𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 11 : 𝐌𝐨𝐨𝐢

32 2 0
                                    

(bagus)What sounds comfortable is sometimes not good for us, sometimes what sounds painful is actually good for us to listen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(bagus)
What sounds comfortable is sometimes not good for us, sometimes what sounds painful is actually good for us to listen

***

(full flasback

Rumah Raiden, Minggu 15 Mei 2016

"Abang! Kemarin aku masa ditolongin sama mas-mas SMA ganteng!"

Raiden menggelengkan kepala melihat adiknya yang akhir-akhir ini gemar menonton berbagai macam drama korea dan merengek berulang kali ingin mempunyai pacar. Padahal, di usia Raiden yang sedikit lagi menginjak usia kepala dua pun sama sekali tidak berminat dengan persoalan rumit seperti itu. 

"Paling juga modal kasian itu."

Ila menggelendot di lengan kanan abangnya yang sibuk belajar dari bulan lalu. "Ah, Abang jangan gitu. Soalnya tuh Ila lihat sendiri dia kaya suka sama Ila tahuu!"

Raiden menoel dahi adiknya cepat lalu kembali membaca buku yang ada di meja belajarnya. Hah, tes perguruan tinggi tinggal menghitung hari, tetapi rasanya laki-laki itu sungguh tak bersemangat.

"Bang, ih kok nggak percaya. Nih, ya, Ila tu liat di drakor, katanyaaa, kalo tatap-tatapan lebih dari sepuluh detik tu bisa jatuh cinta, lho!"

"Jatuh cinta nggak secepet itu kali, La."

"Tapi aku riset ke Ibu sama ayah bisa jadi katanya!"

"Dikibulin kamu."

"Ih, tapi kok mas-masnya minta nomor Ila?"

Pensil yang tadinya Raiden putar-putar beberapa detik setelah mendengar penuturan adiknya langsung terhenti. Mata lelaki itu menilik manik sang adik cukup lama, kemudian bersuara. "Kamu nggak ngasih,'kan?"

"Ngasih, dong! Tapi kok sampe sekarang belum SMS Ila, ya, Bang?"

Embusan napas antara lega dan marah yang tertahan akhirnya keluar. Raiden memutar kursi belajarnya jadi menghadap sepenuhnya ke adik yang ia miliki satu-satunya. Tangannya yang dari beberapa hari terus saja mengerjakan soal, kini bergerak pelan mengelus rambut sebahu remaja yang beberapa tahun lalu didiagnosa memiliki gangguan pernapasan.

Silent In The Rain Where stories live. Discover now