"Bagaimana kau bisa tahu--"
Sring.
  Secara mendadak suara aduan pedang terdengar. Disertai dengan Noir Archibald yang mengangkat pedangnya.

"Archi, kenapa kau menghalangiku memenggal kepala gadis itu huh? Apakah kau tahu siapa gadis itu!?"
"Ya, aku tahu."

   Melihat tanggapan Noir Archibald yang mendadak muncul tadi terlihat tidak puas. Ia pun menjawab, "Lalu kenapa kau melindungi--"
"Gerrard."
"Apa?"
"Ia memberikanku informasi. Ada dua petinggi mereka yang melarikan diri ke belakang gunung, kejarlah dua orang itu."
"Archi kau tidak bisa--"

   Ucapan Gerrard terpotong ketika ia melihat tatapan Noir Archibald yang tajam. Mulut tuannya tiba-tiba berujar,"Kau...membantahku,Gerrard?"

  Gerrard terdiam untuk beberapa saat. Nada bicara tuannya terdengar tajam dan menusuk, "Ti-tidak Archi. Aku akan mengejar dua orang itu sekarang juga."

  Tak lama setelah Gerrard pergi, Archi memutuskan untuk membopong tubuh Aimee yang tidak sadarkan diri. Archi sadar, gadis itu membutuhkan pertolongan medis secepatnya, mengingat kondisinya yang teracuni.
"Archi."

  Sesosok lelaki dengan rambut pirang dan kacamata bulat mendadak muncul di hadapan Noir Archibald. "Kau mau--"
"William, tolong kau ambil komando dan urus seluruh urusan disini. Cari informasi sebanyak mungkin dari tempat ini."
"Tunggu dulu, kau mau kemana?"

  Archi membopong tubuh Aimee yang sudah tidak sadarkan diri. Ia pun beranjak pergi.

"Aku harus menyelamatkan nyawa gadis ini."

-o0o-

"Rilley, perasanku tidak enak. Kenapa kamu tidak membawa satu pun ksatria?"

   Rilley tidak menjawab rekannya. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia takut untuk berhadapan dengan ketuanya jika ia harus melapor bahwa Aimee hilang.

"Woi, Rilley! Jawab aku!"
"DIAMLAH AKU SEDANG BERPI--"
"Teknik berpedang: Cheetah!"

   Seruan Rilley terpotong ketika ia melihat rekannya secara mendadak diserang oleh seseorang dengan secepat kilat. Orang itu nampak langsung memotong nadi di leher rekannya sehingga tak lama kemudian rekannya merenggut nyawa. Secara reflek Rilley mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke arah orang yang
"Diam disana! Jika kau berani bergerak aku akan menembakmu!"

   Orang itu tersenyum dan tertawa kecil. Ia menggunakan jarinya untuk menarik rambutnya ke belakang. "Tak kusangka ucapan gadis itu benar, aku terkejut juga."
"Diam kau atau akan ku tembak."
"Apa kau tahu, aku siapa? Aku si gila Gerrard. Jadi, tidak ada gunanya kau mengancam akan menembak."

  Rilley semakin ketakutan. Tangannya yang memegang pistol terlihat bergetar.
"Aku tidak takut padamu, pistol ini memiliki peluru yang telah membunuh ahli obat Maryland!"
  Gerrard membesarkan tawanya. Kemudian ia memegang pedangnya dengan kuat, "Sayangnya, aku tidak takut sama sekali dengan ancamanmu, sekarang terimalah kematianmu!"

  Gerrard mendekat ke arah Rilley dan hal itu membuat Rilley panik. Ia pun menembak Gerrard secara asal. Satu demi satu peluru melesat dengan tidak beraturan. Seluruh peluru itu berhasil dihalau Gerrard dengan pedangnya.

  Ketika jarak antara dirinya dan Gerrard sudab semakin dekat, lutut Rilley terasa lemas. Ia pun jatuh terduduk. Matanya menatap Gerrard mengharap belas kasih, "Aku mohon jangan bunuh aku!"
"Berisik. Baiklah apakah ada kata-kata terakhir!?"

-Tbc.

YUHUY GIMANA GAIS TANGGAPAN KALIAN TTG CHAPTER INI?
 

EVANESCENT AURA Where stories live. Discover now