18:: Bunda sakit, Kita khawatir

2.1K 418 131
                                    

Hari ini Jisoo berangkat ke sekolah bersama dengan Jeno, sebab Sehun ada rapat pagi dengan para pegawainya.

Jeno sendiri oke aja Jisoo berangkat bareng dia. Lagipula dia udah nganggep Jisoo kaya kakaknya sendiri, jadi gaada kata ngerepotin diantara mereka apalagi mengingat dulu waktu kecil kerjaan Jeno itu ngerecokin Jisoo bareng Jisung waktu Jisoo lagi belajar.

"Kamu udah sarapan belum Jen?" Tanya Jisoo sembari memakai helm yang disodorkan Jeno.

"Belum, nggak biasa sarapan aku teh ... ntarnya mules" jawab Jeno

Jisoo mengangguk pelan, "oh ya, gimana progres pendekatan kamu sama Heejin?"

Jeno menggerinyit heran, "Apaan dah teh? Kita cuma temen"

"Tapi biasanya kalau keseringan di cie-ciein anak kelas bakal tumbuh rasa suka loh Jen"

"Nggak berlaku buat aku, jatuh cinta sama temen sendiri itu ribet teh"

Jisoo terkekeh, "Tapi nanti kalau kejadian jangan lupa kasih tau teteh ya"

"Tetehhh"

"Iya maappp"

"Ayo berangkat, udah siang tehh"

"Iya Jeno iyaaaa"

Jisoo naik ke boncengan Jeno, untungnya hari ini ia memakai celana jadi tidak ribet dibonceng oleh Jeno yang memakai motor.

Remaja bermata sipit dengan tahi lalat kecil di bawah matanya itu menyalakan mesin motornya lalu mulai melajukannya keluar dari pekarangan rumah Jisoo.

Melihat Jeno yang sudah tumbuh seperti sekarang ini rasanya membuat Jisoo tidak percaya kalau waktu sudah berlalu begitu cepatnya.

Dulu anak ini suka sekali merecokinya dan menghabiskan cemilan miliknya yang biasa disimpan di atas meja belajar.

Jeno juga sering menginap di rumahnya sebab kedua orangtuanya sibuk bekerja, ia bahkan pernah mengompol saat tertidur. Katanya ia bermimpi kencing di toilet tapi efeknya malah terbawa ke dunia nyata.

Lalu disaat sore ia akan berlarian di halaman rumahnya bersama Jisung, mengejar kelinci yang Jisoo pelihara kala itu.

Lucu juga ya kalau mengingat moment-moment itu.

Dan sejak kecil Jeno seringkali dianggap sebagai anak yang tidak peduli pada sekitarnya. Padahal menurut Jisoo tidak, anak itu bahkan sangat peduli pada hal apapun yang ada di sekitarnya hanya saja ia tidak pintar mengekspresikannya.

Contoh kecilnya adalah ketika dulu kedua orang tua Jisoo pergi ke luar kota dan Jisung terserang demam disaat ia ada ujian sekolah, anak itulah yang menjaga Jisung disaat ia sedang ujian.

Lalu disaat Jisung menangis tanpa Jisoo ketahui penyebabnya, Jeno lah yang membujuknya dengan kata-kata penenang.

Karena dibalik label 'cuek' yang Jeno miliki, ia menyimpan banyak perhatian dan kepedulian didalamnya.

***

Sesampainya di sekolah, Jisoo turun dari motor Jeno dan pergi lebih dahulu ke kantor sebab Jeno melipir ke kumpulan di samping parkiran yang tak lain anak-anak Buana Boys.

Crazy Network Engineering (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang