"Iya kalo cari suami itu harus cari yang sopan dan juga mapan . bener kan Mom? Baru bisa dijadikan calon suami"

tuh kan jadi kangen Majikan. Pak Bagus Vio kangen.

"Nah itu kamu tahu. Jadi perempuan itu realistis aja. Karena biasanya perceraian terbanyak kasusnya dari faktor ekonomi"

"Lagi pada gosipin apa nih cewek-cewek?" tiba-tiba Dhani datang memotong pembicaraan.

"Daddy?" Teriak Viola kaget saat melihat Daddy-nya.

"Kamu gak kangen Sama Daddy?"

"Kangen Banget Dad" Ucap Viola sambil memeluk Daddy-nya.

Adelia tersenyum melihat keluarganya rukun seperti ini. apalagi melihat Viola sudah datang kerumah dengan perubahannya yang drastis semakin membuatnya sangat sayang pada anak perempuannya.

"Lah-lah ko Istri Marcel gak di ajakin Gosip sih?" Marcel datang masih dengan jas kantornya.

"Eh iya mbak Tiara sini! Emang gak kangen sama Vio"

"Tuh ko malah Tiara yang ditanya. Emang sama mas gak kangen?"

"Nggak. Mas-kan seneng kalo liat Vio gak ada. biar bisa makan ayam goreng jatah Vio kan?"

"Nah itu tau"

"Ih... Jahat banget"

Semuanya tertawa melihat pertengkaran Viola dan Marcel. Rumah itu kembali ramai. Sebelumnya ketika Viola kabur dari rumah, semuanya tak ada yang bercanda. Bahkan liat makanan aja Adelia jadi tidak nafsu.

Tengnong..

Suara bel pintu berbunyi. Marcel sudah menebak jika itu Sahabatnya yang sudah datang, padahal belum juga isya tapi anak itu sudah datang. Tertebak sekali jika dia kelaparan. Marcel yang membayangkannya malah ingin tertawa.

"Eh Vio!" Panggil Marcel, karena melihat Viola hendak membuka pintunya, "udah Mas aja yang buka." Lanjutnya lagi.

"Yaudah Vio mau kedapur dulu kalo gitu. mau ambil ayam goreng" ucap Viola yang langsung pergi ke dapur.

Marcel melangkah mendekati pintu rumah, dan benar saja orang yang bertamu kerumahnya itu Bagus.

"Waaah belum juga isya elo udah dateng aja kerumah gue." Ucap Marcel sambil terkekeh.

"Gak boleh dateng jam segini nih gue?"

"Ya boleh dong, dateng dari pagi juga boleh. kalo lo mau" canda Marcel.

"Hahaha" bagus tertawa renyah.

"Yaudah masuk-masuk! mumpung udah ngumpul, untung lo datengnya cepet. Kalo lo telat dateng mungkin masakannya udah ludes gue makan"

Keduanya memasuki rumah besar keluara Maldhani Siregar. Ini untuk pertama kalinya lagi dia masuk kerumah ini, setelah bertahun-tahun lamanya. Rumahnya tak ada yang berubah. Meski Luas dan megah tapi semuanya masih sederhana dan tak mencolok. Seperti karakter penghuninya, meski keluarga konglomerat, keluarga Siregar masih mempertahankan adat istiadat dan tatakrama di dalam keluarganya.

Viola yang membawa nampan ayam goreng tiba-tiba kaget melihat Majikannya berada di ruang makan. Ko bisa? teman masnya itu Pak Bagus?

"Vi ko lama banget bawa ayam gorengnya?" Tanya Adelia yang sudah masuk kedapur.

Viola hanya terdiam. Masih melihat Bagus yang sedang tertawa bersama Mas dan Daddynya.

"Kamu kenapa? ko kayak kesambet?"

"Awww... " Viola menjerit pelan.

"kepala kamu kenapa?"

"kepala Viola pusing Mom, Viola gak bisa makan sekarang. Viola mau masuk kamar aja ya. pusing banget kayanya kecapean deh" ucap Viola yang tentu berbohong.

"Ko tiba-tiba?"

"Iya Mom. bilangin aja sama mas marcel maaf gak bisa nemuin temennya. Awww..." Viola kembali menjerit sambil memegangi kepalanya pura-pura kesakitan.

"Yaudah. kamu cepet istirahat terus minum obat"

"Yaudah Mom, Viola ke atas dulu ya"

Lalu Viola hendak pergi ke kamar memakai kunci belskanh.

"Eh ko jalan tangga belakang?"

"Gakpapa Mom Biar deket" Bohong Viola. Padahal itu hanya alasan agar tak berpapasan dengan Bagus.

Adelia menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat anak perempuannya. Setelah itu dia kembali ke ruang makan.

"Ko Mommy yang bawa Ayam Gorengnya? Si Vio kemana?"

"Katanya dia pusing jadi sekarang masuk kamar?"

"Lah ko tiba-tiba?"

"Gak tau tuh aneh banget. Padahal tadi gak kenapa-napa"

"Oh iya Gus Lo kan dokter. Bisa periksa si Viola gak? takut kenapa-napa tuh anak"

"Boleh. Tapi setau gue aja ya, lo kan tau gue dokter bedah"

"Iya"

"Yaudah ayo nak Bagus, kamarnya ada di lantai atas"

Bagus dan Adelia berjalan menuju kamar Viola. Sementara Viola yang di kamar buru-buru mengunci pintu takut tiba-tiba disuruh keluar.

"Ko bisa Pak Bagus ada dirumah gue? aduh bisa ketahuan nih. gue harus cari cara. Ih gue malah jadi pusing beneran kalo kayak gini."

Tok tok tok tok

"Vio kamu di dalam? Mommy bawa Dokter Bagus nih buat periksa kamu. Barang kali kamu kenapa-napa"

Buset ko jadi malah kesini?

"Vio gak kenapa-napa Mom. ini cuma pusing biasa" Teriak Viola di dalam Kamar.

Bagus mengerutkan dahinya. Ko suara adiknya Marcel seperti suara Marni pembantunya.

Apa jangan-jangan???

Bersambung...

Cuma mau bilang makasih yang udah mau baca cerita gaje ini. Jujur dipikiran gue cerita ini udah kaya Drakor, tapi pas dituangin kedalam tulisan kenapa kayak susah banget. Mungkin karena gue keseringan baca Status Branda bukan Baca Novel hahahaha...
Yaudah Wasallam..

ig: @cucurofiah
wattpad cadangan barang kali akun ini gak bisa dibuka CucuRofiah4

My Perfect Majikan (Terbit)Where stories live. Discover now