3

260K 17.5K 1.1K
                                    

**

Setelah insiden Viola tertabrak mobil, akhirnya sekarang Viola mendapatkan tempat untuk melarikan diri. siapa lagi jika bukan bu Asrita wanita paruh baya yang tadi siang menabraknya.

Sore ini juga Viola sudah dibolehkan pulang oleh dokter, karena memang keadaannya tidak terlalu parah. hanya lecet tergores aspal dibagian kakinya, dokter juga aneh kenapa Viola bisa pingsan padahal keadaannya tidak apa-apa. mungkin karena shok pikir dokter.

Setelah sampai rumah Asrita, Viola yang sekarang berganti nama menjadi Marni, diberi beberapa baju milik bekas pembantunya dulu yang tertinggal dirumahnya.

"ini baju milik pembantu saya dulu, namanya juga sama Marni. Dia sekarang resign karena sudah menikah, semoga cocok dikamu ya Mar"

Viola mengangguk, tidak apa-apa asal dia bisa berganti pakaian, dari pada bugil gara-gara tidak ada pakaian.

please semiskin itukah Vio sekarang?

"Sebenarnya tadi siang saya mau ke Bali, karena penerbangan 30 menit lagi pesawat mau landas jadi saya ngebut. eh gara-gara saya ngebut jadi gini deh nabrak kamu."

Viola yang mendengarnya merasa bersalah kepada Asrita, cuma gara-gara uang 10 ribu semuanya kacau. Asrita yang melihat ekspresi berubah Viola, buru-buru dia membenarkan kata-katanya.

"bukan salah kamu Mar, ini salah saya karena buru-buru. Anggap aja ini rizki kamu bisa dapet kerjaan. Lagian besok juga saya mau jadi ke Bali" Asrita tersenyum, dia merasa jika Marni pembantu barunya sudah seperti anaknya sendiri, Maklum dia janda beranak satu. Laki-laki pula anaknya.

**

"Bun Bagus pulang.." teriak seorang laki-laki yang melangkah mendekati ruang TV. Namun yang diteriaki tak sedikitpun menyahut.

Kepalanya celingak-clinguk mencari kesetiap sudut ruangan, namun ketika dia sampai di dapur ia melihat Bundanya sedang menata makanan di meja makan, lantas dia segera mendekati Bunda-nya. Mencium dan memeluk adalah kebiasaannya ketika dia baru pulang bekerja.

"Bunda katanya gak jadi ke Bali gara-gara nabrak orang? bunda gak kenapa-napa kan?" tanya laki-laki yang bernama Bagus itu, sambil mengecek seluruh tubuh Bundanya takut-takut ada bagian tubuh Bundanya yang hilang.

Asrita mencubit tangan Bagus pelan, yah Wanita yang disebut Bunda ini adalah Asrita, dan Anak yang Asrita ceritakan tadi adalah Tubagus Cahya Utama anak semata wayangnya, peninggalan terakhir almarhum suaminya setelah 10 tahun meninggal.

"Aww.. Bunda kalo nyubit keras banget" rajuk Bagus, yang tentu saja bohong karena tadi Asrita mencubit Bagus tak keras sedikitpun melainkan lebih cocok disebut sentilan.

Asrita tersenyum, "Bunda bawa hadiah buat kamu Gus"

Bagus mengerutkan kening, "hadiah apa Bun? bukan foto cewek lagi kan?" tanya Bagus sambil mencomot combro buatan Bundanya.

"Bukan, Bunda udah cape ngenalin kamu ke anak perempuan temen Bunda, semuaaanya kamu tolak"

Bagus nyengir kuda, memang benar selama ini Bundanyalah yang giat banget mencarikan Bagus Istri. padahal Bagus biasa saja, lagian jodoh sudah ada yang ngatur. selalu itu yang menjadi prinsif Bagus. Lagian orang tua mana yang tidak khawatir jika anaknya yang sudah berumur 33 tahun belum juga punya Istri, mau sampai kapan membujang terus-terusan?

My Perfect Majikan (Terbit)Where stories live. Discover now