Far Away

22 1 0
                                    

Apa sebenarnya arti cinta sejati?

Aku memikirkan pertanyaan itu saat duduk di kejauhan dan mengamatinya di antara orang-orang. Selama beberapa saat aku mengingat malam saat keluarga kami bertemu.. tapi kunjungan itu, sudah lebih dari enam tahun sekarang dan semakin lama semakin terasa seperti mimpi bagiku.

Itu adalah hari saat akhirnya aku memutuskan bergabung dengan NGO dan meninggalkan negri serta keluargaku, meninggalkannya menikahi adik laki-lakiku.

Namun setiap kali aku pulang, aku masih mengunjungi tempat-tempat yang pernah kami datangi. Berbagi tawa dan cerita dengan beberapa orang yang sama-sama kami kenal. Seketika itu juga, aku bisa melihat dirinya tersenyum ke arahku. Penuh pengharapan dan kasih yang tulus. Kenangan itu membuatku tersenyum, dan untuk sesaat, aku merasa tidak sendirian lagi.

Tapi aku sendirian. Sebagian diriku tau bahwa aku akan selalu sendirian. Aku menepiskan pikiran itu saat melihat sosoknya di kejauhan, bergandengan tangan saat berjalan memasuki rumah. Aku melihat mereka bersentuhan dengan cara yang mengungkapkan kasih sayang yang tulus di antara keduanya. Lalu sesaat kemudian seorang gadis kecil bergabung dengan mereka dan ketiganya masuk ke dalam rumah. Aku sempat bertanya-tanya apa yang mereka bicarakan saat berjalan masuk, karena aku ingin tahu tentang detail kecil kehidupan mereka, lalu aku sadar sepenuhnya bahwa itu bukan urusanku.

Pada akhirnya aku mengerti apa sebenarnya arti cinta sejati. Bahwa cinta berarti kau mendahulukan kebahagiaan orang yang kau cintai daripada kebahagiaanmu sendiri, tak peduli betapa menyakitkan pilihan yang mungkin harus kau hadapi.

Akhir-akhir ini, aku menjalani hidup dengan perasaan bahwa sesuatu yang aku butuhkan untuk membuat hidupku lengkap telah hilang. Aku tau bahwa perasaanku padanya tidak akan pernah berubah, dan aku tau aku akan selalu mempertanyakan pilihan yang kubuat.

Terkadang, tanpa bisa kucegah, aku bertanya-tanya apakah ia juga merasakan hal yang sama.

•epilog•

"Apakah kamu masih memotret?"
"Kadang-kadang masih."
"Saya dengar kamu tinggal berpindah-pindah di luar negeri?"
"Iya begitulah."
"Jadi kapan kamu akan pulang?"
"Sekarang masih belum tahu."
"Jangan-jangan kamu memang nggak pernah berencana pulang?"
"Nggak juga. Gadis kecil itu, berapa umurnya sekarang?"
"Enam tahun."
"Jadi sudah enam tahun yang lalu. Apa panggilannya padamu?"
"Bunda." (FIN)

flash fictionWhere stories live. Discover now