2

278K 18.3K 1K
                                    

Viola benar-benar pergi dari rumah. tak satupun keluarganya mencegah dia untuk pergi, bahkan mommy-nya juga cuma berkata "kalo lapar jangan lupa pulang ya Vi"

Apalagi mas Marcel, "Mas harap kali ini kamu bener-bener pergi dari rumah, soalnya kalo ada kamu, yang rebut Ayam goreng Mas bukan cuma Daddy" Benar-benar persetan buat Mas Marcelnya.

Viola berjalan di trotoar dengan rambutnya yang masih acak-acakan. beberapa orang yang melintas menatap dirinya iba. gadis secantik dia berjalan seorang diri bagaikan orang gila. bahkan sandalpun ia tidak memakai karena lupa.

Bagaimana bisa dia kabur tanpa membawa apapun. hanya baju tidur bermotif monokorobo kesukaanya yang ia pakai, untung saja tadi ia sempat makan.

Dia terus berjalan, tanpa tau arah tujuannya kemana? matahari mulai terik, kulitnya merasa kepanasan di suhu kota Jakarta. Bodohnya ia tidak membawa handphon, jika membawa mungkin dia bisa menginap dikostannya Alex dan menyuruh dia untuk menjemputnya disini.

Tiba-tiba saja selembar uang berwarna ungu dengan jumlah sepuluh ribu melayang terbawa angin hinggap didepan kakinya. matanya memicing penuh selidik takut-takut yang ia lihat bukan uang beneran, masa orang jaman sekarang membuang uang dengan cuma-cuma? karena nyari duit itu susah.

tinggal melangkah Vi, lo pasti bisa ambil tuh duit lumayan buat makan siang nanti.

Namun dewa neptunus belum berpihak padanya, ketika dia jongkok hendak mengambil uang tersebut, tapi uang itu malah kembali terbawa angin hingga melayang ketengah jalan raya. Disini bodohnya Viola, dia malah mengejar calon uang miliknya tanpa melihat kanan dan kiri.

tin.. tinn.. tin..

Suara kelakson mobil dari arah kiri saling bersahutan, hingga Viola sampai ditengah jalan dan..

"yess akhirnya ketangkap juga..."

lalu Buuuk..... Mobil dari arah kanan jalan menabrak dirinya hingga tak sadarkan diri.

***

Viola terbangun dari mimpi indahnya. matanya terbuka perlahan namun aneh ruangan yang ia tiduri tidak seperti biasa. Aksen kamarnya berwarna serba putih dan dua gorden yang menghalangi ranjang di kanan kirinya. sesaat ketika dia melirik ke sebelah kiri ada seorang wanita paruh baya yang mulai tersenyum melihatnya. Apakah dia bermimpi?.

Ah masih mimpi ternyata, lanjut tidur lagi ah !

Seketika dia menutup matanya kembali dengan senyuman yang damai. Emang dasar Viola, cantik-cantik tapi pikirannya Abstrak.

Wanita paruh baya disebelahnya mengerenyitkan dahi ketika melihat Viola hendak menutup matanya kembali. "mbak?.." panggilnya.

Namun yang dipanggil malah tak bergeming.

"mbak?.." kini diguncangnya bahu Viola hingga sang pemilik merasa risih.

"Mbak? mbak sudah bangun?"

Suara panggilan wanita paruh baya disebelahnya tampak nyata dikuping Vio, yang awalnya ia kira mimpi tapi benar itu suara wanita memanggilnya, suaranya nyata dan sangat jelas. Seketika dia melebarkan matanya, dia melihat sekelilingnya dengan kaget.

"Aku di mana? kalian siapa?" bagaikan Orang hilang ingatan Vio berbicara, suster yang sedang mencopot selang impuspun ikut aneh melihat tingkah Viola.

"Anda siapa?" ucap lagi Viola.

"Ah iya, kenalin nama saya Asrita, kamu bisa panggil saya Asri, tadi saya yang menabrak kamu di jalan" ucapnya ramah sambil mengulurkan tangan.

Seketika ingatannya kembali, kejadian tadi siang ia tertabrak mobil gara-gara mengambil uang sepuluh ribu ditengah jalan raya. Mau ditaruh dimana mukanya jika mereka tau kalo dia tertabrak gara-gara uang sepuluh ribu. Sebenarnya Viola punya uang yang lebih dari sepuluh ribu, bahkan satu truk eh ralat puluhan truk bahkan, semuanya berisi uang sepuluh ribu. Jika bukan karena tekadnya yang ingin restu dari orang tua, mana mau dia seperti ini? kalo Daddy-nya mampu kenapa dia harus menjadi orang susah.

Berpikir Vio berpikir!! ini kesempatan emas buat lo kabur dari rumah, lo bisa manfaatin ni orang, buat sementara waktu lo dalam sesi minta restu mommy.

"Nama Saya Vi.... eh ni maksudnya Marni, iyah nama saya marni hehehe" Dia tersenyum canggung didepan wanita paruh baya bernama Asrita itu.

"Oh iya mbak Marni, saya minta maaf soal tadi siang nabrak kamu di jalan." jelas Asrita tulus.

Viola tersenyum terpaksa "..iya tidak apa-apa Bu, lagian saya yang salah nyebrang jalan gak liat-liat"

"Oh iya rumah kamu dimana Marni? biar saya yang antar?"

"Rumah? Rumah saya..."

Buset masa lo mau pulang ke tempat Mommy? gagal nih acara kabur gue. Berpikir Vio Berpikir!!!.

"iya rumah kamu.."

"Sebenarnya saya datang dari kampung bu, niat ke Jakarta mau cari kerja, tapi tadi pagi barang saya digondol maling jadi saya sekarang gelandangan, saya sebatangkara Bu di Jakarta..."

Dengan wajahnya yang dimelas-melaskan Viola berbicara pada Asrita yang umurnya mungkin sama dengan Mommy-nya, wajahnya cantik, agak sedikit keriput di bawah matanya namun karena penampilannya yang lebih modis Asrita lebih terlihat lebih muda dari umurnya yang seperti sudah menginjak kepala empat.

Asrita cukup prihatin dengan keadaan wanita yang tadi siang ia tabrak, perawat disebelahnya juga entah kenapa malah ikut-ikutan bermelow ria.

"Bu kasian nih mbaknya gak punya tempat tinggal, kasih pekerjaan aja Bu" timpal sang perawat yang entah datang dari mana ide seperti itu. Viola yang mendengarpun mengangguk-anggukan kepalanya tanda setuju dengan ide sang perawat.

Asrita tampak berpikir sejenak, "kamu bisa kerja apa Mar?" tanya Asrita pada Viola.

Buset apa coba yang bisa Viola kerjakan kalo bukan Makan, tidur, main, pacaran, masak aja nggak bisa, di kampus aja kerjaannya cuma numpang tidur, apalagi kerja yang benar-benar kerja.

"apa aja deh terserah Ibu, saya mah cuma dari kampung Bu, nggak tau apa-apa selain dirumah" jelas Viola yang tentu dia berbohong.

"Jadi Bambu aja mbak.. eh Babu maksudnya" perawat itu nyengir ketika menuturkan idenya ditambah salah berbicara pula, suster ini memang rada gelo sepertinya.

"iya deh Bu saya jadi Babu juga gapapa, asal bisa makan sama tidur juga saya udah bahagia" jelas Viola yang tentunya juga dia bingung harus berbuat apa? satu-satunya jalan buat dia bertahan didunia ini adalah orang yang menabraknya, mau ditaruh dimana mukanya nanti ketika bertemu Mommy-nya, baru beberapa jam kabur sudah kembali kerumah. itu mah namanya bukan kabur, tapi main. Apalagi kalo kabur bawa baju, dompet, handphone, plus ditambah tenda itu mah bukan kabur tapi piknik.

"Yaudah deh kamu boleh jadi Pembantu di rumah saya, kebetulan juga besok saya mau kebali itung-itung ada yang jagain anak saya"

Jagain Anak?, jagain anak kecil maksudnya? wah jagain anak kecil mah skill gue banget.

"iya deh gapapa sambil jagain Anak ibu juga" Ucap Viola sumringah.

Asrita tersenyum, "Yaudah berarti hari ini kamu ikut saya Marni". Viola mengangguk.

***
Dipublikasikan 28 Juni 2020
Cucu Rofi'ah

(Follow ig: cucurofiah)
Username : cucu rofi'ah adelia afifah

My Perfect Majikan (Terbit)Where stories live. Discover now